25. Hutan buah

1.7K 182 37
                                    

Di bagian lain pulau Taka, tepatnya wilayah dibalik dinding air terjun, Orochimaru serta anak buahnya dan Kabuto memimpin para senior menuju pantai yang mengarah ke Konoha. Terlalu banyak aral melintang dijadikan alasan untuk meninggalkan ninja-ninja muda di pemukiman. Kurang pengalaman dan berisik adalah faktor utama bagi si Legenda Sannin tidak mau mengajak Naruto dan kawan-kawan. Padahal bagi Tsunade bukan itu pertimbangannya. Sang Hokage berdalih karena sebagian mereka baru saja menjalankan misi maka diberikan waktu untuk bersenang-senang. Namun, kenyataannya berbeda. Sang ketua klan terhormat memohon pada pemimpin Konoha supaya Nakama diberikan tugas ringan, tidak hanya mengurus kebun maupun mengawetkan bahan makanan untuk persediaan, tetapi mereka harus melakukan sesuatu yang lebih menantang.

Kebetulan memang jenazah Neji harus dibalsam dan karena bahan sudah habis, Hiashi mengingat tentang mayat yang secara tidak sengaja digeletakkan begitu saja oleh geng Orochimaru di sebuah tempat nun jauh di belakang hutan buah, di balik perbukitan batu bahkan beberapa bulan kemudian ia pernah ikut sekali untuk membantu sekaligus mengobati rasa penasaran.
.
.
.

Langit cerah berwarna biru membentang dengan lapisan awan tipis. Matahari tampak ceria, memancarkan sinarnya terik menyengat, memberikan kehangatan bumi yang diguyur hujan semalaman. Jauh di bawahnya, sekelompok pemuda berjalan beriringan, berbaris di padang rumput liar yang tumbuh tinggi-tinggi.

Kebun sayur-mayur baru saja dilewati oleh rombongan ninja muda Konoha. Senda gurau mengiringi langkah mereka yang kini akan memasuki kawasan hutan buah. Hinata berhenti mendadak begitu melihat buah-buahan siap panen, ranum menggiurkan sekitar dua ratus meter dari tempatnya berdiri. Seketika teman-temannya menghentikan canda tawa dan terkesima melihat hamparan pohon tak begitu tinggi dengan hiasan bulat warna kuning, oranye, serta ada juga yang merah.

"Wow! I-ini sangat menakjubkan!" Mata jernih seindah kristal Emerald membelalak melihat buah yang begitu banyak menghiasi pohonnya. "Buah apakah itu?"

"Kau ini bagaimana, Jidat! Tidakkah kau pernah memakan buah kesemek? Ah, aku rasa memang di Konoha jarang kita dapati." Gadis yang selalu berpenampilan seksi melesat menuju salah satu pohon buah. Tangan dengan jari lentik menyentuh satu buah berwarna oranye terang dan mengilat lalu memelintirnya. Gerakan refleks yang biasa dilakukan oleh setiap orang, mengusap buah itu sebelum menggigitnya. "Uuuum ... maniiiiis, renyaaaaah!"

Para ninja muda saling berpandangan sejenak lalu melesat berlomba untuk mencapai tempat Ino berada. Mereka saling berebut memetik buah bulat berwarna oranye mirip jeruk, ada juga yang merah pada saat matang sempurna.

"Hmm ... benar. Ini manis serta renyah. Aku akan memetiknya beberapa untuk kujadikan bekal perjalanan." Hinata melirik pohon penuh buah yang begitu menggoda seraya ingin dipetik. Teman-temannya asyik berebut dan beradu argumen untuk mendapatkan yang terbesar.

"Tapi pohon-pohon di sini kenapa terlihat menyeramkan? Lihat saja, batang-batangnya besar seperti berumur ribuan tahun dan warnanya hitam serta gelap bahkan ditumbuhi lumut. Apakah tidak beracun jika kita memakannya?"

 Apakah tidak beracun jika kita memakannya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang