21. Marah

1.1K 109 46
                                    

Sebelum berangkat kuliah aku menyempatkan diri terlebih dahulu memberikan makan untuk anak-anak Kelvin, kucing maksudnya. Di halaman samping rumah aku memberikan makanan tepat di wadah tempat makan mereka masing-masing, sebelum berangkat kuliah aku akan memasukkan mereka ke dalam rumah, membiarkan mereka bermain-main di dalam rumah yang kosong. Maklum di jam pagi sampai siang rumah kami tak akan ada orang. Kemungkinan baru pulang sekitar pukul 3 siang.

“Tau nggak persamaan dan perbedaanya kalian sama Doyi?” tanyaku mengelus punggung Encis yang lagi makan dengan lahap.

“Mana gue tau,” begitulah jawaban Encis dalam hatinya. Tatapan mata tajamnya menyiaratkan segalanya.

Si Achel lebih parah lagi tak menggubris pertanyaanku tetap fokus pada makanannya. Drama antara aku dan kucing memang lebih menarik.

“Sama-sama dateng kalo saat butuh aku doang,” tuturku tak peduli mereka paham atau tidak. “Nggak bakal ngerti sama perasaan aku.”

Makanan di tempat wadah Encis sudah habis, kucing jantan itu berjalan mendekatiku lalu merebahkan diri di sebelah kakiku. Wajahnya mengarah padaku memberikan tatapan yang lucu, kalau raut datar bisa disebut lucu.

“Bedanya, aku bisa ngomong ke kalian, tapi nggak bisa ngomong sejujurnya kayak gini ke Doyi.”

“Bilang tinggal bilang, ngomong aja,” mulut Encis yang terbuka seperti mengatakan hal demikian.

"Susah tau."

"Manusia dikasih suara buat ngomong. Bisa belajar kata-kata untuk bisa mengutarakan hal yang penting. Kucing cuma bisa meow," sahut Encis meow-meow panjang.

“Meoooow!” Achel si kucing yang kalem jarang ngoceh memberikan suara menyetujui ucapan si Encis.

Aku menjadi melirik ke arah kucing-kucing itu, “Ya udah yuk kalian masuk, aku mau berangkat dan kunci pintu samping.”

💖💖💖

Teletubbies Fams

Sanjaya Halim:
Bowling yuk!?
Kangen coy sama Tinki Winki, Dipsy, Lala, dan Po

Jonny Halim:
Tinki Winki di sini. Emang lo bisa Bang?

Sanjaya Halim:
Ke mana sisanya? *ketawa ala matahari*
Ya bisalah, nanti konter bisa tutup dulu.
Kok lo doang yang jawab? Ajakan gue dikacangin

Jonny Halim:
Mereka membisu Bang eh kan ngetik ya

Sanjaya Halim:
Ayoklah Vin, Ndo, Ndah? Woi, kiwkiw

Jonny Halim:
Guys, ada yang mau nitip sandal jepit biar gratis ongkir?

Sanjaya Halim:
Noh, sandal jepit si Jonny buka joki titipan

Kelvin Sebastian:
Diem lo Lulu penyedot debu

Jonny Halim:
Buset dateng-dateng ngegas aja lo wkwkwk parah si anjir

Sanjaya Halim:
Bgst, gue matahari yang bayi unyu

Jonny Halim:
Buset, ajakan gue diabaikan. Gak ada yg mau beli sandal jepit?

Kelvin Sebastian:
Pret, udah paling tua gak sadar diri
Ogah ah udah banyak sandal

Sanjaya Halim:
Yang nge-geng kan kalian, gue cuma pengamat sebagai yg paling dewasa

Kelvin Sebastian:
Lo penyedot debu yg kayak gajah

Jonny Halim:
Bener-bener dunia Teletubbies

PekaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang