-"Jangan pernah terlalu percaya. Kau tau kan bagaimana manusia?"-
▪️▪️▪️
Mau sampai berapa lama ia begini?Ketika satu panggilan dari nomor tak dikenal masuk, Jennie menghela nafasnya dengan kasar. Ia cukup tau siapa manusia kurang kerjaan yang menghubunginya di jam kerja seperti sekarang.
Mau tak mau jemarinya mengusap tombol di layar.
"Apa?"
"Ayo bertemu di apartemenku pukul 8 malam ini!"
"Aku sibuk!"
"Hey! Kau tak perlu khawatir! Hanbin sedang di Jeju sekarang. Kita bisa berdua semalaman," kekeh lelaki diseberang.
"Tidak! Aku benar- benar tak ingin menemuimu untuk alasan apapun!
Pip.
Jennie memutus sambungan secara sepihak. Hendak melempar ponselnya ketika lelaki tak tahu diri itu kembali mengirim pesan gambar padanya.
Merutuk emosi, rasanya ia telah kehilangan seluruh harga dirinya sekarang. Bagaimana bisa foto itu jadi ancaman serius baginya?
***
Ia tiba tepat waktu, memasukkan pin yang Taehyung kirimkan. Kakinya melangkah malas masuk kedalam kamar mewah yang benar- benar dibencinya.
Lelaki itu bersandar di tepi jendela, menatap jalanan malam Seoul dengan cairan merah pekat berada dalam gelas yang digenggamnya.
"Hai sayang," panggilan ini terasa menjijikkan karena lelaki dihadapannya yang mengatakan. Ingin rasanya Jennie mendorong lelaki itu dari ketinggian, namun ia tahu itu hanya akan membuat hidupnya semakin rumit.
"Sekarang apa lagi maumu?"
Taehyung melepas tiga kancing teratasnya lalu meletakkan gelas di meja. Berjalan mendekati Jennie dengan pandangan khas pemangsa. Gadis itu kian beringsut mundur. Sungguh, ia tak ingin lagi disentuh Taehyung.
"Kenapa menghindar?"
Jennie mengalihkan pandangannya ketika lelaki itu berada tepat di depan wajahnya. Tubuhnya terhenti karena telah menabrak dinding.
"Bisa menjauh sedikit?"
"Kenapa? Ketampananku kelewatan, ya?"
Sungguh Jennie ingin sekali mencekik leher lelaki yang tak hanya mesum namun juga narsis itu.
"Apa yang harus kulakukan agar kau menghapus foto itu?" tanya Jennie to the point. Ia muak, benar- benar tak ingin memperpanjang masalah ini sebenarnya.
"Tidak ada."
Kim Taehyung tersenyum, ia mengambil ponselnya lalu menghapus foto itu dihadapan Jennie.
Gadis itu hanya menatapnya datar.
"Aku menghapusnya," ujarnya santai.
Jennie merotasikan bola matanya, "dimana lagi kau menyimpan cadangannya?" dia tentu tidak bodoh. Lelaki semacam Kim Taehyung apa benar tidak menyiapkan backup?
"Aku suka tatapan garangmu," ucapan lelaki itu kian menyebalkan. Membuat Jennie merasakan mual dan sesak disaat bersamaan.
"Katakan saja apa maumu!"
Taehyung kembali mendekat, sebelah tangannya menyentuh dinding guna mengunci pergerakan Jennie. Sebelah tangannya lagi membuka sisa kancing bajunya.
"Ayo kita bercinta lagi!"
"Brengsek!"
***