8. Penyintas

1.5K 224 10
                                    

Terjadi perpecahan kelompok di dalam gua. Sasuke menjadi terasingkan, tetapi ia sepertinya tak peduli toh bukan itu yang menjadi alasan ikut bergabung kembali ke Konoha. Ada hal yang mengusik hati, membuat rasa penasaran sehingga bungsu Uchiha menjadi tertarik dan ingin mengetahuinya. Apa yang membuatnya berubah? Mengapa dia percaya padaku? Tidak mungkin karena Naruto karena aku merasakan hal yang lain. Hm ... nalar. Apa yang membuatnya memiliki penalaran yang dewasa?

Berpikir, menguak satu per satu, Sasuke mulai sedikit bisa membuka rasa penasaran. Mata jelaganya mengamati gadis yang sedang memperhatikan Naruto melucu di antara para Nakama.

Merasa ada yang memperhatikan, refleks Hinata menoleh. Begitu juga Naruto tak sengaja mengikuti arah pandang gadis Hyuuga ke seorang pria yang terkenal tampan rupawan. "Woooi! Sasuke, kemarilah!"

Entah apa yang membuat kaki bergerak, Sasuke berjalan menuju teman-temannya, tanpa kedip menatap sulung Hyuuga. Naruto tertawa lebar lalu memberi ruang pada sahabatnya sedangkan kebanyakan ninja muda saling pandang dan memberengut.

"Duduklah di sini, Sasuke. Sakura-chan, bergeserlah." Mulanya ia duduk di samping Sakura, tetapi Naruto berdiri dan memberikan tempatnya untuk Sasuke. "Teman-teman, kita lupa menyambut kedatangan Sasuke berkumpul kembali dengan kita. Sekarang, marilah kita memberikan ucapan atau semacam sambutan selamat datang padanya."

Berbagai tatapan ditujukan pada ninja keturunan akhir Uchiha lalu mereka memalingkan muka. Suara hati diwakili dengan aura wajah yang kebanyakan menarik bibir menandakan rasa tidak suka.

Sialan Naruto, seolah menjebak kami. Dan kenapa bocah ini mau berkumpul kemari? "Aku pergi saja! Masih ada urusan yang harus kuselesaikan!"

"Aku ikut denganmu, Sai!"

"Eh, kalian mau ke mana?" Dahi Naruto berkerut melihat tingkah kedua temannya, Sai dan Kiba kemudian diikuti yang lainnya. "Hoooiii! Kalian mau ke mana?!" Semua Nakama beranjak, menyisakan lima orang termasuk Sasuke. "Sakura-chan, kau tahu kenapa mereka bersikap seperti itu?"

"Aku tidak tahu, Naruto. Mungkin saja mereka memiliki acara sendiri."

Hinata tampak tak setuju dengan jawaban yang diberikan oleh Sakura. Namun, ia tak ingin berbicara yang mengakibatkan gusar saat duduk. Sasuke lagi-lagi melirik ke gadis Hyuuga. Senyum sangat tipis terpatri di bibirnya. Meskipun banyak berubah, dia seperti salah tingkah di depan Naruto. Dia menyukai Naruto sejak dulu hingga sekarang. Bungsu Uchiha mendongak menatap sahabatnya. Si bodoh ini tidak tahu perasaannya atau pura-pura tidak tahu?

"Huh! Tak usah dipikirkan. Mungkin benar yang dikatakan oleh Sakura-chan, mereka memiliki acara sendiri." Raut wajah kecewa masih terpancar, tetapi tak lama kemudian, Naruto membuat hangat suasana. "Sasuke, adakah gadis yang kau sukai?"

Ucapan spontanitas yang sebenarnya memang disengaja untuk memancing reaksi sahabat membuat ketiga gadis yang ada di sekitar Sasuke menunduk malu-malu, terlebih Sakura karena ia sangat mengharap akan cinta sang pujaan hati.

"Kau ini bicara apa, Naruto?"

"Hahaha ... seorang Sasuke punya rasa malu juga? Jawab saja, Teme. Siapa gadis itu?"

Bungsu Uchiha melirik sekilas ke Hinata. Gadis itu seakan abai, tetapi mata jeli Sasuke melihat segurat merah di pipinya. Pertanyaan sepele yang diajukan Naruto sesungguhnya menjebak. Jika aku menanyakan gadis yang disukainya, semua sudah tahu jawabannya adalah Sakura. Jika aku bertanya gadis yang menyukainya, semua juga tahu Hyuuga ini sangat menyukai Naruto.

"Teme! Kau sedang melamunkan gadis itu? Hehee ... mengaku saja, apakah dia ada di sini?"

Hm ... dia memancing perasaanku pada Sakura. "Aku memang sedang memikirkan seorang gadis, tapi untuk hal yang lain."

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang