34

332 58 13
                                    

Aku bakal seneng banget kalau kalian menghargai cerita ini



SEMOGA TERHIBUR & SELAMAT MEMBACA!

"Astaga, kenapa Lisa jadi dua?!"

"Itu siapa? Kenapa mirip dengan Lisa?"

"Gosh, aku berasa melihat hantu saja!"

"Lisa punya kembaran?"

"Well, sama-sama cantik."

"Aku baru tahu jika Lisa punya saudari kembar."

"Astaga lucunya. Lihatlah, semua barang yang mereka pakai, serupa!!"

Lisa menghela nafas panjang. Sepanjang koridor, ia hanya pasrah mendengar pekikan para manusia kampungan saat melihatnya bersama Alice. Sedangkan Alice sendiri hanya berdiam dengan wajah polos sambil mengikutinya layaknya orang bodoh.

Lisa baru sadar jika saat kesekolah, saudari kembarnya itu berpenampilan cupu. Apa dia tidak takut di-bully?

"Kenapa sekolahmu berisik sekali?" Ucap Alice bingung. Ia menatap Lisa polos.

"Ini semua karena kau!" Ucap Lisa dengan wajah juteknya.

"Kenapa aku disalahkan?" Alice memajukan bibirnya dengan ekspresi cemberut.

"Yasudah, ayo ke ruang kepala sekolah. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi."

Alice mengangguk dan mengikuti arah langkah Lisa, tak menghiraukan pekikan demi pekikan disekitarnya. Ugh, seperti tidak pernah melihat anak kembar saja!

Setelah keluar dari ruang kepala sekolah, sepasang saudari kembar itu berjalan menuju kelas Lisa. Alice sekelas dengan Lisa. Itu artinya Alice, Lisa dan Baekhyun, tiga saudara seibu itu satu kelas.

"Kenapa kita tidak pergi bersama Baekhyun oppa saja tadi?"  

Lisa sedikit geli saat Alice memanggil Baekhyun oppa. Oppa? Ia juga sedikit tidak percaya bahwa, ia dan Baekhyun masih lahir dari rahim yang sama.

"Kau tidak lihat raut mukanya? Dia seperti tidak menyukai kehadiranku." Gerutu Lisa. Membayangkan wajah tak bersahabat Baekhyun yang ditunjukkan hanya padanya membuat Lisa muak. Memangnya hanya pria cantik itu saja yang bisa mendiaminya? Cih!

"Bukan seperti itu. Dia hanya-"

"Ah, sudahlah. By the way, kau deluan saja. Aku ingin ke toilet sebentar. Di sebelah sana yang ada pria yang sedang berbincang, nah didepan sana kelas kita."

Sesudah mengatakan itu, Lisa pergi meninggalkan Alice dalam kebingungannya.

Alice berjalan pelan menuju ruang kelas yang ditunjuk oleh saudarinya itu.

Sesampainya dikelas, suasana yang tadinya ramai, seketika lenyap dan sunyi saat mereka menyadari Alice  yang berdiri di depan papan tulis. Tidak, mereka tidak beranggapan itu Alice. Mereka beranggapan itu adalah Lisa yang sedang berpenampilan cupu.

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang