A WOUND! ~ 2

5.4K 390 58
                                    

Boleh dong, sebelum baca Tap Bintang nya dulu ☺️💞

Happy Reading

🌱🌱🌱

Setelah kejadian pagi tadi yang begitu menyakitkan sekaligus memalukan, Malla memutuskan pergi untuk makan siang, walaupun perutnya sama sekali belum terasa lapar, tapi ia sangat membutuhkan untuk menenangkan dirinya. Maka disinilah Malla berada, disebuah kafe yang tidak terlalu ramai oleh pengunjung.

Malla yang mengenakan rok span berwarna krem serta kemeja putih tulang dengan renda pita dibagian lehernya tersenyum lesu dan mengacungkan tangannya diudara ketika iris bola matanya menangkap sosok wanita cantik yang sedang duduk di bagian sudut kafe ini.

"Kenapa sih? Galau?" Tanya Abel ketika melihat wajah lesu Malla, yang baru saja mendaratkan bokongnya dipermukaan kursi.

Abella Nasution atau sering akrab dipanggil Abel adalah teman dekatnya Malla selain Narra. Itulah sebabnya, ada Abel disini, tentunya atas dasar permintaan Malla sebelumnya lewat telepon.

Jika saja Narra statusnya masih single, dan gak repot dengan kedua anaknya, sudah sangat dipastikan Narra orang pertama yang lebih dulu yang Malla hubungi. Bagi Malla, Narra adalah sahabatnya yang paling enak untuk dijadikan tempat curhat. Akan tetapi Abel juga sama, teman yang enak juga untuk diajak curhat, makanya kenapa Abel disini kalau orangnya
Tidak asyik untuk dicurhati.

"Kenapa?" Tanya Abel lagi, karena sedari tadi Malla tak kunjung juga menjawab pertanyaannya.

"Gue ditolak Kak Barla." Katanya to the point dengan nada suara lemahnya.

"Lo nyatain cinta ke Kak Barla?" Bola mata Abel melotot tak menyangka dengan kabar yang mengejutkan itu.

Kepala Malla mengangguk lemah, bibir mungilnya mengerucut. Dan lagi, air matanya tidak bisa ia pertahankan kembali.
"Bertahun-tahun Gue memendam perasaan, dan bertahun-tahun juga gue mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan perasaan gue ke Dia, tapi yang gue dapatkan justru semakin membuat gue terpatahkan." Tangan Abel terulur mengelus punggung tangan Malla, memberikan kekuatan.

"Bukan penolakan dia nya yang buat hati gue sakit, Bel!" Tangan Malla mengepal, lalu menepuk-nepukan nya pada dadanya.
"Tapi pernyataan dia itu yang bikin gue sakit. Dia bilang, dalam waktu dekat ini katanya dia akan menikah!" Malla menunduk, menahan sakit ketika teringat pada kejadian tadi pagi.

Abel hanya meneguk salivanya, bingung harus bagaimana ketika tahu, kalau Barla telah mengatakan demikian. Abel pun temannya Barla, mereka berempat (Malla, Barla, serta Abel dan juga Randy) telah berkawan sejak lama. Tanpa disadari dan diketahui bagaimana cara alam bisa menyatukan mereka berempat.

"Gue gak tau, omongan dia itu bener atau cuma alasan dia aja buat nolak gue. Tapi kalo misalkan bener, gue penasaran, siapa wanitanya itu?!" Kata Malla sedikit berteriak emosi.

Melihat Malla yang seperti ini, Abel hanya bisa menggigit bibir bawahnya, Ia takut. Haruskah ia memberitahu yang sebenarnya?

"Bel! Lo kok dari tadi diem aja. Jangan bilang Lo udah tau 'kan kalo Kak Barla mau nikah?"

Abel menatap sendu wajah bulat Malla, air mukanya terlihat jelas kalau ia sedang menyembunyikan sesuatu dari Malla. Dan Malla pun merasakan kejanggalan itu.

Malla menggenggam erat kedua tangan Abel, dengan ekspresi wajah memelas sekaligus memaksa agar Abel mau memberitahukan siapa wanita yang berada dihati Barla itu. Malla seperti ini karena ia tahu, bahwa temannya itu mengetahui sesuatu yang sebenarnya.
"Bel! Kasih tau gue,, siapa wanita yang dipilih Kak Barla?" Ringisnya sedikit memaksa.

Wedding Solution✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang