4. Tempat Asing

1.9K 245 11
                                    

Batu-batu sangat besar dan tinggi menjadi pemandangan asing bagi Shinobi Konoha. Mereka terdampar di tempat yang tak dikenal setelah keluar dari portal. Bahkan untuk sekelas Orochimaru sang pengelana dunia Shinobi pun tidak mengetahui daerah yang berbatu masuk wilayah negara aliansi mana. Mata-mata jelalatan penuh heran sekaligus geman ditunjukkan oleh para ninja. Langit biru gelap bertaburan bintang, tiada berawan. Bulan berbentuk sabit sejak Mugen Tsukoyomi turut menghias angkasa.

"Tsunade! Apakah kau bisa mengira-kira. Kita sekarang berada di mana?"

"Heh! Aku bahkan ingin menanyakannya padamu. Bukankah selama ini kau lebih banyak bertualang dibanding denganku."

"Andai Jiraiya masih hidup ...."

"Hei, kau jangan menyebut dia lagi di depanku!"

"Tak baik membenci orang yang telah tiada! Lagian, dia sangat mencintaimu."

"Orochimaru! Aaaargh ... ssssh ...."

"Guru!"

Luka parah di ulu hati membuat Godaime susah payah menahannya. Ia mengerang kesakitan ditambah rasa geram dengan ucapan Orochimaru. Dahulu, ketika mereka bertiga--Tsunade, Orochimaru, Jiraiya--tergabung dalam satu tim di bawah bimbingan Hiruzen, timbul benih asmara pada Jiraiya. Namun, saat perasaan diungkapkan langsung ditolaknya mentah-mentah karena alasan Jiraiya sangat mesum. Cucu Hokage pertama merasa jijik ketika mengetahui dijadikan objek pikiran kotor bahkan teman satu timnya itu menuangkan dalam sebuah buku cerita serial dewasa berjudul 'Icha-icha Paradise'.

Lelah dan rasa kantuk menyerang membuat suasana senyap tak ada yang mengobrol maupun berkata-kata. Biasanya tidak sampai hening sempurna karena ada suara cempreng, entah hanya sekadar bersenandung tidak jelas ataupun menggoda teman-teman. Sakura menyadari, rekan satu tim dari kecil yang terkenal cerewet tidak ada bersama-sama dengan mereka. Ia panik, berdiri untuk menebar pandang mencari keberadaan Naruto ke sana kemari.

"Naruto! Kau di mana? Narutooo!"

"Oh iya, dari tadi aku tidak mendengar suaranya. Di mana dia?"

"Aku pun juga tidak tahu, Choji. Kau bantu mencarinya!"

"Sasuke juga tidak ada!"

"Ya, kau benar, Karin. Sepertinya dia pun tidak ada di sini."

"Hinata! Apakah ada yang melihat Hinata?"

"Lho, bukankah dia bersamamu, Tenten!"

"Tidak, Sakura! Sejak pertarungan dimulai, Hinata tak bersamaku."

Kepanikan mulai melanda sebagian ninja di sekitar Sakura. Terlebih pula ketika menyadari Sasuke maupun Hinata tidak ada juga bersama mereka. Para Nakama berdiri, serempak berteriak memanggil ketiga nama kawannya.

"Narutooooo! Sasukeeee! Hinataaaaaa!"

"Jangan bercanda, tidak lucu sama sekali!"

"Bodoh! Tentu saja mereka tidak bercanda. Aku bersama Naruto sejak kecil, jadi sangat hafal dengan cakranya, dia benar-benar tidak ada di sini. Kau ... bukankah kau lama bersama Sasuke. Namamu Suegetsu, kan? Apakah kau tak bisa mendeteksi cakra Sasuke? Bahkan tadi Karin juga tak bisa merasakan cakra Sasuke."

Marah, kesal diluapkannya pada seorang laki-laki kerempeng bergigi runcing mirip gigi hiu. Rasa sedikit iri karena kedekatan Sasuke pada tim baru menyesakkan hati Sakura. Ia menarik baju tanpa kerah yang dikenakan Suegetsu, kepalan tangan melayang siap dihantamkan ke wajah.

"Sakura! Tahan emosimu!"

"Jangan halangi aku, Pig! Manusia hiu ini pantas diberi pelajaran!"

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang