Sementara itu, Brendon, setelah membersihkan diri dengan mandi dan memakai pakaian daruratnya yang baru dicuci, ia berdiam diri di dapur. Sungguh, ia merasa tak tenang, terlebih keberadaan Adiratna dan menahan emosinya.
Bukan hanya emosi yang harus ia tahan, melainkan birahi.
Ia merindukan istrinya, dan itu membuatnya frustrasi baik batin, dan fisik. Saat bersama bertiga di dalam, Brendon malah terbayang-bayang bagaimana adegan di ranjang bersama istrinya dulu, kebahagiaan lain pun terbayang tetapi satu itu yang jadi dominan karena di malam hari, cara Adiratna tidur ....
Rasanya Brendon tak ingin masuk lagi ke kamar.
Kini, ia duduk di salah satu kursi di dapur, diam sambil mengetuk-ngetukkan jemarinya ke meja makan, berpikir dengan semua kejadian ini malah membuatnya ingin melakukan itu.
"Menikahinya? Tidak ...." Brendon mulai berbicara pada diri sendiri.
"Mungkin wajah mereka mirip, tetapi mereka orang berbeda, hanya istri kamu yang ada di hati kamu, setelah anakmu cukup dewasa akan diberitahu hal tersebut dan bang, end!"
"Cinta datang karena terbiasa? Tidak, tidak ... tetap satu wanita yang ada di hatiku ...."
Brendon, terdiam, terlihat meragukan ungkapannya, hal yang membuatnya mengusap wajah sebelum akhirnya mendongak. "Aresha, apa yang harus aku lakukan?"
"Mm ... Tuan ...."
Brendon menoleh. "Aresha?" tanyanya kaget.
"I-ini saya, Adira ...." Brendon berdeham, kembali mendatarkan wajahnya. "Nona Muda Ayes enggak mau tidur sebelum ... Tuan tidur sama-sama katanya."
"Saya bakal nyusul nanti, kamu duluan aja di kamar." Benar-benar pemaksaan, Adiratna seperti membawa dirinya sendiri ke kandang singa untuk dimakan. Brendon belum benar-benar menetralkan dirinya.
"Iya, Tuan ...." Adiratna pun berbalik, beranjak pergi.
Dan Brendon tiba-tiba teringat pesan istrinya di masa lalu ....
Hal yang membuatnya menghentikan Adiratna. "Adira!"panggilnya, spontan Adiratna membalikkan badan. Terdiam, seakan kata-kata yang ingin diutarakan tersendat.
"Iya, Tuan?"
"Bagaimana kalau ...."
Digantung lagi ....
"Kalau kamu jadi istri saya?"
Tiba-tiba, petir menyambar, suaranya mengagetkan mereka berdua.
"Mama, Papa!" Lalu teriakan histeris dari Ayesha, membuat keduanya langsung berlari cepat ke kamar, nyatanya Ayesha menangis karena kaget suara mengerikan petir itu dan keduanya pun duduk di sisi berbeda, memeluk anak itu lembut berusaha menenangkan. Badan Ayesha gemetaran ....
Ia menarik erat ayahnya dan Adiratna, dan keduanya baru sadar mereka memeluk Ayesha, dan otomatis mereka juga berpelukan sedemikian rupa. Hujan pun turun dengan derasnya ....
Adiratna teringat ungkapan Brendon, tentang ajakan Brendon ... ia menjadi istrinya?
"Ayo, kita tidur, Sayang ...." Brendon membaringkan Ayesha, yang otomatis membuat Adiratna ikut terbaring karena masih memeluk Ayesha sendiri. Kini, keluarga kecil itu masih berposisi demikian, terlebih Ayesha kelihatan masih gemetaran dan takut sekalipun menutup matanya.
Ia mulai nyaman akan mereka berdua ....
Dan Brendon, yang lelah, lebih dahulu tertidur sementara Adiratna, ia tahu ia terjebak di posisi ini. Pikirannya mungkin banyak, terutama ungkapan Brendon yang masih ia ragukan apakah telinganya berbohong ... semua ini membuatnya lelah hingga akhirnya dirinya tertidur pulas.
BERSAMBUNG ....
•••
Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI NDESO MAS CHEF [Brendon Series - L]
Romance18+ Bermaksud kabur dari perjodohannya dengan juragan beristri dua, Adiratna masuk ke mobil yang salah dan malah bertemu chef duda ganteng tetapi begitu dingin yang anaknya tiba-tiba memanggil Adiratna ibu karena mirip dengan almarhumah istri pria i...