Kejutan Dari Kehidupan Mark

2.9K 463 95
                                    

Mark memberhentikan motornya tepat di depan rumah Haechan. Pria itu bisa melihat kedua orangtua gadis yang sedang tertidur di boncengannya ini tengah menunggu dengan gelisah.

Jaemin adalah yang pertama kali bergerak menghampiri mereka dan disusul oleh Jeno. Dengan tangkas Jeno menggendong anak gadisnya itu lalu menatap Mark, "Masuk dulu Mark, ada yang saya mau tanya."

Mark mengangguk lalu mengikuti langkah sang pemilik rumah untuk memasuki rumah di depannya itu. Mark duduk disofa ruang tamu sementara Jaemin dan Jeno membawa anak mereka menuju kamar sang anak dilantai dua.

Tak berapa lama Jeno kembali turun dan meninggalkan Haechan bersama Jaemin diatas.

"Mark, kopi kaleng gapapa ya? Mamanya Haechan lagi gantiin Haechan baju."

Mark menganggukkan kepalanya, "Iya Pa, amanlah kalo sama Mark. Apa aja oke."

"Racun mau?"

Mark tertawa kecil, "Kalo itu enggak deh Pa, makasih."

Jeno tertawa kecil lalu duduk disamping Mark dengan tangan yang mengulurkan sekaleng kopi dingin. Jeno membuka minumannya lalu meneguk isinya beberapa kali.

"Gak seenak buatan Mamanya Haechan, tapi ya dimaklumi ajalah."

Mark tersenyum lalu ikut meminum kopinya. Mereka terdiam sebentar sebelum Jeno berdehem pelan, "Terimakasih udah nemuin Haechan terus bawa Haechan pulang."

Mark meringis, "Iya Pa sama-sama. Tapi Haechan kabur gini juga gara-gara Mark sih."

Jeno mengangguk ringan, "Masalah yang kemarin ya?"

Tersenyum kikuk, Mark menganggukkan kepalanya membuat Jeno menggelengkan kepalanya dengan senyum kecil yang tersungging pada bibirnya.

"Kan udah dikasitau, pelan-pelan. Buru-buru amat sih."

Mark menggaruk kepala belakangnya pelan, "Ya maaf Pa, kan pas itu aku ngerasa suasananya pas jadi langsung gas aja."

Jeno tertawa pelan, "Ngelamar perempuan itu bukan tentang suasana tapi tentang kesiapan kalian. Jangan cari suasana yang tepat tapi disaat kesiapan kalian udah ada. Kamu secara hati mungkin siap, tapi yang lain gimana?"

Mark terdiam dengan pandangan lurus kedepan sebelum menghela nafas pelan, "Kalo ngomongin kesiapan sebenarnya Mark udah siap Pa. Hati, mental sama ekonomi udah ada tapi sayangnya Mark gak pertimbangin sisi anaknya Papa jadi ya gitu."

Jeno menganggukan kepalanya paham, "Terus kelanjutannya gimana? Kamu nyerah sama anak saya?"

Mark terkekeh lalu menggeleng, "Enggaklah Pa, masa baru jadian udah nyerah aja."

Jeno membulatkan matanya terkejut, "Loh jadian? Kapan?"

Mark kembali menggaruk belakang kepalanya dengan senyum malu-malu, "Tadi di pantai."

Jeno tertawa lalu menepuk pundak Mark pelan, "Pinter ya nyari kesempatan. Nyari Haechan sekaligus ngajak pacaran."

"Sebenernya Haechan yang ngajak pacaran Pa."

Jeno kembali membulatkan matanya, "Hah?! Haechan yang ngajak?!"

Mark tersenyum canggung, "Iya Pa, Haechan."

Jeno terdiam, ia tak menyangka anak gadisnya seberani itu. Turunan dari siapa sih sifat anaknya yang satu itu?

.

.

.

"Akulah! Coba dulu aku gak ngajak kamu pacaran? Kamu gak bakalan berani ngapa-ngapain selain ngasih surat di loker. Payah!"

From A to Z [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang