Aku bakal seneng banget kalau kalian menghargai cerita ini
"Aku haus." Keluh Chanyeol.
Chen, Kai dan Kyungso mengangguk setuju. Sedangkan Sehun hanya berdiam diri.
Bambam si pemilik rumah hanya mendelik. Dasar rakus! Baru saja Bambam memberi mereka banyak cemilan dan jus jeruk, para pria tampan yang sayangnya tidak tahu diri itu kembali mengeluh haus.
"Persediaan makanan dan minumanku sudah habis. Dasar rakus!"
"Aku baru tahu kalau Lisa memiliki saudara sepelit dirimu, hyung." Balas Chan.
"Cukup! Kenapa dari tadi kalian hanya makan saja?" Omel Jennie kesal. Membuat Bambam yang disebelahnya mengelus pundak gadis itu.
Sehun yang sedari tadi berdiam diri mengedarkan pandangannya pada penjuru ruang tamu keluarga Manoban. Memang, sekarang mereka berkumpul di rumah itu atas usulan ketiga gadis berisik itu. Mereka merecokinya untuk ikut bergabung. Padahal menurut Sehun, sama sekali tidak ada artinya mereka berkumpul seperti ini.
Ia mendengus, sahabat-sahabatnya itu sangat berisik.
"Aku merindukan Lisa." Celetuk Rose dengan raut sendu. Ia menumpukan dagunya pada pundak Jisoo, matanya sudah berkaca-kaca.
"Aku juga." Ucap Jisoo setuju.
Bambam menghela nafas pelan. Ia menatap bingkai foto yang tertempel di dinding. Foto dirinya bersama Lalisa. Tanpa mereka tahu, ia juga sangat merindukan adiknya. Sangat.
Jennie yang mengikuti arah tatapan Bambam pun tersenyum sendu. Ia melingkarkan kedua tangannya di perut sang kekasih. Memberi kenyamanan padanya.
"Oppa!"
Bambam mengalihkan tatapannya pada Rose yang memanggik dirinya.
"Oppa benar-benar tidak tahu dimana Lisa?"
Bambam diam sebentar, ia memejamkan matanya sejenak dan menatap satu persatu orang-orang yang cukup asing baginya yang sedang duduk santai di lantai beralaskan karpet tebal. Ia ingin mengatakan suatu tempat yang kemungkinan di datangi Lisa. Hanya saja, ia cukup ragu. Ia hanya menggeleng pelan seraya menundukkan kepalanya.
"Tapi kemarin saat Lisa hilang, Oppa tiba-tiba datang bersama Lisa." Cicitnya.
"Aku tidak yakin." Hanya itu yang dapat dikatakan Bambam.
Sehun mendengus pelan. Cukup katakan saja, apa susahnya? Sehun yakin saudara Lisa itu tahu, hanya saja dia tidak ingin mengatakan.
"Katakan saja tempatnya, hyung." Ucap Sehun menyuarakan pikirannya.
"Wohoo... Sehun bertindak!" Ledek Chen.
Itu dia! Sehun benci jika ia ikut bersuara, sahabat-sahabatnya akan langsung meledeknya. Sialan sekali punya sahabat seperti itu! Ia menatap Chen tajam, seolah menyuruh sahabatnya itu diam saja.
"Sudah aku katakan aku tidak yakin."
"Katakan saja tempatnya, apa susahnya?! Kita kesana! Kalau tidak ada cari ke tempat lain!" Hilang sudah rasa hormat Sehun pada pria yang lebih tua darinya itu. Ia sungguh kesal, ia merasa Bambam seperti sengaja menutup-nutupi keberadaan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAINFUL [HUNLIS]
Fanfiction(FOLLOW DULU SEBELUM BACA!) "Andai aku jadi kupu-kupu, aku pasti akan terbang kemanapun kau pergi"-Lisa. "Jangan menghayal bodoh! Kau itu manusia dan akan tetap seperti itu. Aku tidak akan membiarkanmu mengikutiku,"-Sehun. "Aku mencintaimu, Hun" "Sa...