4

2.2K 255 126
                                    

"ARGHAAASEEEEEEEEE. AYO KE KANTIN", suara menggelegar terdengar dari depan kelas 1-5 sehingga membuat orang-orang yang di kelas itu terdiam, termasuk orang yang namanya dipanggil itu.

Akaashi yang sedang membuka kotak bekal itu pun hanya bisa menatap lelah seniornya yang seenak jidatnya berteriak di depan kelas. Bukan apa, malunya itu lohhhh. Masalah lain adalah Akaashi disorakin oleh teman-temannya yang lain.

"Cieee, Akaashi Keiji, princess kelas 1 dicari senior"

"Akaashi Keiji. Dekatnya kayak pacaran ajaa"

"Kyaaa, Akaashi, kau dicari oleh Bokuto, pianis tampan kita", oke fix ini pasti fangirl Bokuto. Meskipun Bokuto itu kelakuannya agak di luar masuk akal budi serta logika, ada juga fangirl Bokuto karena kemampuan Bokuto dalam bermusik yang sudah melegenda di sekolah itu.

"INI BARU HARI KETIGA AKU BERSEKOLAH. HARI KETIGA DAN AKU UDAH MALU BANGETT. ASKJKKJKDAJSKAJSKJA", ya beginilah suara hati Akaashi Keiji yang menahan malu luar biasa dengan wajah datarnya.

"ARGHAASEEE. Ayo temani aku ke kantin", ucap Bokuto yang berjalan menuju bangku Akaashi, sang pelaku laknat yang membuat Akaashi malu luar biasa. Udah gitu namanya salah lagi ☹

"Bokuto-san, aku membawa bekal", ucap Akaashi sambil menunjukkan kotak bekal berwarna biru tua ke Bokuto.

"Ayo makan bekal bersamaku di kantin. Aku lapar", ucap Bokuto sambil memohon kepada Akaashi.

"Apakah kau tidak punya teman lain yang bisa diajak, misalkan Kuroo-san?", tanya Akaashi.

"Kuroo sedang mengerjakan tugas OSISnya. Ushijima dan Iwaizumi sedang mengurusi klub mereka, Tsumu sedang sibuk mempersiapkan drama musical besok. Suna pasti sedang tidur siang. Daichi menemani Suga", Bokuto menjelaskan kepada Akaashi dengan suara kecewa.

"Hinata-san?", tanya Akaashi.

Astaga, temenin aja napa. Kasian anak orang gak makan, Akaashi -_-

"Hinata sedang menemui klub lari. Akaashi, jika kau tidak mau menemaniku, tidak apa. Aku akan pergi ke kantin sendirian saja". Oke, Bokuto mulai memasuki emo mode. Rambutnya yang berwarna hitam putih anti gravitasi mulai melengkung, mata emasnya mulai meredup dan wajah cengo karena sedih. Dia berbalik dan melangkah menuju luar kelasnya.

"Astaga, kenapa aku jadi merasa bersalah begini ya??", pikir Akaashi. Akaashi mengacak rambut panjang bervolume itu dengan frustasi, yang sialnya membuatnya semakin cantik (di hadapan cowok-cowok sekelasnya).

Akaashi mengemas kotak bekalnya dan membawa kotak bekal serta minumannya, kemudian mengejar Bokuto.

"Bokuto-san", Akaashi meninggikan sedikit suaranya memanggil Bokuto yang belum terlalu jauh dari kelasnya. Bokuto berbalik melihat Akaashi. Akaashi berjalan menuju Bokuto.

"Bokuto-san, ayo kita ke kantin", ucap Akaashi di depan Bokuto.

"Hahh?", Bokuto masih memproses kata-kata Akaashi dengan sel-sel otaknya yang masih tersisa.

"Ayo cepat sebelum istirahat makan siang selesai", ucap Akaashi yang berjalan duluan.

1...2...3... Bokuto.exe berjalan lagi.

"BAIKLAH HEY HEY HEY. AYO ARGGGHAAASEEE", teriak Bokuto di lorong. Akaashi bodoh amat, dia berjalan di depan Bokuto karena dia malu dengan keputusannya dan orang-orang di sekitarnya yang melihati mereka sekarang.


"Pesan chicken katsu 1 ya", Bokuto memesan makanannya. Sementara Akaashi mencari tempat duduk. Sebenarnya dari tadi akaashi berjalan mencari tempat duduk, banyak laki-laki dari seangkatan ampe senior tua nawarin tempat duduk, tapi Akaashi menolak dengan anggunnya.

BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang