Nama Sayang

3.8K 471 101
                                    

"Aduh sekarang Haechan kalo deket jam pulang makin semangat yaa~"

Haechan mengerang lalu mendelik menatap rekan kerjanya, "Mbak ih jangan godain aku!"

Jeonghan tertawa, "Loh Mbak gak godain kamu loh ya. Mbak cuma ngomong fakta."

"Terserah Mbak ajalah, capek aku."

Jeonghan tertawa riang lalu duduk di hadapan Haechan, "Dek?"

"Apalagi Mbak Jeonghan yang cantik?"

"Gimana rasanya ada di deretan khusus ucapan terimakasih wisudawan terbaik tahun ini? Aduh mana diklaim sebagai calon istri lagi. Duh aduh masa aku yang salting pas itu!"

Jeonghan menahan jeritannya saat mengingat kejadian minggu lalu disaat acara wisuda kampus mereka. Mark berdiri sebagai wisudawan terbaik dengan IPK sempurna.

Oh iya, Mark sekarang punya gelar di belakang namanya. Ikut wisuda gelombang awal di tahun ajaran lama dan meraih semua penghargaan yang ada.

Ditambah Mark yang dengan bangganya menyebut seluruh teman-teman dan para Dosennya sebagai alasan dibalik berhasilnya dia.

Tak lupa menyelipkan nama kedua orangtuanya. Paman, Bibi dan sepupunya. Serta yang mengejutkan adalah ketika Mark menyebut nama kedua orangtua Haechan dan nama gadis cantik itu sendiri.

Wajah Mark yang penuh senyum dan rona bahagia berpadu dengan wajah Haechan yang merona malu berhasil menuai siulan dan sorakan menggoda dari seluruh peserta acara.

Walaupun ada beberapa oknum yang memandang Mark memanfaatkan Haechan. Tapi jika melihat prestasi pria itu, semua ucapan tidak baik tentang mereka hanya memantul tanpa arti.

Kembali ke waktu sekarang dimana Jeonghan masih sibuk menggoda Haechan. Haechan hanya membiarkan Jeonghan berceloteh sementara dirinya hanya mendengarkan.

Tak lama pintu ruang dosen diketuk dari luar dan ketika dipersilahkan masuk, Mark dan senyumannya menyapa Haechan dan Jeonghan.

"Haduuu~ udah dijemput aja sama kesayangan~

Mark hanya tersenyum kecil sementara Haechan sudah kembali mendumal dengan tangan yang sibuk merapihkan barang-barangnya.

Jeonghan menopang dagunya dengan kedua tangan sembari menatap pasangan muda di depannya. Aih, jadi mengingat masa-masa pendekatannya dengan sang suami.

Apalagi saat melihat Mark yang tanpa ragu mengambil alih tas ransel Haechan dan menyampirkannya di bahu. Jeonghan tersenyum lebar saat pasangan kekasih itu memandang kearahnya.

"Mbak aku pulang duluan ya."

"Kalian punya panggilan kesayangan gak sih?"

"Hah?"

Haechan dan Mark menatap Jeonghan bingung. Mereka berpamitan namun respon yang diberikan wanita itu sangat jauh berbeda. Sementara itu Jeonghan hanya menatap mereka dengan pandangan penasaran.

"Anu Bu Jeonghan, tadi Haechan pamit ke Ibu. Bukan bahas panggilan kesayangan."

Mark mengeluarkan suaranya setelah keheningan beberapa saat yang membingungkan. Jeonghan tertawa kecil lalu mengibaskan tangannya.

"Eiii jangan malu-malu begitu dong. Jadi punya nama kesayangan gak?"

Haechan mengerang, malu-malu apanya sih?!

"Mbak apaan sih? Godain mulu!"

"Aduh aduh Haechan kalo begini lucu ya Mark. Gak mau dikarungin aja?"

Mark tertawa sementara Haechan sudah semakin kesal. Ditariknya tangan Mark keluar dari ruangan Dosen tanpa memperdulikan Jeonghan yang meneriakkan nama mereka.

From A to Z [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang