9. Makhluk Bulan

1.5K 197 16
                                    

Luka baru saja kering, kini datang serangan dari langit. Kilat api seperti meteor atau bintang jatuh, mendentum setelah mencapai permukaan bumi. Burung-burung besar tak luput dari serangan. Lengkingan kesakitan sangat keras membahana di udara dan banyak yang berjatuhan, terluka maupun tewas.

Ketika memasuki mulut gua dengan menggendong Hinata, Sasuke melihat para ninja termangu di tempat masing-masing, bingung atas apa yang terjadi. Ia juga melirik Naruto tampak tegang, panik, dan menunduk karena merasa bersalah padanya. "Dobe! Suruh mereka masuk!" Tanpa berhenti, bungsu Uchiha melalui sang sahabat, lompat lebih ke dalam gua.

Mendengar suara Sasuke, tanpa diinterupsi Naruto, para ninja berlompatan kembali ke gua. Napas mereka memburu dan wajah tampak ketakutan.

"Huuuh! Sialan, kau Sasukeee! Sebenarnya apa maksudmu?"

Stres memuncak, Shikamaru menghadang langkah Sasuke dengan mata berlinang dan sedikit terisak. Gadis di gendongan perlahan diturunkan, bungsu Uchiha abai dengan perkataan temannya dan melangkah menghampiri Hokage tanpa menoleh ke siapa pun.

"Mereka berasal dari bulan. Aku merasa ada kaitannya dengan Kaguya. Aku sempat bertarung dengan mereka, wujudnya tak jauh dari ciri Otsutsuki."

"Ka-Ka-Kaguya?" Tampak jelas keterkejutan di wajah Tsunade. "Bu-bukankah kalian sudah berhasil menyegelnya?"

Para ninja berdebar-debar mendengar laporan Sasuke. Rasa trauma saat menghadapi Madara belum juga hilang, kini nama Kaguya si biang kerok disebut kembali. Bencana, gawat, pasrah, menyerang pikiran mereka. Shinobi Konoha menunduk, tak ada yang mengucapkan sepatah kata pun.

Sasuke menoleh pada Hiashi Hyuuga lalu menghampirinya. "Tuan Hyuuga, aku mendengar mereka menyinggung nama Hamura. Bukankah itu nenek moyang Anda?"

"Ha-Ha-Hamura? Be-be-benar, i-i-itu nenek moyang ka-mi." Terkejut bukan kepalang, menatap bungsu Uchiha dengan mata nyalang, tubuh Hiashi gemetaran. "A-a-apa yang m-m-mereka katakan?"

"Aku mempunyai firasat buruk tentang klan Hyuuga. Entah--"

"Hanabi! Hanabi! Adakah yang melihat Hanabi?!"

Teriakan panik dari Kurenai menghentikan perkataan Sasuke. Seketika kepanikan terdengar riuh di antara para ninja. Mereka menoleh ke segala arah dan memang tak melihat si kecil Hyuuga yang biasanya paling riang apalagi ketika namanya disebut.

"Hanabiiiiii! Hanabiiiii!" Hiashi histeris meneriaki nama putri bungsunya. Tangan gemetaran ditambah mata yang mulai berlinang manarik iba para Shinobi.

Hinata tak kalah panik. Ia memutar badan, mengedarkan pandang ke segala arah untuk mencari adiknya. "Ke mana kau, Hanabi?"

Sasuke menghilang dan disadari oleh sebagian ninja, Uchiha terakhir lari keluar gua. Naruto pun ikut lompat menyusul sahabatnya.

Suasana di luar gua sangat panas. Semak, pohon, bahkan banyak kelinci maupun burung-burung raksasa terbakar dan hangus. Langit masih gelap berwarna hitam dan jingga dengan kilat api seperti busur panah menuju ke tempat mereka.

"Narutoooo! Sasukeeeee!"

"Hanabi!" Sasuke dan Naruto mendongak dan sangat terkejut melihat gadis kecil Hyuuga terayun-ayun di udara. Ia tergantung pada tali yang dikendalikan oleh makhluk yang melayang dan menyeringai lebar.

"Ahahaha ... ahahaha ... manusia. Hahaha ... hahaha ...."

"Siapa kau! Turunkan bocah itu atau kuhancurkan kepalamu!"

"Otsutsuki!"

"He? Apa katamu? Apa kau ingin mengatakan dia ini adiknya Kaguya?"

Naruto terbelalak lebar lalu menyipitkan mata, mengamati makhluk yang melayang berkulit putih pucat memiliki kedua mata berwarna ungu perlahan berubah merah dengan spiral hitam ber-tomoe. "Rinnegan? Hei, itu seperti milikmu, tapi dia merah dan milikmu ungu. Berarti dia masih saudaramu, Teme!"

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang