17. Hilang Akal

1.7K 169 27
                                    

Toneri menatap tajam pada Sasuke. Heran dan geram menjadi satu manakala mengetahui bungsu Uchiha nyaris menggagalkan semua rencananya. Ia menelisik dan mencium aroma persinggungan lalu menoleh cepat ke Urashiki sambil melotot.

"Hahaha ... tak usah melihatku seperti itu, Bocah Bulan. Apa yang kau pikirkan memang benar, tapi tak sampai terjadi karena aku datang tepat waktu. Kau harusnya berterima kasih padaku."

Keenam ninja muda Konoha saling berpandangan. Mereka tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh dua makhluk asing di depannya. Berbeda dengan Sasuke dan Hinata, dua remaja ini bersemu merah sekaligus marah dan berbagai rasa menyelubungi, bagai simalakama. Andai melakukan sanggama ketika di kamar pengantin, berarti benar-benar menggagalkan rencana Toneri, tetapi risikonya mereka akan kehilangan doujutsu untuk selama-lamanya.

Melihat ke teman-teman lalu melirik ke ikatan tangan, Sasuke segera melepaskannya karena ia tahu para ninja muda Konoha akan melindungi Hinata. "Pergilah bersama mereka." Secepat kilat bungsu Uchiha melesat menghantam dada Toneri. Gerakan tak terduga membuat musuh terjungkal.

Manusia bulan berdiri sempoyongan, menatap marah pada Sasuke. Perasaan sakit dan cemburu yang besar baru saja menyeruak, malah dihantam belum lagi kondisi siap. Ia dendam dan menyerang bungsu Uchiha dengan membabi buta. Tangan kanan menjulur, melaju cepat mengarah ke leher. Semua ninja muda Konoha tercekat menyaksikan kemarahan mengerikan dari Toneri.

"Sasukeeee ... berhati-hatilah!" Tak tinggal diam, Naruto pun melesat membantu sahabatnya. Secepat kilat ia menendang tangan Toneri. Namun, pertahanan si tuan rumah sangat kokoh bahkan sudah memprediksi kejadian yang bakal dilakukan oleh teman-teman Sasuke.

"Menyingkirlah, Manusia Kuning! Aku tak ada urusannya denganmu! Dia yang menjadi urusanku saat ini!" Tangan Toneri berhasil mencekik leher Sasuke. Hinata dan Sakura menjerit dari tempatnya sedangkan teman yang lain menahan napas, tak bisa berbuat banyak.

"Tak akan kulepaskan kau, Bocah Sialan!" Semakin keras Toneri mencekik leher bungsu Uchiha hingga napas Sasuke megap-megap.

"Hentikan!"

Sebuah pecut mengenai tangan Toneri hingga cekikan pada Sasuke terlepas. Sontak manusia bulan menatap nyalang pada Urashiki. "Kenapa kau menghalangiku, hah!"

Mempunyai kepentingan tersendiri, tentu saja Urashiki tak ingin target mati begitu saja. Ia cepat-cepat menyusun rencana. Sepertinya aku harus mengatakan yang sebenarnya kepada bocah ini. "Bocah Bulan, kau salah jika menganggap bocah itu hanya keturunan Indra! Bahkan dia jauh lebih hebat darimu karena darah murni tiga keturunan Kaguya bercampur di tubuhnya!"

"Apa maksudmu?!" Napas Toneri memburu, mata biru aquamarin bersinar terang, siap dipakai memusnahkan lawan dalam satu doujutsu sekaligus.

"Di samping darah Indra, darah Hyuuga ada di dalam dirinya. Tidak hanya itu, dia memiliki Rinnegan yang artinya memiliki darah Ashura juga!"

Toneri terperangah dengan penjelasan yang diberikan oleh Urashiki. Ia tak menyangka, ada keturunan yang lebih hebat bahkan melebihi dirinya. Hm ... sepertinya dia sengaja menyembunyikan ini dariku. Sialan! "Urashiki! Aku tak peduli! Sekalipun dia hebat setingkat Dewa tertinggi, aku tak memedulikannya karena bukan dia yang kuinginkan!"

Melihat perdebatan dua makhluk Otsutsuki adalah kesempatan tersendiri buat para ninja muda Konoha. Sasuke memberi kode teman-temannya untuk mengamati sekitar, mencari pintu yang bisa menghantarkan ke lokasi Hanabi. Mereka mengangguk dan meningkatkan kewaspadaan, berkeliling menyatukan punggung.

"Kau salah besar, Bocah Bulan! Kau tahu, penyatuan Hyuuga dengan bocah ini akan menghasilkan doujutsu yang hebat karena darah mereka benar-benar murni. Asal kau tahu, bocah ini adalah keturunan terakhir!"

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang