"Heh Bu Murni,itu cowok yang dirumahnya Bu Yuni siapa ya?"tanya Bu Asri.
"Ngga tau to bu.."
"Laras katanya ngga punya pacar kok bawa cowok ke rumah."sahut Bu Sari.
"Tapi ganteng loh cowoknya."sahut Bu Rani.
"Mungkin temennya Laras kali bu ibu.."tengah Bu Era.
"Iya temennya,itu juga Laras ngga bawa,cuman dianya nyusul."tambah Bu Nuri.
"Ya kali suka sama Laras."ucap Bu Asri.
"Yah biarin aja to bu.."sahut Bu Era.
"Nah tuh ada Bu Yuni datang,kalo yang kepo tanya langsung saja jangan ngomong dibelakang."seru Bu Nuri.
Bu Yuni pun, mendekati sekumpulan ibu-ibu di depan tukang sayur.
"Assalamualaikum, ibu-ibu."sapa Bu Yuni.
"Bu Yuni.."tanya Bu Asri.
"Iya Bu Asri?"sahut Bu Yuni.
"Itu yang di rumah cowoknya Laras ya?"
"Hehe,itu tunangannya Laras."
Bu Yuni sengaja berbohong,agar semua ibu-ibu rempong dihadapannya tak membicarakannya terus-menerus.
"Lah tunangan kapan?"tanya Bu Rani.
"Pas kemaren saya ke Solo."sahut Bu Yuni.
"Oh gitu...kok ngga kabar-kabar.."
sahut Bu Sari."Lah cuman tunangan kok bu.."sahut Bu Yuni.
"Hahaha..kasian sekali mereka ku bohongin.."batin Bu Yuni.
Setelah selesai membeli sayuran Bu Yuni cepat bergegas pulang dari pada membahas hal yang tak penting.
Sesampainya di rumah, dimasaknya semua sayu yang telah ia beli tadi.
"Pak,nduk,le...ayo sarapan dulu."seru Bu Yuni.
Ketiganya pun berkumpul di ruang makan.
"Maaf loh bu,di sini jadi ngerepotin."
ucap Wahyu."Nggak le.."
"Ayo dimakan.."suruh Pak Iman.
Hanya dentingan antara sendok dengan piring yang menghiasi pagi itu.
"Berangkat ke nikahan temenmu jam berapa ras?"tanya Pak Iman.
"Jam sembilan nan pak..."jawab Laras.
"Sama Wahyu kan?"tanya Bu Yuni.
"Iya sama saya bu.."sahut Wahyu.
"Eh ras..tadi ibu-ibu di tukang sayur pada ngerumpi in soal kamu si."ucap Bu Yuni.
"Pasti soal belom nikah?"tebak Laras.
"Bukan.."
"Terus?"
"Soal Wahyu yang main ke sini."
"Wah jadi masalah to bu?"sahut Wahyu.
"Biasa orang sini, tenang aja."sahut
Pak Iman."Iya ngga usah dipikirin.."
"Ibu jawab apa emang?"tanya Laras.
"Tunangan mu."jawab Bu Yuni santai.
"Hah?"Laras dan Wahyu terkejut.
"Hehe biar ngga ribut."
"Tapi kan belum bu.."protes Laras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny of Allah [END]
RomanceDari seutas doa yang dulu dipanjatkan, dengan kekuatan doa dan sekarang adalah kenyataan.