9 : LOVESICK

1K 152 38
                                    

-"Looking at you with my anxious gaze. You're all I need even if it hurts"-

⚠️⚠️⚠️

Memandang nyalang wanita kurus yang menyilangkan kaki dengan angkuh dihadapannya.

"Apa maksudmu?"

Wanita itu mendekatinya perlahan sebelum dengan kurang ajar mendaratkan tubuhnya diatas paha sang lelaki. Mendudukkan diri diatas Kim Hanbin yang tengah bersandar di kursi kebesarannya.

"Games. Kau tahu aku selalu suka permainan, kan?"

Kim Hanbin mendorong wanita itu lagi, menolak sentuhan nakal ketika jemari lentik itu berusaha menggerayangi tubuhnya.

"Reaksi apa yang kau harapkan, hm?"

Kim Hanbin balik menantangnya, mengangkat tinggi-tinggi beberapa lembar gambar yang wanita itu bawa kehadapannya.

Wanita dengan dress hitam menarik sudut bibirnya. "Kau selalu tak tertebak, aku suka!"

Klise.

Hanbin berdecih, menahan luapan emosi yang tak boleh ia luapkan pada mantan rekan kerjanya, Kang Seulgi.

Wanita yang sempat ia kagumi sebelum akhirnya semua berubah berkat sebuah drama pengkhianatan.

Hanbin benci pengkhianat!

"Aku ingin tahu, bagaimana kalian menyikapi krisis ini. Jennie Kim dan Hanbin Kim, katanya pasangan paling sempurna abad ini. Sedikit cobaan harusnya tak menggoyahkan kalian, kan?"

Senyuman miring itu tercetak manis di ranum wanita yang menyilangkan lengan di depan dada. Ia kemudian mengambil tas tangan yang ada di sofa. Menoleh sebentar kearah Hanbin sebelum akhirnya berlalu keluar pintu kantor.

"Selamat menikmati hadiah pernikahan kalian, calon sepupu ipar!"

Kang Seulgi, sepupu Kim Jennie. Sekaligus wanita yang mengenalkan arti pengkhianatan pada Kim Hanbin.

Apa Jennie-nya juga akan jadi pengkhianat kedua?

Dengan kasar menarik ponsel dari sakunya.

"Pak Lee! Kita kembali ke Seoul sekarang juga!"

***

Tak peduli lagi jika dirinya dipandang rendahan. Ia korbankan semua ego tingginya demi Kim Hanbin. Luar biasa, bukan?

Tubuh polos keduanya merekat, seakan tak ada lagi jarak yang membunuh mereka. Hanbin masih mendudukkan Jennie di pangkuannya, memandang memuja setiap inchi mahakarya yang masih melafalkan namanya dalam tiap hentakannya.

Wanita itu menggigit bibirnya sendiri, menahan lenguhan ketika ia bergerak gusar diatas pangkuan Hanbin. Terengah menikmati aksi keduanya yang memporak-porandakan ruangan. Sesekali suaranya lolos ketika Hanbin menghujamnya penuh.

Satu lenguhan terakhir agak panjang, Jennie terengah lalu bersandar lemas. Sementara jemari panjang lelaki Kim membelai lembut pinggangnya.

Kim Hanbin membenahi posisi, membawa wanitanya untuk berbaring disampingnya. 

"Apa aku terlalu kasar?" nadanya melembut setelah berhasil mengatur nafas, telunjuknya membelai lembut pipi gempal dan rambut wanita pujaannya.

"Apa aku terlalu kasar?" nadanya melembut setelah berhasil mengatur nafas, telunjuknya membelai lembut pipi gempal dan rambut wanita pujaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BEFORE D'DAY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang