Menjaga Hati

2.9K 423 46
                                    

Satu bulan terlewati sejak malam di mana Jeno dilarikan kerumah sakit dan membuat dua wanita tersayangnya menangis. Kini pria itu sudah kembali bekerja di kantor tentunya dengan pengawasan ketat Jaemin dan Haechan.

Mark yang melihat itu hanya bisa memberikan semangat pada calon mertuanya itu. Bagaimana tidak, setiap pagi Jeno akan disuguhi nasihat yang sama oleh dua wanita itu.

Dan Mark yang mempunyai tugas tetap untuk menjemput kekasihnya itu setiap pagi turut menjadi penonton setia dengan satu cangkir teh hangat dan setangkup sandwich buatan Haechan.

Seperti pagi ini, Mark mengulum senyumnya saat Haechan tengah memarahi sang Papa yang ketahuan meminum kopi lebih dari jatah hariannya. Haechan terus mengomel ini dan itu membuat sang Papa kesal.

"Mark, yakin mau sama dia? Dia cerewet banget loh, tahan kamu?"

"Papa!!"

"Apasih?"

Haechan mendelik lucu lalu tangannya ia gunakan untuk mencubit perut sang Papa, "Jangan macem-macem nanti Echan marah!"

Jeno tertawa lalu mengusak rambut anaknya gemas, "Iyaa iyaa. Mark yang tadi batal ya. Haechan baik kok, rajin terus cantik pula."

"Papa ih!"

Mark tertawa lalu mengacungkan jari jempolnya pada Jeno. Tak lama Jaemin keluar dengan kotak bekal bersusun tiga yang ia masukkan kedalam sebuah paper bag.

"Jangan sampe telat makan, obatnya juga di minum ya."

Jeno tersenyun lalu mengambil paper bag yang di serahkan istrinya. Ia mengusak bergiliran rambut anak dan istrinya lalu tersenyum, "Papa udah sehat, jangan terlalu khawatir ya."

Haechan mengangguk pelan lalu memeluk sang Papa erat, "Papa harus sehat supaya bisa nemenin Echan jalan di altar terus nanti juga harus di repotin kalo Echan mau punya dedek bayi. Papa emang gamau ya dipanggil Kakek?"

Jeno ketawa kecil terus nyubit pipi Haechan gemes, "Jauh banget mikirnya anak Papa. Udah sampe punya anak segala. Kemarinan di lamar Mark malah nolak."

Wajah Haechan memerah, apalagi mendengar kekehan ringan dari Mark. Gadis itu memilih memeluk erat sang Mama lalu merengek disana.

Jaemin tersenyum kecil sembari menepuk punggung sang putri lembut. Mau sebesar apapun Haechan tumbuh, ia akan selalu menjadi bayi kecilnya yang menggemaskan dan suka merengek.

Jaemin mencuri pandang kearah Jeno yang kini tengah berbicara dengan Mark. Dalam hati turut mengamini ucapan sang anak. Karena sesungguhnya ia pun ingin hidup lebih lama bersama suaminya, Lee Jeno.

.

.

.

Haechan hari ini ditugaskan untuk mendampingi beberapa mahasiswa untuk melaksanakan seminar tentang wirausaha kecil hingga menengah.

Ada 6 orang mahasiswa yang ikut serta, 2 pria dan 4 wanita. Mereka di fasilitasi mobil pribadi salah satu dosen baik hati yang menjadi idola kampus, Byun Baekhyun tentu saja. Siapa lagi jika bukan ia?

Mulanya Haechan yang akan menyetir. Namun saat seorang mahasiswa pria menunjukan SIMnya dan menawarkan diri menjadi supir hari ini, maka Haechan dengan senang hati memberikannya izin.

Jung Sungchan, mahasiswa yang menjadi supir hari ini duduk di depan di temani mahasiswa pertukaran dari Jepang yang bernama Shotaro. Lalu ada Lami, Herin, Koeun dan Hina bersama Haechan yang duduk di deret kedua dan ketiga.

Tak ada pembicaraan serius karena Haechan meminta mereka selama di perjalanan menganggapnya sebagai seorang teman atau kakak, bukannya dosen mereka.

From A to Z [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang