29

1.4K 197 571
                                    

"Kau menangis?", tanya Osamu dengan ekspresi terkejut.

"A-apa? Aku menangis?? Haha. Tidak", Yamaguchi memaksakan dirinya untuk tertawa di tengah tangisannya itu.

"Apakah aku melakukan kesalahan?", tanya Osamu dengan paniknya.

"Ti-tidak, Osamu-san", Yamaguchi sekali lagi melihat di luar jendela. Osamu melihat ke arah yang sama.

"Shit", maki Osamu dalam hati.

Meskipun terlihat jauh, tapi Osamu bisa melihat bahwa.....

Tsukishima Kei, sahabat dari Yamaguchi

Tengah berduaan

Bersama seorang siswi

"Yamaguchi, apa yang kau lihat????", Osamu bertanya pada Yamaguchi yang tengah memandang mereka dengan pandangan kosong. Yamaguchi yang melamun itu menunjukkan hasil jepretan kameranya ke Osamu.

"Shit shit", maki Osamu sekali lagi. Osamu mengepal tangannya dengan sekuat tenaga. Dia tidak pernah menunjukkan emosi marahnya kecuali di depan Atsumu.

Pada saat itu, Yamaguchi tengah memfoto pemandangan di sekitar halaman sekolahnya. Sialnya dia melihat sebuah pemandangan yang tidak mengenakkan dari lensa kameranya.

Bahwa

Mereka tengah berciuman.

Hati Yamaguchi hancur ketika melihat pujaan hatinya itu sudah memiliki pasangan. Air mata mengucur tanpa izin dari sang empu nya.

"Memang benar kan, aku seharusnya tidak boleh terlalu berharap pada Tsukki", pikir Yamaguchi hingga dia tidak sadar bahwa Osamu daritadi memanggil namanya.

"Yamaguchi, Yamaguchi", teriak Osamu hingga Yamaguchi tersadar dari lamunannya. Air matanya terus mengalir dari sudut matanya.

"I-iya. Maaf Osamu-san, tapi apakah latihannya boleh sampai di sini dulu? Aku kurang enak badan", ucap Yamaguchi sambil menghapus air matanya dan memaksakan sebuah senyuman.

"Baiklah. Tapi apa kau tidak apa-apa? Perlu kuantar pulang?", tanya Osamu dengan khawatir. Dia tahu bahwa gadis berambut hijau di depannya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Tidak apa-apa, Osamu-san", ucap Yamaguchi dengan nada yang dipaksakannya untuk ceria, tapi gagal.

Yamaguchi mulai berjalan dengan gontai hingga..

BUK

"Ah sakit", Yamaguchi terjatuh karena tidak sengaja menendang kaki meja di dekatnya.

"Yamaguchi, kau tidak apa-apa?", tanya Osamu sambil membantu Yamaguchi berdiri.

"Aku tidak apa-apa, Osamu-san", Yamaguchi meringis kesakitan.

"Tidak apa-apa bagaimana, dagu dan lututmu lecet hingga mengeluarkan sedikit darah. Astaga, kita harus mengobatinya dulu", Osamu mulai panik.

"Tidak apa-apa, Osamu-san. Aku akan mengobatinya sendiri", sekali lagi Yamaguchi dengan sangat terpaksa menyunggingkan senyum.

Osamu pada saat itu benar-benar stress karena gadis di depannya itu, dia bilang baik-baik saja, padahal siapapun yang melihatnya sekarang pasti tahu kalau gadis itu tidak baik-baik saja. Osamu mengacak-acak rambut berwarna abu-abunya itu.

"Sebelumnya aku minta maaf, Yamaguchi-san. Tapi kita harus mengobatinya dahulu", Osamu menggendong Yamaguchi dengan bridal style. Perbuatan itu membuat Yamaguchi terkejut.

"O-osamu-san, b-bisakah kau turunkan aku?", ucap Yamaguchi dengan paniknya.

"Bagaimana kau bisa berjalan dengan kedua lutut seperti itu, bukannya kau pulang dengan selamat, malah kau akan terjatuh lagi"

BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang