2

2.2K 281 97
                                    

"Kita mulai dengan Hinata Shoyo"

Hinata yang duduk di samping Akaashi pun menatap khawatir. Akaashi tahu bahwa Hinata grogi.

"Kau bisa melakukannya, Hinata", ucap Akaashi menenangkan Hinata.

"SHO-CHAN, KAU BISA MELAKUKANNYA HEY HEY HEY", oke ini pasti Bokuto. Bokuto sekarang berdiri dan menyemangati Hinata.

"Bokuto, duduklah!", ucap Kita kepada Bokuto.

"Hehehehe", Bokuto pun duduk.

Hinata maju ke depan.

"A-ano, nama saya Hinata Shoyo dari kelas 1-2. Saya bermain cello. Mo-mo-mohon bantuannya", ucap Hinata sambil membungkukkan badannya dengan nervous.

"Daichi, anak itu imut sekali", bisik Suga ke Daichi.

"Memang benar dia itu imut sekali dan kau akan suka dengannya", bisik Daichi ke Suga.

"Samu, anak itu imut sekali", ucap Miya Atsumu kepada kembarannya, Miya Osamu yang hanya berbeda arah poni dan warna rambut.

"Tsumu, aku tidak ingin berkata ini, tapi kau benar", ucap Osamu.

Hinata yang mengambil cello dan melihatnya dengan heran.

"Ma-maaf, apakah hanya ini cello yang kalian punya??", tanya Hinata.

"Ya, memangnya kenapa?", tanya Kuroo.

"Ah ti-tidak apa-apa. Cello ini terlalu besar untukku", ucap Hinata dengan wajah yang memerah karena dia malu mengakui bahwa cello itu lebih tinggi darinya.

"Ah iya. Kau menggunakan cello ukuran 7/8 ya. Cello kita ukuran 4/4, aku lupa mengatakannya padamu", ucap Bokuto.

"Kasihan sekali dia lebih kecil dari cello itu", ucap Tsukishima Kei, laki-laki berambut pirang, tinggi, dan memakai kacamata.

"Tsukki", ucap gadis berambut hijau tua panjang dan memiliki freckles bernama Yamaguchi Tadashi.

"Berisik, Yamaguchi"

"Maaf, Tsukki"

"Sudah, sudah, tidak apa-apa. Apakah kau bisa memainkan cello dengan ukuran itu, Hinata-san?", tanya Suga.

"Bisa. Hanya saja akan sedikit sulit. Tapi aku akan mengusahakannya, senpai", ucap Hinata menyemangati dirinya.

"Oke. Baiklah. Silahkan, Hinata-san", ucap Kuroo.

Hinata mengambil kursi piano yang ada di klub itu. Dia mengambil bow biola, memutar sekrup dan mengeratkan rambut bow itu. Rupanya rambut bow itu sudah digosok oleh Kita, sehingga Hinata tidak perlu menggosoknya lagi. Kemudian Hinata mengambil cello itu. Dia mengatur endpin cello itu sehingga scroll bisa setinggi dengan dagunya, tapi sayangnya karena cello itu terlalu tinggi, endpin cello itu pun pendek. Kemudian, dia memastikan senarnya sudah sesuai dengan nadanya dengan cara memetik senar itu.

"Hmm, senar nomor 2 terlalu rendah. Aku stem ulang aja ya", pikir Hinata.

"Ano, senpai. Sepertinya senarnya ada yang kurang pas. Bolehkah aku menyetemnya?", tanya Hinata.

"Ah, baiklah. Maaf, sepertinya persiapan kami kurang maksimal sehingga ada senar yang tidak sesuai nadanya", ucap Kuroo.

"Ah, tidak apa-apa, Kuroo-senpai"

"Sho-chan, aku bantu untuk tuning cello mu", ucap Bokuto.

"Baiklah, Koutarou onii-san"

Bokuto berjalan menuju grand piano dan menekan tuts C2. Hinata menggesek senar nomor 1 sambil memutar tuning peg.

BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang