"Pulang yuk.."ajak Laras.
"Ayo..udah semua? Ngga ada yang ketinggalan?"
"Udah.."
"Pamit sama Farah dan Zaki ngga?"
"Boleh,ayo.."
Keduanya pun naik ke atas panggung dan berpamitan ke Farah.
"Far..kita pulang dulu ya.."pamit Laras.
"Loh kok cepat sekali.."
"Iya,besok dia harus pulang."sahut Laras.
"Tugas ya mas?"tanya Farah ke Wahyu.
"Iya.."
"Kamu tau dari mana?"bisik Laras ke Farah.
"My husband."jawab Farah.
"Yelahhh.."
"Ya sudah kami pulang, terimakasih Farah."ucap Wahyu.
"Ya, sama-sama.."
Laras dan Wahyu pun berjalan menuju pintu keluar dan nampak hujan turun dengan derasnya.
"Hujan Ras.."
"Gimana dong?"
"Tunggu reda aja."sahut Wahyu.
"Yah,lama jadinya."
"Mau hujan-hujanan?"
"Ngga mau."
"Bentar kamu sini dulu."
Wahyu berlari kecil ke parkiran menerjang hujan.
"Dia mau ngapain coba? Bawa payung juga kaga."batin Laras.
"Nih.."ucap Wahyu menyodorkan sebuah hoodie berwarna hitam.
"Punya siapa?"
"Punya kamu? Kok bisa di mobil?"
"Tadi kebawa,eh malah hujan,ya pake aja."
"Tadi kehujanan kan,nanti sakit loh."ucap Laras.
"Nggak tenang aja,ayo dipake."
"Yuk udah."ajak Laras.
"Jadi kaya Masha."
"Ihh.. Masha kan bocah."protes Laras.
"Kamu juga bocah."ledek Wahyu.
"Ayo pulaaaanggg.."seru Laras.
"Ayok lariiiii.."keduanya berlari kecil.
"Buka bukaa.."seru Laras.
Wahyu pun membuka pintu mobil dengan cepat.
"Masuk ras.."suruh Wahyu.
"Huftt.."
"Sepatu ku jadi becek.."protes Laras.
"Suruh siapa nerjang hujan."
"Ambilin sendal jepit di belakang."
"Ini?"
"Betul.."
"Sempet sempetnya bawa beginian."
ucap Wahyu."Safety dong."
"Langsung pulang?"
"Yoeee.."
"Besok aku pulang ya."
"Iya...berarti jadi 8 bulan ke depan kita baru ketemu lagi dong."
"Iya,8 bulan."
"Huhuuu,hampir satu tahun."
"Aku janji, setelah aku pulang kita akan tunangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny of Allah [END]
RomanceDari seutas doa yang dulu dipanjatkan, dengan kekuatan doa dan sekarang adalah kenyataan.