13. Hipotermia ( Rate M )

3.6K 245 13
                                    

Setelah berpisah dengan timnya, Sasuke berjalan sendiri untuk menyelidiki dan mencari tahu tentang tempat-tempat rahasia di bulan guna mengetahui titik lemahnya. Ia menemukan banyak gua maupun lorong bahkan jumlahnya sampai puluhan. Tak mungkin menyelidiki satu per satu, bungsu Uchiha hanya mengandalkan insting. Untuk ke sekian kali berbelok dan sekarang masuk ke gua gelap terus maju, tiba-tiba merasakan hawa di sekitar sangat dingin. Pantulan warna putih kebiruan seolah menginginkan kedatangannya.

"Huh! Es! Pantas saja dingin."

Lantai dan dinding semua tertutup air membeku, bening memantulkan bayangannya. Angan Sasuke terbawa ke masa lalu saat melawan Haku, terkurung dalam kristal beku. Iseng, ia menyemburkan api, jutsu kebanggaan klan Uchiha. Hanya sebentar es meleleh lalu kembali menjadi batu.

Sasuke mengeratkan mantel di tubuhnya sambil menyipitkan mata saat melihat danau membeku seperti lapangan seluncur es. Melangkah ke tengah, berjongkok lalu diketuk-ketuknya lantai pijakan, tetapi tiba-tiba terkejut hingga berdiri dan melompat mundur. Di dalam danau yang membeku, ia melihat sesuatu yang bergerak. Namun, karena pembiasan, tak begitu jelas benda atau apa yang ada di dalam kristal es yang begitu tebal. Insting dan rasa penasaran menguasai, tangan kiri memunculkan percikan kilat.

Sasuke mengangkat tinggi tangan kirinya siap menghantam danau yang telah beku. "Cidoriiiiii! Hyaaaaaat!"

Bongkahan es berhamburan ke udara hingga mencapai langit-langit gua. Air es sebagian muncrat mengenai wajahnya. Namun, Sasuke terperanjat dan mendelik karena mengenali sesuatu. Apa yang dilihatnya dari balik kristal es di danau ternyata ....

"Hyuuga Hinata?!"

Secepat kilat Sasuke meraih sosok mengapung di permukaan danau yang sudah dipecahkannya. Ia segera membalik tubuh pucat dan kaku bagaikan mayat. Diperiksanya denyut nadi dan tak ada kepastian yang menandakan kehidupan di sana. Tanpa buang waktu, bungsu Uchiha mengangkat tubuh seolah tak bernyawa dan membawanya ke tepi danau yang agak kering.

"Hyuuga! Hyuuga! Apakah kau mendengarkanku?" Rasa kepanikan tentu saja ada walaupun ia terkenal sebagai ninja yang masa bodoh. Kedua mata tampak berkaca-kaca dan terasa hangat. "Bertahanlah, Hyuuga. Aku pasti bisa menyelamatkanmu!"

Mengabaikan rasa kesopanan, Sasuke segera melucuti semua baju yang dikenakan Hinata dengan tangan sedikit gemetaran hingga tak ada seutas benang sedikit pun menutupinya. Sejenak naluri laki-laki menguasai ketika baru pertama kali di dalam hidup melihat seorang gadis telanjang bulat di depan mata. Namun, ia segera mengerjap-kerjapkan mata untuk menepisnya.

Tangan gemetaran ketika melucuti bajunya sendiri hingga ia pun sama, tak memakai penutup apa pun di tubuhnya. Sasuke bergerak perlahan lalu menindih tubuh telanjang Hinata yang begitu dingin saling berhadapan hingga kulit bersentuhan rapat kemudian meraih mantel untuk membungkus tubuh mereka.

Sasuke menyalurkan hawa hangat dari tubuh ke gadis yang sedang ditindihnya. Ia pun membuka mulut Hinata lalu menutup dengan mulutnya kemudian mengembuskan napas secara perlahan.

Pelan tapi pasti rasa hangat memasuki Hinata baik dari sentuhan kulit maupun napas yang disalurkan oleh Sasuke. Perlahan tubuhnya bergerak nyaman menikmati kehangatan. Bungsu Uchiha menyadarinya. "Hyuuga, kau sudah sadar?"
Ia berulang kali meneguk saliva dan dada naik turun. Matanya begitu lekat menatap tajam mata si gadis Hyuuga yang terpejam.

"Eum ...." Hinata belum sepenuhnya siuman. Ia seperti meminta lebih hangat dari tubuh Sasuke. Uchiha segera memeluknya lebih erat. Sesuatu yang menempel dan mengganjal di kemaluannya menyentakkan si sulung Hyuuga. Ia sadar penuh dan membelalak seketika. "Oh! Sasuke, apa yang kau lakukan?" Tubuhnya bergerak-gerak, tetapi terkunci karena balutan mantel. "Kau!"

MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang