47

1.1K 151 113
                                    

"Maafkan aku, teman-teman. Aku harus ingkar janji"

"EITA!"

GREP

"Eh?"



Semi membelalakkan matanya.

"Bohong kan?", ucap Semi dengan nanar saat melihat kedua lengan kekar yang tengah memeluknya dari belakang.

"Tolong jangan tinggalkan aku, Eita. Kumohon", ucap laki-laki berambut hijau zaitun itu kepada gadis yang sangat dicintainya.

Harusnya dia yang mengatakan itu ke Ushijima. Tapi karena dirinya yang pengecut, laki-laki tak bersalah itu yang harus memohon kepadanya.

"Ushijim-"

Semi bisa merasakan bagian bahunya basah. Hal itu semakin membuat hati gadis itu perih, Ushijima yang tak pernah menunjukkan sisi lemahnya, akhirnya harus menangis karena dirinya.

"Aku akan berubah menjadi laki-laki yang lebih baik untukmu, Eita. Tapi tolong jangan tinggalkan diriku. Hanya kau lah yang kucintai"

Kata-kata itu membuat Semi terdiam.

"Ushijima, bisa tolong lepaskan lenganmu?", ucap Semi tiba-tiba. Laki-laki itu akhirnya melepas pelukannya.

"Apakah aku tak punya harapan lagi?", tanya Ushijima dalam hati sambil melihat punggung Semi. Bodoh sekali dia berharap kalau Semi akan kembali padanya, sementara dirinya yang memutus perjodohan mereka berdua.

Seperti menjilat ludah sendiri.

"Sudah selesai", pikir Ushijima sambilan menghapus air matanya dengan lengan blazernya.

Tiba-tiba

GREP

Laki-laki itu langsung melihat ke arah gadis yang lebih pendek darinya, tengah memeluk dirinya dengan erat.

"Eita", air mata Ushijima kembali berlinang.

Sementara,

"Wakatoshi, maafkan aku. Maafkan aku", ucap Semi terus-menerus sambilan menenggelamkan wajahnya di dada laki-laki itu. Air mata gadis itu memang tak habis-habisnya.

Dia ingin kembali seperti dulu lagi.

Mungkin ini saatnya untuk Semi agar bisa jujur mengenai perasaannya ke laki-laki itu. Akhirnya gadis itu mengangkat kepalanya dan melihat wajah Ushijima. Ekspresi tegas dan datar menghilang, digantikan oleh keputusasaan dengan air mata. Semi meletakkan kedua tangannya di kedua pipi Ushijima.

"Wakatoshi, jangan menangis. Ini bukan salahmu. Harusnya aku yang memohon kepada dirimu agar kau kembali padaku. Tapi karena ketakutan yang tidak jelas, akhirnya aku mundur. Pengecut bukan?", Semi tersenyum kecut sambil mengelap air mata yang mengalir dari pipi Ushijima dengan kedua jempolnya.

"Eita"

"Wakatoshi, mungkin baru sekarang aku bisa mengatakannya karena gengsi dan ketakutan yang menghantuiku. Aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin terus bersamamu, bukan hanya karena perjodohan, tapi karena rasa sayang kepada dirimu. Kau tidak perlu berubah, malah seharusnya aku yang mengubah diriku agar menjadi lebih baik dan pantas untukmu. Maafkan aku yang selama ini telah jahat padamu. Maafkan aku yang selama ini seperti tidak menginginkanmu. Maafkan aku atas ucapanku yang sering kali menyakiti dirimu"

Ushijima memegang tangan Semi yang berada di wajahnya itu.

"Tidak apa, Eita. Kau tidak perlu meminta maaf, itu bukan kesalahanmu. Malahan harusnya aku meminta maaf karena telah menyakiti dirimu hingga kau menangis seperti ini"

BenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang