23

1.3K 203 480
                                    

Mereka semua melihat Bokuto, termasuk Suna dan Iwaizumi. Mereka bingung kenapa pertanyaan aneh itu bisa ditanyakan di situasi yang tidak mendukung.

Daichi : "Bokuto, sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu"

Ushijima : "Kalau aku, lebih suka dicelupkan ke kopi"

Mereka melihat ke arah Ushijima.

Bokuto : "Sip, Ushijima. Yang lain? Brokuroo?"

Kuroo sepertinya mengerti maksud dari Bokuto menanyakan hal itu.

Kuroo : "Dia mau menurunkan tension. Baiklah, aku ikut cara Bokuto"

Kuroo : "Langsung dimasukkan aja bro, enak aja kalo dimasukkan, hancur dan lembeknya bikin kopi makin mantap"

Bokuto : "Siap, bro. Yang lain?"

Kageyama : "Aku tidak suka kopi dan tidak pernah makan biskuit dengan cara itu, tapi kalau biscuit di celupkan ke susu sepertinya akan enak"

Tsukishima : "Pertanyaan ini terdengar aneh, tapi aku memilih biskuit dimakan bersama teh"

Bokuto : "Sip, yang lain? Iwaizumi? Suna? Daichi? Lev? Asahi?"

Suna : "Dicelup ke kopi hangat"

Daichi : "Dimasukkan ke kopi?"

Lev : "Aku sukanya dimasukkan ke kopi, terutama kopi latte"

Asahi : "Aku jarang minum kopi, tapi aku akan memilih dicelupkan ke kopi"

Bokuto : "Iwaizumi?"

Iwaizumi menghela nafas sebelum menjawab itu, berusaha untuk mengatur kembali intonasinya.

Iwaizumi : "Dimasukkan ke kopi akan lebih praktis, kalau dicelupkan malah membuat tangan jadi kotor"

Bokuto : "Kalau aku sukanya dimasukkan, kayak yang aku minum sekarang"

Bokuto menunjukkan gelas kopi yang diminumnya sekarang, terlihat serpihan-serpihan biskuit marie itu yang sudah lembek di kopi berwarna coklat itu.

Bokuto : "Seperti yang tadi kutanyakan, kalian punya selera yang berbeda-beda, bahkan seperti Tsukishima dan Kageyama, aku tanya kopi, mereka jawabnya lain. Aku menganggap Oikawa adalah biskuit ini, dan kita semua memperlakukan biskuit ini sesuai selera kita. Ada yang tadi dicelupkan ke kopi hangat, kopi dingin, susu, teh. Atau mungkin ada lagi, membuangnya karena dia tidak suka. Apakah biskuit itu mengatakan sesuatu mengenai perlakuan kita? Tidak, dia benda mati, dia tidak bisa berbicara, tidak punya perasaan atau pikiran. Kira-kira seperti itulah perlakuan kita terhadap Oikawa. Perbedaannya, Oikawa itu manusia dan seorang perempuan, dia bisa berbicara, memiliki pikiran dan perasaan, dan dia punya hak untuk berpendapat atas perlakuan yang didapatnya. Sebelumnya, aku ingin bertanya pada Iwaizumi, apakah sebelumnya Oikawa pernah mendapatkan perlakuan yang buruk dari orang lain?"

Iwaizumi tersentak mendengar pertanyaan itu.

Iwaizumi : "Pada saat SMP dulu, dia pernah diteror oleh beberapa orang yang tidak menyukainya. Dia pernah dikirimi surat ancaman hingga pesan yang bernada tidak baik, terkadang barang-barang di lokernya pernah hilang"

Mereka semua terkejut mengenai pengakuan Iwaizumi.

Bokuto : "Bagaimana respon Oikawa?"

Iwaizumi : "Dia tidak menghiraukan ataupun mempermasalahkan terror itu, hingga suatu saat orang itu ketahuan melakukan aksinya oleh Oikawa. Aku pikir dia akan memukul ataupun mengamuk ke orang itu, rupanya dia hanya menghela nafas dan mengajak orang itu untuk berbicara dengannya. Ketika aku bertanya kenapa dia tidak mengamuk saja ke orang itu, dia hanya tersenyum dan mengatakan jika dia memukul orang itu, malah akan membuat orang itu semakin membenci Oikawa. Dia juga bilang sebenarnya masalahnya sepele, tapi kalau dia di posisi orang itu, mungkin dia bisa jadi melakukan hal yang sama, meskipun itu perbuatan yang salah. Pada akhirnya, terror itu berhenti"

BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang