Part 23

59.4K 5K 55
                                    

Brendon berdiri di belakangnya, membantunya me-roll sushi agar tak kacau dengan hati-hati, posisinya sama seperti adegan mesra suami istri yang saling berpelukan dari belakang. Sayangnya, hanya sebentar.

"Sudah bisa, kan?"

Adiratna mengangguk, merutuki hatinya yang ingin lagi. "Iya, Mas." Dan menganggap Brendon suaminya, ia tak sadar telah memanggilnya mas begitu saja. Brendon terdiam selama beberapa saat. "Eh, ma-maaf ...." Mereka menatap Ayesha, syukurlah gadis kecil itu sibuk.

"Aresha gak memanggil aku Mas, harap hati-hati, Adira."

"Ma-maaf ...."

Ia pun meneruskan melakukan aktivitasnya, dan ia rasa makanan favorit Aresha terlihat enak. Tak lama pun, semuanya siap, sushi begitu banyak tersedia di atas meja dan Adiratna semakin penasaran dengan rasanya.

"Nih, Mama!" kata Ayesha, menyerahkan sumpit pada Adiratna, dua benda yang tidak Adiratna mengerti apa maksudnya diberikan padanya.

Ditusuk? Ujungnya tak tajam.

"Begini caranya," bisik Brendon, ia memakai sumpit untuk mengambil salah satu sushi, diapit, mencelupkannya dengan kuah sebelum akhirnya memakannya.

Adiratna mengangguk, ia berusaha meniru Brendon melakukannya, tetapi nyataya tak semuda melihat. Ia menjatuhkan sumpitnya hingga menjadi pusat perhatian Ayesha.

"Mama kenapa? Mama pusing?" tanya Ayesha khawatir.

"Eh, Ma-Mama enggak papa, kok." Ia memegang sumpitnya lagi, terlihat kesusahan, dan semakin gugup kala Ayesha memperhatikannya.

"Huh, keknya kamu udah lama enggak megang sumpit, ya, Sayang? Biar aku bantu." Brendon berakting dan debuman jantung Adiratna seakan menggebu kala pria itu memegang tangannya, membantunya mengapit salah satu sushi, mencelupkannya ke kuahnya dan menyuapkannya ke Adiratna. "Gimana, Sayang?"

"Enak ...." Adiratna mengangguk, entah yang enak adalah makanannya yang padahal hanya ia apit di mulut atau Brendon yang sedari tadi ia pandangi.

"Yeay! Mama suka, ya?" Barulah, Adiratna sadar, ia mengunyah sushi tersebut dan tersenyum ke arah Ayesha.

"I-iya, Sayang ... enak banget." Ia jujur akan hal itu meski rasanya masih agak asing.

"Nanti kapan-kapan kita masak bareng lagi, ya! Mumpung Papa liburan!" kata Ayesha bahagia.

"Iya ...." Adiratna menatap Brendon lagi, pria itu menghela napas lega. Kini mereka pun makan dengan bahagia meski Adiratna harus meminta bantuan ke Brendon untuk mengapit terus-terusan hingga ia bisa sendiri.

Nyatanya, selain Adiratna ketagihan, Brendon juga ... ia ingin menyentuh tangan Adiratna terus-terusan, menyentuhnya ....

Pria itu menghela napas berat. Ia fokus kembali makan sebelum akhirnya semuanya selesai. Kini, Adiratna pun mencuci piring, di mana Ayesha langsung menghampirinya.

"Mama, biar aku bantu!"

"Eh, enggak usah, Ayes ...."

"Pokoknya Ayes mau bantu!" Ayesha bersikeras, dan Adiratna hanya bisa tersenyum menuruti permintaannya. Keduanya pun mencuci piring berdua dan Brendon memperhatikan mereka ... teringat istrinya di masa lalu dan anaknya yang lebih kecil dulu.

"Mungkin ... keputusanku sudah benar. Ya, kan, Aresha?" Mengetahui, kebahagiaan itu di depan matanya. Tawa dan senyuman anaknya yang begitu jarang hadir di sana kini kembali. Selesai mencuci piring pun, mereka menuju ke ruang keluarga, Ayesha asyik menonton televisi ditemani Adiratna, yang menayangkan kartun sementara Brendon, asyik memainkan ponselnya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

ISTRI NDESO MAS CHEF [Brendon Series - L]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang