Lemahnya Seorang Pria

2.9K 445 38
                                    

Ditemani angin sore, Mark tersenyum lebar saat melihat Haechan berlari kearahnya dari kejauhan. Sore ini mereka akan menikmati waktu bersama dengan berjalan-jalan di sekitaran taman kota. Tentu saja dengan motor tua kesayangan Mark itu. Ingin membuat cerita baru kalau kata mereka.

"Hai, kok lari-lari? Nanti jatuh."

Haechan cemberut lalu memukul lengan Mark kesal, "Jelek banget doanya."

Mark tertawa lalu tangannya terulur mengacak rambut sang kekasih, "Bukan doain kamu jelek sayang, tapi nanti kalo beneran jatuh gimana. Nanti nangis."

"Enggak ya! Aku udah gede!"

Mark tersenyum, "Iya yang udah gede~"

Mata Haechan memicing kearah Mark yang terkekeh pelan. Haechan melihat pria itu membuka tasnya dan mengeluarkan hoodie berwarna putih dari sana lalu memberikan hoodie itu padanya.

"Eung? Buat apa?"

"Buat dipake. Angin sorenya lumayan dingin, ntar kamu sakit. Pake ya."

Haechan dengan senyum terkulum mengangguk dan segera memakai hoodie milik pria itu. Mark tersenyum lebar lalu segera menyalakan mesin motornya. Haechan tanpa diminta segera mengambil helm yang tergantung pada stang kanan motor Mark lalu menggunakannya.

"Ayo naik."

"Uhm!"

Haechan melingkarkan tangannya pada pinggang Mark dan menyandarkan dagunya pada pundak pria itu.

"Siap?"

"Siap! Berangkat~"

Mark terkekeh lalu mulai menjalankan motornya. Tak ada pembicaraan diantara mereka karena mereka tau jika berbicara di atas motor dengan kondisi jalanan ramai sama dengan menghabiskan tenaga untuk berteriak. Lagipula Mark sudah tau akan membawa Haechan kemana dan gadis cantik itu hanya menurut asal Mark tidak membawanya kabur atau ke tempat aneh.

Mark memakirkan motornya di area parkir taman yang berada di tengah kota. Pria itu tersenyum kecil sembari membantu Haechan merapihkan rambutnya yang menjadi sedikit berantakan karena tertutup helm.

"Bawa iket rambut gak?"

Haechan menyebikkan bibirnya, "Bawa, tapi tadi lupa pake. Duh kerukut ini rambutku Kak~ Sebel banget!"

Haechan sedikit merengek saat rambut panjangnya berantakan dan saling mengikat satu sama lain secara acak. Mark yang masih duduk di atas motor membantu Haechan merapihkan rambutnya perlahan hingga akhirnya rambut Haechan sedikit lebih baik.

"Sini Kakak iketin rambutnya."

"Bisa?"

Mark mengangguk kecil dengan senyumannya. Haechan balas tersenyum lalu memberikan ikat rambutnya pada Mark, "Tolong ya Kak~"

"Iya adek manis, nanti dikasih apa nih Kakaknya udah bantuin iketin rambutnya?"

Haechan terkekeh lalu memukul lengan Mark main-main, "Pamrih ih!"

Mark yang sedang mengikat rambut Haechan tertawa, "Memanfaatkan kesempatan~ Nah udah, coba liat dulu sini."

Haechan mendengus pelan tapi tetap diam saat Mark menangkup wajahnya dan memperhatikan dirinya.

Mark tersenyum lebar, "Nah tetep cantik, tetep manis, tetep lucu dan tetep sexy."

Haechan membulatkan matanya saat Mark mengedipkan mata kanannya genit. Tangan Haechan dengan cepat mencubit pinggang Mark hingga pria itu sedikit meringis.

"Sakit Dek."

"Kakak sih! Udah ah, aku pengen minum ini. Haus."

Mark tertawa geli lalu menggandeng tangan Haechan dan berjalan menuju salah satu penjual yang ada di sana. Setelah memesan minum, mereka duduk disalah satu meja yang ada.

From A to Z [MarkHyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang