Beberapa orang berlalu-lalang yang membawa koper menjadi pemandangan kelewat biasa, beberapa di antara mereka memasang raut wajah bahagia dan sebagian sisanya tidak rela meninggalkan Korea. Tapi mungkin Jimin adalah satu-satunya orang yang senyumnya tidak pudar sejak kali pertama ia menginjakkan kaki di sana. Meskipun tak terlihat karena tertutupi oleh masker yang tengah ia gunakan, tapi percayalah kadar kebahagiaan Jimin berada di luar skala.
Tepat lima hari sebelum jadwal konser mereka dilanjutkan, Jimin memilih untuk meninggalkan Korea dan pergi ke Inggris. Terdengar tidak mungkin, tapi kelicikan lelaki itu selalu berhasil membantunya melakukan apa yang terkesan tidak mungkin. Jimin itu licik, dia tahu harus menggunakan otaknya di saat yang tepat—untuk menguntungkannya dan tidak merugikan orang yang ia sayangi.
Kali pertama saat ia bertemu Taeri terjadi sebuah hal yang cukup aneh. Kenyataan bahwa tanda tangan Jimin dipalsukan dan memaksanya untuk mengikuti ketentuan yang ada. Tentu Jimin tidak berubah bodoh, ia tahu jika hal sejenis itu harusnya tidak diperbolehkan dan melanggar kontrak yang ditetapkan. Maka dari itu dia meminta Taeri untuk mengulangi perkataannya dan merekam perkataannya.
Dia tidak menduga jika hal tersebut sangat menguntungkan. Bisa dikatakan jika Jimin mengancam—dia memberikan rekaman percakapannya dengan Taeri yang mengatakan jika tanda tangan Jimin tertera dengan jelas pada lembar kontark. Membuktikan bahwa mereka memanipulasi keadaan. Pada awalnya si pendiri agensi itu mengabaikan dan mengatakan jika kolaborasi mereka berdua tidak bisa dibatalkan karena keputusan dari kedua agensi telah disepakati.
Bingo. Jimin sukses merekam perbincangan mereka.
Sayangnya pria tersebut tidak bisa mengeluarkan Jimin dari BTS. Park Jimin adalah salah satu aset penting. Dan Jimin, entah dapat keberanian dari mana, ia berani mengancam akan membeberkan hal ini kepada media—tapi jelas tidak akan ia lakukan, sebab Jimin tidak akan membiarkan reputasi dirinya, semua rekan dan agensinya hancur. Mengingat mereka telah berusaha keras untuk sampai diposisi ini.
Jimin berhasil memerasnya dengan ketakutan dan berbagai macam kekhawatiran. Menyenangkan, Jimin mendapatkan apa yang ia inginkan. Setelah itu sebuah kesepakatan dibuat, Jimin mendapatkan keinginannya untuk pergi ke London dan mereka tetap bisa melihat Jimin melakukan kolaborasi dengan Taeri.
Bagi Jimin, hal itu sudah lebih dari cukup. Mereka juga mengatakan akan membayar beberapa media untuk menutupi kepergian Jimin. Lembaran-lembaran kertas finansial tersebut sungguh berbahaya dan berguna di saat bersamaan. Mereka sengaja melakukannya agar tidak ada lagi berita buruk yang mengakibatkan publik berspekulasi akan suatu hal yang harusnya tidak mereka ketahui.
Tidak terkejut, media play seperti ini sudah wajar terjadi.
Keterkejutan keberangkatan Jimin yang telah terjadwal membuat para rekannya kebingungan, Yoongi, Namjoon dan Taehyung marah. Mereka marah karena kecewa, Jimin tidak membagi banyak hal. Sungguh, tidak banyak yang lelaki itu ceritakan pada mereka—hanya sekelibat kejadian yang menjadi inti masalah dan hal itu hanya satu kali.
Sehari sebelum Jimin berangkat, mereka berkumpul di ruang utama untuk berdiskusi atau lebih tepatnya menjelaskan secara realistis apa yang tengah terjadi.
"Jika kau memilih dua hal yang sangat kau sukai, kau bisa hancur karna tak bisa merelakan salah satunya." Namjoon memberikan peringatan dengan tegas. Dia tahu jika pemuda itu tidak bodoh, mungkin kali ini sarafnya cukup bermasalah. Namjoon perlahan membentuk sebuah lingkaran kecil menggunakan kedua tangannya, perlahan ia lebarkan seiring dengan perkataannya. "Karna jika energimu hanya sekecil ini, kemudian akan menangani dua hal dengan energi yang dua kali lipat—kau bisa hancur karnanya."
Mendengar hal tersebut Jimin membisu selama beberapa saat. Dalam keheningan tersebut Seokjin pun menjelaskan. "Kita mungkin tidak mengerti persis seperti apa yang kau rasakan saat kau memilih menghilang. Saat itu kita panik, marah dan sedih, kau tak bercerita banyak pada kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO MY IDOL
Fanfiction(on hold) Jimin kabur dari kenyataan berbekal niat dan nekat. Secara tidak sengaja ia berhasil menyelamatkan nyawa seorang perempuan yang selalu berhasil membuat Jimin menggeleng tak percaya. Susunan rencana ideal yang telah Jimin buat untuk kehidu...