Boleh dong, sebelum baca Tap Bintang nya dulu ☺️
💞 Happy Reading💞
🌱🌱🌱
Jika saja Narra belum memiliki keluarga, pasti sekarang Narra yang akan menemani Malla bermain sepuasnya di Mall. Tidak seperti sekarang, dirinya hanya berjalan sendiri mengitari Mall layaknya seorang anak hilang. Sebenarnya dari dulu, ia paling anti pergi seorang diri ke Mall. Tapi apalah daya, sekarang Malla merasa kalau dirinya benar-benar sendiri. Semua teman-temannya perlahan pergi, termasuk Abel?
Ah, sebenarnya Abel tidak pergi, melainkan Malla lah yang berusaha menghindar dari Abel. Jujur, sejak kejadian beberapa hari lalu, Malla sama sekali tidak menghubungi Abel, bahkan Abel menelpon pun Malla tolak.
Setelah dirasa cukup lelah berkeliling Mall, akhirnya Malla memutuskan untuk beristirahat sejenak. Setelah sampai di kasir Starbucks, Malla memesan minuman favoritnya yang tanpa perlu melihat lagi menu yang tertempel dinding.
"Caramel Macchiato satu ya Mas, yang Tall." Ucap Malla pada Bartender bagian kasir.
"Caramel Macchiato Tall, ada lagi Kak?"
"Enggak ada." Sahut Malla disertai dengan gelengan kepala.
"Oke, totalnya lima puluh empat ribu Kak, pembayarannya mau menggunakan saldo, debit atau cash Kak?"
"Cash aja Mas." Ucap Malla seraya menyerahkan uang seratus ribu.
"Kembaliannya empat puluh enam ribu ya Kak, mohon ditunggu ya Kak."
Malla tidak merespon dengan jawaban, namun hanya dengan senyuman keramahtamahan. Gadis itu bergeser kesebelah, kebagian pickup. Alih-alih mencari tempat duduk sambil menunggu kopi nya dibuatkan, justru Malla lebih memilih berdiri ditempat pengambilan kopinya sambil terus memainkan ponselnya, walaupun hanya Instagram yang ia buka setidaknya biar ia terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Kak Malla.." Teriak sang barista membuat Malla sedikit terjengat karena posisi sang barista berada tepat dihadapannya yang hanya terhalang oleh meja bar saja.
Setelah mengambil kopi yang dipesannya, Malla berjalan ke meja yang berhadapan dengan kaca. Lalu ia duduk dan meletakkan kopinya diatas meja setelah ia meminumnya sedikit. Pandangannya terus menatap keluar jendela yang memperlihatkan orang-orang yang tengah berjalan kesana-kemari dengan pasangan ataupun keluarga serta teman mengelilingi Mall.
Masih dalam posisi memantau orang-orang dengan pandangan sedikit kosongnya, gadis itu sampai tak sadar kalau ada seseorang yang duduk tepat disampingnya. Wanita paruh baya itu berdehem, membuat Malla kembali tersadar.
"Eh, tante,, sejak kapan ada disini?" Tanya Malla terkejut akan kehadiran Ratih disampingnya.
Malla melihat ada satu cup kopi lagi disamping kopinya, ia duga sih itu adalah minuman milik Ratih. Karena memang di meja yang sedang didudukinya hanya ada dirinya dan Ratih seorang.
"Tante baru aja dateng, tapi Kamunya lagi fokus banget ke luar, ngeliatin apa sih?" Tanya Ratih penasaran apa yang sedang Malla lihat, hingga tidak sadar akan kehadirannya.
Ditanya seperti itu membuat Malla sedikit salah tingkah, bingung juga harus menjawab apa? Karena memang, pandangannya sedang kosong.
Malla menyelipkan sebuah senyuman, "Oh iya,, tante sendiri?" Kilahnya mengalihkan pembicaraan.
"Oh,, tadi sih tante dianter sama sopir, tapi sekarang sendiri,, gak mungkin 'kan tante jalan berdua sama sopir?" Kekehnya, membuat Malla ikutan tertawa juga dengan lelucon Ratih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Solution✓
Romance[COMPLETED ✓] Bukankah pernikahan dilaksanakan berdasarkan cinta? Namun bagaimana jadinya, bila pernikahan hanya dijadikan sebagai solusi? Harusnya menikah itu dilaksanakan bagi dua orang yang saling mencintai 'kan? Tapi, kenyataannya. Justru hanya...