Part 6

619 92 11
                                    

"Wendy?" Irene melihat Wendy masuk ke kelas Irene. Kenapa dia ada di sini? Dia langsung membalikan satu kursi ke arah belakang agar duduk berhadapan dengan Irene.

"Kenapa kamu ada di sini?" Tanya Irene bingung. Dia sebenarnya sedikit curiga kenapa ada murid berseragam biru yang masih berkeliaran di sini. Biasanya mereka akan memilih menongkrong di Cafe atau bermain di lapangan biliar dan bowling atau beberapa hanya beristirahat di kamar mereka yang sangat nyaman itu. Tidak akan ada yang mau berada di lingkungan kelas lama-lama.

"Memang nya kenapa? Aku hanya ingin memastikan kondisi mu, apa kamu baik-baik saja?" Tanya nya. Irene mengangguk. "Terima kasih sudah khawatir kepada ku, tapi aku harus menyelesaikan semua ini." Ucap Irene. Dia bukan nya tidak ingin mengobrol dengan Wendy, tapi dia benar-benar harus cepat menyelesaikan semuanya jika dia masih ingin tidur di kasurnya sendiri.

"Irene, wajahmu semakin pucat, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Wendy. Dia mungkin sangat memperhatikan Irene. Irene menganggukkan kepalanya.

Wendy membukakan roti itu dan memberikannya kepada Irene. "Aku sudah mengantri untuk membelikan mu ini." Ucapnya. Irene melihat Wendy yang menaruh roti itu tepat di atas buku yang sedang Irene tulis.

"Kenapa kamu harus repot-repot, aku tahu aku tidak bisa membelinya, tapi tidak perlu sampai memamerkannya di depan ku seperti itu." Ucap Irene kesal.

"Aku bukan memamerkannya, aku hanya ingin kamu makan, seharian ini aku tidak melihat mu keluar dari UKS." Balas Wendy. Irene kembali menulis catatannya.

"Ayolah kamu harus makan, apa karena aku memakai seragam ini kamu jadi tidak mau menerima makanan dari ku?" Tanya Wendy. Irene menggeleng.

"Aku hanya ingin menyelesaikan ini dulu." Ucap Irene tanpa melihat ke arah Wendy dan terus menulis catatan nya. Wendy pun semakin merasa di abaikan oleh Irene.

"Hei, aku tidak berniat jahat kepada mu, makan dan ini.", Wendy menusuk sedotan ke susu kotak itu.

"Minum ini, aku tidak tahu apa kamu akan suka atau tidak, tapi ini rasa favorit ku." Ucap Wendy.

Irene melirik dari sudut matanya. Wendy menaruh susu nya di depan Irene.

"Lebih baik kamu habiskan semuanya dari pada di buang, aku akan kembali ke kamar ku." Ucap Wendy. Dia bangun dari kursi itu dan berjalan keluar kelas Irene. Irene hanya menatap kepergian nya hingga hilang di balik pintu.

Perutnya sebenarnya terasa semakin sakit. Perih. Irene mengambil Roti itu dan memakannya. Rasanya enak, tapi dia mungkin tidak akan bisa memakanya lagi lain kali.

Irene meminum susu kotak itu dan menghabiskan semuanya. Perutnya masih terasa sakit, tapi setidaknya ini sedikit berkurang karena Irene sudah makan sedikit.

Irene merasa dirinya seperti memiliki seorang teman, untuk pertama kalinya. Wendy sangat perhatian kepada nya. Walaupun sikap mereka sepertinya terbalik. Seharusnya Wendy yang bersikap cuek kepada Irene. Tapi ini malah lebih terasa Irene yang tidak menerima kehadiran Wendy saat di dekat Irene. Walaupun niatnya baik.

Mungkin itu sudah tertanam di benak Irene, kalau semua murid golongan biru memiliki sikap yang sama, mereka tidak mungkin memberikan sesuatu kepada golongan putih secara gratis. Pasti ada sesuatu yang membuat murid golongan biru berbaik hati kepada golongan putih. Walaupun hati nya berkata tidak semua orang seperti itu. Tapi Irene juga tidak bisa berubah pikiran hanya karena satu orang yang baik kepadanya.

Irene sangat yakin alasan ChanYeol menyelamatkannya tadi agar terhindar dari masalah besar, mereka semua pasti memiliki alasan yang sama. Tidak mungkin tanpa alasan mereka mau membantu Irene. Memang nya Irene itu siapa?

