2. Kudeta

3K 297 17
                                    

Bayangan kebahagiaan akan segera berkumpul dengan teman maupun keluarga tercinta, sirna hanya dalam beberapa hitungan. Para Shinobi yang baru pulang dari peperangan tersentak kejut tanpa kata, terpana dengan pengakuan nukenin yang mengatakan perihal Danzo, si penatua desa Konoha yang dianggap telah tiada.

"Aku telah membunuhnya dan menyaksikan sendiri kematiannya. Tapi, apakah mungkin dia hanya mati suri?"

Suara pintu gerbang terbuka memeranjatkan para Shinobi. Seorang yang tak asing bagi mereka menampakkan diri, berpakaian Anbu selempang merah, biasa disebut pasukan khusus Root, di bawah komando langsung oleh Danzo.

"Hahahaaaa ... kau ini pasti Uchiha si biang kerok itu, bukan? Ternyata memang bodoh, ya. Kau hanya membunuh dan melihatnya mati, tapi tak melihat jasadnya, kan?"

Bingung, heran, tegang, bahkan ada yang ketakutan andai yang dikatakan oleh Sasuke adalah benar. Danzo, seorang ambisius, pemberontak negara hanya mati suri? Kening mereka berkerut memasang kewaspadaan mencari keberadaan sosok pria berserban putih.

"Jadi benar yang dikatakannya bahwa Danzo hanya mati suri?"

"Oh, kau lebih bodoh darinya, Naruto. Saat itu kau hanya memikirkan gadis berambut merah muda saja, bukan?"

Bola mata lavendel membulat, hatinya tersentak sakit membayangkan kenyataan sebenarnya bahwa pria yang dicintai lebih peduli dengan rekan satu tim.

"Itu bukan urusanmu!"

"Oh, aku tak ingin membuang waktu percuma untuk mengurusmu, Siluman Rubah!"

Gadis berambut pirang merasa bertanggung jawab mendekat datang kepada pria yang baru saja bicara karena berasal dari klan yang sama--Yamanaka. Mata pirus berbalut duka memancarkan kesedihan mengingat sang ayah termasuk dalam jajaran Shinobi yang gugur akibat perang dunia keempat. "Paman Fu. Hiks ... ayahku telah mati demi membela Konoha. Dia mempertaruhkan nyawanya hingga tetes darah penghabisan supaya nama klan kita pun menjadi semakin terhormat. Sadarlah, Paman. Jalan yang Paman ikuti itu adalah salah. Danzo--"

"Kau tahu apa? Kau masih terlalu kecil untuk mengerti. Tuan Danzo memiliki visi dan misi untuk kepentingan negeri, tetapi segala usulannya selalu ditolak oleh mereka! Lihat! Buka matamu lebar-lebar, Ino! Namamu Ino Yamanaka, putri dari Inoichi, bukan? Mereka hanya ingin dinasti kepemimpinan. Danzo menginginkan pemimpin secara demokrasi, pemimpin yang harus diakui semua orang. Pikirkan itu! Apakah kau masih ingin tunduk pada pimpinan dari dinasti mereka saja?"

"Paman--"

"Hokage kelima adalah cucu Hokage pertama. Hokage kedua adalah adik Hokage pertama. Hokage ketiga murid Hokage kedua. Hokage keempat--"

"Hokage keempat murid Jiraiya. Tak ada hubungannya dengan pembentukan dinasti seperti yang kau katakan!"

"Kau salah, Godaime! Hokage keempat memang murid Jiraiya, tetapi Jiraiya adalah murid Hokage ketiga. Tetap saja membentuk sebuah dinasti!"

Dan Hokage selanjutnya adalah aku, putra Hokage keempat. Apakah benar yang dikatakannya, Hokage hanya membentuk suatu dinasti kepemimpinan? "Huh! Kau salah besar, Paman Setengah Tua! Selanjutnya aku, putra dari Hokage keempat yang akan menjadi Hokage. Asal kau tahu, bukan karena aku sebagai putra Hokage lantas ingin menjadi Hokage. Namun, darah itu mengalir dengan sendirinya untuk menghantarkan sebagai Hokage karena sebelum aku tahu tentang ayahku, cita-citaku dari kecil adalah ingin menjadi Hokage!"

"Hahaha ... percaya diri sekali, kau, Naruto! Sebelum kau menjadi Hokage, maka itu negeri ini harus diubah!"

"Ada yang mengatakan kepadaku, 'Menjadi Hokage, bukan berarti semua orang akan mengakuimu. Tapi, jika semua orang mengakuimu, itulah Hokage sesungguhnya'."

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang