Part 19

60.4K 5.5K 48
                                    

Brendon kemudian mendekatinya sambil berbisik di telinganya. "Formalitas saja, oke? Kita cek juga kondisi kamu yang lain."

Bingung, meski demikian Adiratna menurut. Mereka ke rumah sakit kemudian, sekeluarga, dan Adiratna melakukan pemeriksaan begitupun Brendon. Cukup banyak tes yang dilakukan dan ada tes yang belum diketahui hasilnya. Adiratna kemudian diberikan obat vitamin setelah itu.

"Pa, Mama gak bakal kenapa-kenapa, kan?"

"Iya, enggak akan," katanya, Adiratna masih bingung. "Tes HIV keluar dua hari ke atas biasanya, jadi nanti kita bakalan ke sini."

HIV? Ah Adiratna tahu, imun yang diserang dan penyakitnya disebut AIDS. Ayesha memeluk Adiratna kemudian.

"Ya udah, setelah ini kalian mau jalan-jalan?" ajak Brendon.

Ayesha memekik, "Mau!" Kemudian, ia menatap Adiratna. "Tapi Mama beneran gak papa, kan? Kalau Mama masih kenapa-kenapa Ayes gak mau jalan-jalan!"

"Mama enggak papa, kok, Sayang ...." Ayesha tersenyum hangat.

Setelahnya pun, mereka masuk ke mobil. Ayesha duduk di depan di pangkuan Adiratna, di sampingnya Brendon menyetir, seperti tadi. Kemudian, mobil dijalankan pria itu dengan kecepatan sedang menuju ke sebuah tempat.

Taman hiburan.

Saat keluar, Adiratna ternganga akan tempat luas dan banyak orang dan kelihatan menyenangkan itu, ia juga melihat mainan asing dan mainannya zaman dulu yang lebih indah dan dihias. Ia tak sempat benar-benar mengagumi tempat itu sampai Ayesha menarik tangannya dan juga tangan Brendon agar melangkah bersama.

"Mama, ayo kita naik komidi putar!" Ayesha begitu antusias menghampiri area di mana kuda yang diputar di wadah melingkar dan naik turun. Di sana terlihat orang-orang bahagia menaikinya.

"Mm ayah kamu?" tanya Adiratna.

Brendon tertawa pelan. "Biar Papa pesenin tiketnya, ya." Brendon memesan banyak tiket untuk tiap arena bermain, dan kemudian dua kini terpakai untuk Adiratna dan Ayesha naik.

"Eh?"

"Kalian aja yang naik, aku di sini ngejaga," katanya tahu arti wajah Adiratna. Mereka pun naik ke kuda yang berdekatan, Brendon mengeluarkan ponselnya dan merekam.

Sudah lama ia tak melihat Ayesha sebahagia ini, Adiratna pun juga kelihatan bahagia karenanya. Seakan beban hilang melihat mereka semua berputar, tertawa, ditemani lagu-lagu anak-anak yang ceria.

Brendon, di ponselnya yang merekam, terbayang anak dan almarhumah istrinya di masa lalu.

"Aresha, apa pilihanku tepat?" tanyanya bergumam. "Aku sekarang memikirkan hati Adiratna, bagaimana jika aku mencintainya karena aku menganggap dia adalah diri kamu ... itu benar-benar ... egois."

Dan Brendon, merasakan seseorang memeluknya dari belakang.

"Kamu akan belajar akan hal itu ... berbahagialah tanpa aku ...."

Brendon memejamkan mata, kemudian membuka matanya lagi. "Aku berusaha siap." Brendon akui, ia jatuh cinta, tetapi rasa cintanya ... Aresha ke Adiratna.

Setiap permainan yang dimainkan mereka berdua, Brendon merekamnya, dan membayangkan di masa lalu seakan masa lalu terulang lagi. Rasanya aneh dan semakin aneh ... hingga kini mereka naik biang lala raksasa.

"Wah, ternyata turbin air bisa dijadiin mainan gini, ya," kata Adiratna menatap sekitaran.

Ayesha mengerutkan kening. "Mama ngomong apa?" Hal yang membuat Adiratna terdiam.

"Ayo kalian ngadep sini, kita foto, gaya imutnya!" Brendon mengalihkan perhatian, keduanya menghadap Brendon dan Ayesha kelihatan melupakan pertanyaannya tadi dengan tersenyum lucu ke kamera.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

ISTRI NDESO MAS CHEF [Brendon Series - L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang