47

154 29 0
                                    

Sori banget karena udah PHP, but akun wattpadku betul-betul rusak kayaknya. Kayak akun aku sebelumnya. Aku udah dua kali nulis ulang sampai ending, but terhapus lagi. Kayaknya emang gak bisa nyimpan draf, atau... hal lain mungkin?
Ada yang tau kenapa?


Jangan lupa klik 🌟!

Alice menatap kosong seolah sedang menerawang, ia duduk di balkon dengan memangku sebelah kakinya. Raut wajahnya sama sekali tak terbaca.

Ia menghela nafas pelan, lantas terkekeh pelan dengan mata berkaca.

"Ibu sangat tidak menyangka akan seperti ini pembalasanmu, putriku."

Alice menoleh ke belakang, saat mendengar suara ibunya. Lalu tak lama kemudian ia membuang muka.

"Ibu tak pernah menyalahkanmu, sayang. Tapi yang kau lakukan benar-benar fatal."

"Aku hanya menghancurkan orang-orang yang berpotensi menyakiti Lisa. Lagipula masih banyak target yang harus di singkirkan dari hidup Lisa."

"Lantas, apakah kau akan menyingkirkan dirimu sendiri?" Tanya ibu Alice dengan senyum tipisnya.

"Maksud ibu?" Raut wajah Alice terlihat bingung.

"Dengan kamu melakukan semua itu, kamu sendiri yang kemungkinan sangat besar akan menghancurkan hidup Lisa di masa depan."

"Ibu menyayangimu, dan Baekhyun. Tapi kau pun tahu bahwa Lisa juga putri ibu. Kau tahu 'kan maksud ibu?" Lanjut sang ibu, lalu pergi keluar dari kamar Alice.

Alice sangat tahu maksud ibunya. Secara tidak langsung ibunya mengatakan bahwa sang ibu akan menyingkirkan dirinya jika ia juga menyakiti Lisa.

Alice tak masalah, malah ia senang. Karena sejak ia tahu bahwa ia memiliki saudari kembar--dan hidup saudarinya jauh lebih buruk darinya--ia sudah membuat keputusan yang sangat besar.

Hidup untuk Lisa.

Karena selain itu, Alice benar-benar tidak memiliki tujuan hidup.

Suara dering ponsel membuyarkan lamunannya, ia melihat nama pemanggil. Tanpa pikir lama ia mengangkat panggilan.

"Sialan kau, lihat apa yang terjadi?! Demi Tuhan Alice, rencanamu benar-benar sesat, karena rencanamu itu Alice terbaring di rumah sakit!"

Alice sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga, suara orang itu benar-benar hampir merusak genidang telinganya.

"Pelankan suaramu, brengsek!"

"Persetan! Sekarang juga kau kemari, dan lihat bagaimana sekaratnya saudari kembarmu. Astaga, aku menyesal mengikuti rencanamu!"

"Aku bahkan lebih tahu apa yang terjadi padanya. Seperti yang kau katakan, aku saudari kembarnya dan aku dapat merasakan apa yang Lisa rasakan."

"Alice, untuk sekarang Lisa benar-benar membutuhkan-"

"Jantungku."

Hening seketika, Alice melihat ponselnya, melihat apakah masih tersambung atau tidak.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?"

PAINFUL [HUNLIS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang