링링링링

1K 88 138
                                    

BAD DREAM

Bahkan jika aku mendengarkannya.
Tidur keluar dari jalanku.
Seluruh kenangan indah sedikit diwarnai dengan warna penyesalan-. 백현

Sepsang mata yang dilindungi pun tertuju fokus pada papan berbentuk manusia dari kejauhan bergerak dari kanan dan kiri sebagai alat simulasi menembak.

Tepat dititik-titik kehidupan manusia, terlubangi dengan sempurna

Hal itu bukan apa-apa yang menyulitkan.

Anak-anak Eigle bukan seorang amatir yang akan memalukan nama besar kelompok.

Termasuk wanita satu ini yang selalu memilih berlatih seorang diri.

Dia bukan seorang pemeran utama, tapi kehilangannya sama dengan membuat bangkrut.

Xi Luhan.

Dengan raut dingin pun bungkam dia melepas pelur panas terakhir dari 10 kali kesempatan.

Saat mendapatkan inginnya dia tersenyum puas walau hanya terjadi di beberapa detik.

Tapi menembak bukan hal terakhir saat ia satu dari orang yang gila berolahraga, dia masih menyukai keringat, jadi wanita itu berakhir di ruangan yang paling ia cintai.

Bela diri.

Hening. Hanya dirinya sendiri saat beberapa orang mungkin beristirahat pun bercengkrama.

Menyikut, menendang, meninju dengan kekuatan penuh pun ia kerahkan.

Gerakannya luwes, terhadap kayu yang menyerupai manusia seakan itulah musuh sebenarnyan.

Semuanya terlihat mudah hanya dari sisi penonton, tapi jangan lupakan akibat untuknya, memar setelah kegiatan yang ia lakukan.

Jika saja pertarungan dengan manusia sering meninggalkan luka, cobalah dengan kayu tiruannya dan pukul sekuatmu. Dikira bakal se memar apa?

Seorang dengan es krim di tangan mengintrupsinya kemudian.

"Oy Xi! Berhentilah! Ini bahkan hampir petang dan kau masih disini." melengking. Serigala berbentuk manusia ini memang sesuatu

Melempar satu bungkus es krim tanpa aba-aba dan Luhan gesit menangkapnya. Bagaimanapun rasa stroberi ini sayang jika harus hancur menyentuh tanah.

Tatapannya diberikan tajam. Siapa sangka para wanita ini penggila rasa masam dari buah merah itu.

Jangan tanya pendapat mereka yang maniak, karena bunyi yang akan mereka serukan tentang rasanya hanyalah kata manis.

Jika saja kehidupan mereka normal dari kebanyakan orang, posisi ini akan sangat menggemaskan.

Bagaimana keduanya dengan begitu rapat duduk bersebelahan disebuah bangku taman. Kaki mungil mereka yang tidak sampai ke tanah bahkan begitu menggemaskan.

Tentu keberadaannya masih dihalaman Phoenix. Ditemani fatamorgana pun angin yang datang lembut.

Hening untuk nikmat yang mereka dapat.

Keduanya merasakan nyaman bahkan ketika tanpa suara.

Bukankah itu pertemanan yang sesungguhnya?

Tapi jangan tanya keduanya tentang hal terkait seberapa dekat mereka, karena sekalipun mereka tak akan mengakui tentang hal itu.

"Si Choi itu... Kau tahu hanya tinggal belalainya saja?" jangan hiraukan cara bicaranya, Baekhyun memang begitu. Tajam. Bagi seorang yang sangat perasa tentunya.

BAD DREAM (HUNHAN VER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang