SOLUTION! ~ 10

3.7K 319 54
                                    

Boleh dong, sebelum baca Tap Bintang nya dulu ☺️

💞 Happy Reading💞

🌱🌱🌱

"Kak Randy.." Teriak Abel ketika iris matanya menangkap sosok Randy yang baru saja menekan tombol Lift.

Langkah kakinya sengaja ia percepat, agar bisa segera sampai pada Randy yang kini tengah berdiri didepan lift, sambil menatapnya yang sedang berjalan.

"Kok Kakak ada disini sih?" Tanyanya ketika sudah berdiri tepat di samping Randy.

"Iya,, tadi abis meeting dengan tim marketing di kantor Kamu."

Ting

Pintu lift terbuka, membuat obrolan mereka terjeda. Keduanya memasuki lift bersama.

"Lantai berapa?" Tanya Randy, ketika pintu lift sudah sepenuhnya menutup.  Tangannya sudah siap menekan nomor lantai yang akan menjadi tujuan Abel.

Sebelum Randy menanyakan lantai berapa yang menjadi tujuan Abel, ia sudah lebih dahulu menekan tombol L di lift ini.

"Itu,, udah Kakak tekan nomornya." Jawabnya, dengan memberi isyarat gerakan pada matanya kearah huruf L yang sudah menyala. Membuat Randy sedikit tertawa.

"Kamu gimana kabarnya? Sehat? Udah hampir sebulan kita gak ketemu." Tanya Randy kembali membuka obrolan.

"Seperti yang Kakak lihat, Aku baik. Cuma yaa,, sekarang lagi sibuk banget sama urusan kantor."

"Dan,, sibuk juga ngurusin acara pernikahan?" Godanya, yang membuat Abel tersenyum malu.

"Justru Aku gak berkontribusi banyak Kak, semuanya udah diserahkan sama pihak WO."

"Hmmh,, gitu. Tapi selamat yaa. Aku beneran gak nyangka, Kamu sama Barla akan menikah."

Abel hanya mengangguk samar, menanggapi ucapan selamat dari Randy. Ia sendiri bingung harus bereaksi seperti apa? Karena ia sendiri tahu, kalau Randy tahu tentang semuanya, tentang perasaan Malla pada Barla.

"Kamu gak usah gelisah. Yah,, walaupun Aku tau yang sebenarnya diantara Kamu dan Malla. Tapi Aku gak akan menghakimi Kamu atas keputusan Kamu itu. Kamu juga berhak kok menikah dengan Barla, karena Barla 'kan available."

"Kakak sering bertemu Malla?"

"Hmmh,, lumayan."

"Kondisi Malla bagaimana? Dia baik-baik aja kan? Setelah Aku jujur sama dia, dia menutup semua akses agar aku tidak bisa lagi berhubungan dengan dia." Abel menelan ludahnya, menghela nafasnya sejenak.

"Yah,, sebenarnya wajar sih sikap Malla seperti itu. Aku memakluminya. Tapi hatiku gak rela kalau dia harus melupakan Aku kak. Aku takut." Wajahnya menunduk, setetes air matanya terlepas dari pelupuk matanya.

"Aku tau, Aku egois." Lirihnya.

Tangan Randy, menepuk-nepuk pelan bahu Abel, memberikan semangat. Karena bagaimanapun, ia tidak bisa harus memihak pada salah-satunya. Keduanya adalah sahabatnya.

"Kamu gak usah khawatir,, yang Malla butuhkan hanyalah waktu. Lambat Laun juga, dia pasti menerima semuanya. Soal dia akan melupakan kamu? Itu hanya ketakutan kamu aja. Malla tidak sejahat itu, dan Kamu tau itu." Ucap Randy dengan wajah yang selalu teduh dan hangat.

***

Suara dentuman musik terdengar di seluruh penjuru club, semua orang tengah asyik dengan aktivitasnya. Randy yang baru saja menapaki kaki di club ini, kepalanya sudah mulai manggut-manggut pelan, mengikuti alunan musik yang sedang dimainkan oleh DJ.

Wedding Solution✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang