Sebelumnya...
Nyonya Oh hanya tersenyum tipis. Beliau khawatir akan suaminya tentu, tapi dia tidak ingin menjadi lemah. "Kau tau seperti apa Dad-mu Sehun. Sama sepertimu. Serupa. Melakukan apapun inginnya. Tapi Ma berharap dia akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Dia mendapat kabar dari anak buahnya akan sesuatu, melakukannya untukmu." usap nyonya Oh pada bahu Sehun menenangkan, sedang Sehun hanya fakus pada jalan dan meremat stir kemudi erat, tanpa mau menyahuti ucapan sang ibu. .
Air matanya menggenang sesungguhnya.
Bagaimanapun, anak akan menjadi hal utama untuk orang tuanya. Sedewasa dan sesukses apapun. Menjadi prioritas tak terbatas.
Lanjutan...
Bad Dream
Setelah beberapa jam menempuh perjalanan, Sehun dan mama Oh sampai di tujuan.
Langkahnya tergesa menuju bangsal dimana sang kepala keluarga berada.
Antara khawatir dan tidak ingin membuat gaduh keduanya menampakkan raut dingin sebagai pertahanan, sedang harap semoga yang dituju tidak semakin parah.
Oh Sehun terhenti beberapa saat tepat didepan pintu ruang inap, sedang ibunya telah lebih dulu masuk.
Lalu satu suara bising dari ranjang di didorong tanpa dia sadari menuju kamar di sebelah ruangan ayahnya.
Tentu itu Luhan, dia masih terlelap pasca melahirkan.
Tuan Choi sedang mengurus si kembar dan segala administrasi. Hanya Luhan yang masih dalam pengaruh obat bius dan beberapa perawat diantaranya.
Secara berbarengan kemudian kedua pintu disana terbuka dan masing masingnya memasuki ruangan.
Tapi baru satu langkah kakinya masuk, Sehun mematung merasa dia melewatkan sesuatu.
Dia berbalik dan melihat sekitar, merasa jantungnya berdebar kuat.
Satu yang dia lihat adalah ujung kaki dari ranjang pasien di sebelah ruangan yang hendak ia masuki.
Dia baru saja akan menghampiri pasien tersebut ketika nyonya Oh mengintrupsi "Sehun-ah apa yang kau lakukan di ambang pintu?"
Lalu Sehun yang berubah bingung kemudian abai tentang rasanya, memilih masuk dan segera menghampiri kedua orang tuanya.
Yang pertama ia temui saat memasuki ruangan adalah sang ayah yang terbaring.
Obat penenangnya masih berfungsi itu mengapa ayahnya masih terlelap.
Berlawanan dimana sang ibu berada, Sehun kemudian memegang tangan keriput yang bebas dari selang infus pun menggenggamnya.
Pandangannya terlihat kosong dan rautnya tidak menampilkan ekspresi berarti.
Oh Sehun sadar, sikap dinginnya dan ketidak peduliannya terhadap sekitar menggiringnya pada tirik ini, dimana dia menjadi penghancur segalanya, tentang hidupnya juga sekelilingnya, tapi kilasan baik di kepalanya berputar.
Bagaimana tangan keriput ayahnya sekarang adalah yang dulu menggandeng tangannya dengan erat ketika masih kecil.
Begitu hangat dan melindungi, penuh kasih.
Ayahnya seorang mafia yang berhati, tapi dia sendiri entah mengapa dengan kasih yang berlimpah menjadi tanpa hati.
Mencium tangan ayahnya dengan mata terpejam, mengucap ampun dan sesal dalam hati.
Atas segala tindakan yang menyakitkan untuk kedua orang tuanya, juga yang menjadi penyesalan terbesarnya, Xi Luhan, yang tak pernah ia perlakukan dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD DREAM (HUNHAN VER)
Fanfiction(COMPLETED) WARNING 21+ Meleper pergi ya yang belum sampe umurnya!! LIL BIT BDSM!!! Kau tahu? Berhadapan dengannya sama dengan kau bermimpi buruk tetapi tak dapat terbangun, sampai titik dimana kau mungkin tak bernyawa (lagi). Setiap chapter disisip...