Irene kembali menulis catatannya, dia benar-benar tidak boleh membuang-buang waktu lagi. Irene melihat ke arah jam, waktu menunjukkan pukul 4 lewat 15 menit. Untung saja catatan nya tinggal sedikit, jadi kemungkinan besar Irene bisa kembali ke kamar nya.

Setelah setengah jam, akhirnya Irene berhasil menyelesaikan seluruh catatannya. Irene memasukkan semua buku nya ke dalam lemari buku miliknya di dalam kelas. Irene juga berniat mengembalikan buku yang di pinjamkan oleh wali kelasnya. Sebelum Irene keluar dari sana, dia melihat sampah bungkus roti dan kotak susu nya yang masih ada di atas mejanya. Irene mengambil nya dan ingin membuang nya di tempat sampah.

"Irene? Sedang apa kamu di dalam kelas?"

Irene cukup terkejut ketika ada beberapa teman sekelasnya ada di depan pintu dan ingin masuk ke dalam. "Aku baru selesai menyelesaikan catatan ku. Permisi," Irene ingin lewat, tapi mereka malah mencegat Irene.

Mereka melihat apa yang ada di tangan Irene. "Apa kamu mengambil itu? Tidak mungkin kamu bisa membelinya sendiri." Ucap nya. Irene menggeleng. "Seseorang memberikannya kepada ku." Balas Irene.

Dia malah tertawa, "Menurut mu aku akan percaya seseorang memberikannya kepada mu? Mereka saja tidak pernah membagi ku," Ucap nya. Irene tidak tahu kenapa dia harus berurusan dengan teman nya ini. Mereka satu kelas, kenapa harus menambah masalah.

"Hei, kita ini sudah mau lulus, tidak perlu menambah masalah." Ucap Irene. Irene ingin menerobos keluar, tapi lagi-lagi di halang oleh nya.

"Kamu ini manusia atau bukan sih? Aku yakin nama ku saja kamu tidak tahu," Ucap nya. Irene sebenarnya tahu, tapi karena selama ini dia tidak memiliki teman yang benar-benar mau berteman dengan nya, jadi Irene berbicara kepada semuanya hanya seperlunya saja.

"Minggir lah Vio, aku ingin keluar," Ucap Irene.

"Kamu mengingat nama ku, aku sangat tersanjung, tapi kamu belum boleh keluar sampai kamu memberitahu dari mana kamu mendapatkan roti dan susu itu, kamu pasti mencuri nya, aku akan melaporkan mu ke semua orang kalau kamu itu pencuri. Mungkin mereka bisa lebih berhati-hati lagi dengan diri mu." Ucap nya. Irene tidak mengerti. Kenapa seperit nya Violet sangat membenci Irene. Padalah mereka sama-sama golongan putih seperti Irene. Seharusnya sesama golongan putih mengerti status mereka juga sama tidak berharga nya di sekolah. Kenapa harus bersikap seperti itu.

"Tolong jaga mulut mu."

Irene mendengar suara itu, begitu juga dengan Violet. "Aku yang memberikannya, lalu kenapa?" Ucap nya.

"Wendy, aku pikir kamu sudah kembali ke kamar mu." Balas Irene. Wendy melewati Violet dengan tatapan jijik.

"Kamu sudah menghabiskannya? Jika kamu mau lagi, aku masih ada banyak di kamar ku, kamu tinggal meminta nya saja." Ucap Wendy.

"Tidak perlu, kalau begitu aku dulu an," Ucap Irene dan ingin keluar.

Violet menatap Irene dengan tatapan tidak suka. Karena ada Wendy di sana, Irene jadi bisa keluar dengan tenang. Di kelas itu tersisa Violet dengan Wendy. Mereka memang satu tingkat, hanya saja mereka berbeda kelas.

Violet tidak ingin mengatakan apa pun pada Wendy karena dia tahu apa pun yang di ucapkan bisa di putar balikan untuk mengeluarkan diri nya dari sekolah ini.

"Ingatlah status mu di sekolah ini, jangan bersikap layak nya kamu golongan biru, lain kali aku tidak akan membiarkan mu bebas seperti ini." Ucap Wendy lalu keluar dari kelas itu meninggalkan Violet sendirian dengan perasaan kesalnya.

TBC

Reverse [ 1 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang