11. Penuh Jebakan

1.4K 186 6
                                    

Sinar dari kunai Tenten yang dipegang oleh Sasuke memperlihatkan boneka-boneka mengerikan, bentuk seperti manusia serigala bertubuh besar berdiri agak membungkuk berbalut bulu legam, berbeda dengan yang mereka jumpai saat pertama kali tiba di bulan. Kedua pasang jemari tangan Kunoichi saling mencengkeram teman di depannya. Langkah mereka terhenti dan tak ada yang berani berucap. Hening. Hanya suara dengkuran napas tak teratur terdengar dari mulut mereka.

Kerak! Kerak!

Riuh suara pergerakan boneka membuat tim Sasuke tercekat. Bungsu Uchiha segera mematikan cahaya kunai dan mengembalikan kepada pemiliknya. Serentak mereka menyandarkan tubuh ke dinding lorong dengan rapat, menanti kejadian selanjutnya.

Dum-dum kerak! Dum-dum kerak!

Suara derap pasukan boneka mulai bergerak, berbaris rapi dan teratur satu per satu berjalan dengan empat kaki atau merangkak menuju lorong. Sasuke dan kawan-kawan semakin merapatkan tubuh hingga perut terasa menipis. Mereka menunggu cukup lama hingga tak lagi terdengar suara langkah. Hampir separuh boneka-boneka mengerikan keluar dari tempatnya. Tiba di barisan akhir, satu boneka berhenti lalu berjalan ke arah para ninja muda.

Aku tak bisa lagi menahannya, bagaimana ini? Terpejam. Ya, aku akan memejamkan mata saja. Boneka mengerikan melangkah menghampiri Sakura. Kunoichi terkuat tampak gemetaran ketika merasakan sentuhan kuku makhluk berbulu tak bernapas. Teman, tolong aku, kumohon tolong aku. Ia tak merasakan kehadiran boneka manusia serigala lagi kemudian perlahan membuka mata. Apa yang terjadi?

Tubuh boneka berbulu tersungkur dengan keadaan terikat tali ninja. Ketika Sakura memejamkan mata, Sasuke bergerak senyap mengikat boneka dengan sangat kuat.

"Sasuke, apa yang kau lakukan? Bagaimana jika mereka semua bangun?"

"Mereka hanyalah boneka, bergerak karena ada yang mengendalikan. Mereka tak bisa mendengar. Namun, jangan berbicara terlalu keras. Mungkin saja si pengendali ada di sekitar sini."

"Lalu kenapa dia bisa mendekati Sakura?"

"Mata. Mereka dikendalikan lewat mata."

Merasa tak puas dengan jawaban pimpinan, Tenten mendengus kesal. Sasuke tahu teman-teman yang lain pun penasaran ingin mengetahui lebih banyak tentang boneka-boneka berbulu. "Boneka-boneka itu tak akan bergerak jika si pengendali tak merasakan ada ancaman atau semacam pemicu supaya dia menggerakkan. Mereka digerakkan karena kita adalah ancaman, tapi dia tidak tahu kita ada di sini. Tepatnya belum."

"Ya, tentu saja seperti itu. Semua pasti akan melakukan hal yang sama, mengeluarkan senjata saat ada ancaman. Aku pun juga seperti itu." Lagi-lagi gadis bergaya rambut cepol dua dibuat kesal oleh Sasuke. Ia menunduk tak ingin menanyakan perihal boneka walaupun hati masih diliputi rasa penasaran.

"Dia tersandung sehingga berjalan miring ke arah Sakura. Mereka terkendali oleh mata, dia kira rambut Sakura adalah mata temannya."

Sialan. Warna rambutku merah muda bukan merah menyala. Dasar makhluk bodoh. "Apakah dengan mengikatnya seperti ini, si pengendali tak merasa kehilangan salah satu bonekanya?"

"Selama mata boneka itu menyala, si pengendali tak akan menyadarinya."

"Wah! Kalau begitu kita ikat semua yang tersisa supaya tidak menyerang teman-teman kita."

"Buang-buang waktu saja!"

"Eh ...." Wajah Sakura merah menanggung malu karena usulannya tak diterima oleh pria pujaan bahkan dibentak dengan sindiran.

"Aku yakin ada ruang si pengendali di sekitar tempat ini. Sial! Aku tak bisa melihat dengan sharingan. Semua doujutsu tak berguna di sini kecuali doujutsu manusia bulan itu. Shino, keluarkan binatangmu!"

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang