Part 23

496 73 12
                                    

Irene dan Sehun berjalan kembali ke gedung asrama mereka. Sebenarnya Sehun menyuruh Irene kembali lebih dulu, tapi betapa kurang ajar nya pihak sekolah, mereka sudah memblokir kartu untuk Sehun dan membuat Sehun tidak bisa masuk ke sana lagi. Padalah Sehun belum juga memindahkan barang-barang nya.

Guru-guru dan pak Kim juga sudah kembali, tidak ada orang lagi di dalam gedung Sekolah, dan Sehun terjebak di rooftop sendirian, Sehun terpaksa menelepon temannya untuk membantu nya, sayang nya, ChanYeol dan Wendy sedang tidak berada di sekitar sini, ChanYeol bilang hari ini mereka sudah ijin keluar dari Sekolah untuk jalan-jalan di mall. Dan Kai sendiri, Kai sudah berhasil berbaikan dengan Krystal karena Krystal hampir saja masuk ke jebakan Steve.

Akhirnya mau tidak mau Sehun menelepon Irene untuk membantu nya. Untung saja Irene mau kembali lagi ke rooftop untuk membukakan pintu untuk Sehun, jika tidak, mungkin dia akan bermalam di sana, di temani angin malam yang dingin dan tidak bersahabat.

"Kartu mu sudah di blokir?" Tanya Irene. Sehun mengangguk sambil memakai hoodie jaket nya.

"Lalu bagaimana kamu bisa mengambil barang-barang mu?" Tanya Irene. Sehun mengangkat kedua bahu nya sebagai jawaban. Sehun sedang tidak mood untuk berbicara. Hidup nya sudah terlalu berantakan sekarang. Sehun bahkan tidak bisa membayangkan jika kedua orang tua nya tahu, dia mungkin akan di habisi detik itu juga karena mempermalukan keluarganya.

"Kalau begitu kita coba dulu di kamar mu, jika tidak bisa di buka, aku bisa meminjamkan mu kamar lama ku," Ucap Irene.

"Kamar lama mu? Memang nya kunci nya masih bisa?" Tanya Sehun. Irene mengangguk. "Mereka bilang itu bisa menjadi kamar cadangan," Ucap Irene. Sehun mengangguk.

Sehun dan Irene akhirnya sampai di depan pintu masuk gedung. "Coba dengan kartu mu." Ucap Irene. Sehun mengeluarkannya dan mencoba menempel kan nya di mesin itu. Tapi tidak bekerja sama sekali.

"Coba di gesek." Ucap Irene. Sehun menggesek nya.

Pipppppp.... Suara itu sangat keras terdengar disertai dengan kedipan merah. Karena Irene takut mengganggu orang lain, dia segera menempel kan miliknya dan pintu itu pun bisa terbuka. Irene masuk ke dalam lift bersama Sehun. Sebenarnya ini pertama kali Irene bisa naik ke sini dengan Lift, di kamar nya dulu, mereka harus naik tangga hingga ke lantai 5. Jika tidak mau kita bisa melewati tangga sekolah dan akan tetap tembus ke kamar-kamar yang ada di sana. Tapi tetap saja itu perjalanan yang melelahkan. Sedangkan di sini, dengan sangat enak nya di sediakan lift khusus.

"Kamar mu lantai berapa?" Tanya Irene.

"Lantai 6." Ucap Sehun. Irene memencet tombol 6 di dalam lift itu. Pintu lift nya pun segera tertutup.

"Kamar mu se lantai dengan kamar ku." Gumam Irene. "Bukan hanya kamar mu, tapi aku se lantai dengan Kai, ChanYeol, Wendy. Krystal. Aku sengaja menyusun semuanya seperti itu agar lebih mudah untuk bertemu, tapi aku tidak menyusun punya mu, mungkin bu Yura berpikir kamu akan lebih senang jika berada di dekat Wendy." Ucap Sehun.

"Mungkin saja." Jawab Irene.

Pintu lift terbuka ketika mereka sampai di lantai 6. "Aku akan berada di kamar ku, jika kamar mu tidak bisa terbuka ketuk saja pintu kamar ku," Ucap Irene. Irene berjalan lebih dulu dan meninggalkan Sehun sendirian di lorong itu.

Irene masuk ke kamar nya dan Sehun memerhatikan kamar yang Irene masuki. Setelah Irene masuk, Sehun melihat ke arah pintu kamar nya dan mencoba kartu miliknya. Jika kamar nya pun sampai di blokir, Sehun mungkin akan lebih memilih tidur di kelas dari pada di luar sini.

Pip... 'Access Denied'

"Hahh..." Sehun menghebuskan nafasnya. Kamar nya benar-benar di kunci. Lalu bagaimana Sehun mengambil barang-barang nya sekarang?

Pipp... 'Access Denied'

Sehun pikir menelepon orang tuanya akan menyelesaikan masalah ini, tapi Sehun juga sadar, diri nya sudah besar, dia tidak mungkin terus mengadu kepada orang tua nya tentang masalahnya di sekolah, Sesekali Sehun mungkin harus menghadapi semuanya sendiri.

Sehun berjalan ke kamar Irene dan mengetuk pintu kamar itu..

Tokkkk.. Tokk.. Tokkk...

Cklekkk...

"Apa pintu nya tidak bisa di buka?" Tanya Irene. Sehun mengangguk sambil menggaruk bagian belakang kepalanya. Dia merasa harga diri nya sudah benar-benar hilang sekarang. Dengan tidak ada rasa malu nya, Sehun terus meminta bantuan kepada orang yang sering dia bully, dan orang itu masih sabar memberikan bantuan untuk Sehun.

"Sebentar, aku akan ambil kan kunci kamar lain," Ucap Irene. Sehun hendak ikut masuk tapi sebelum dia melakukan itu, Irene sudah lebih dulu menahan pintu kamar itu dengan kaki nya. Irene tidak membuka seluruh pintunya, dia hanya membuka sebesar kepalanya saja agar bisa melihat Sehun di luar.

"Sehun, ada peraturan sekolah tentang ini kan?" Tanya Irene.

Sehun bingung. "Tentang apa?" Tanya Sehun.

"Laki-laki tidak boleh masuk ke kamar perempuan, jadi jangan mencoba melanggarnya," Ucap Irene. Sehun mengurungkan niat nya untuk masuk dan menghangatkan diri sebentar. Setahu Sehun, hanya di kamar golongan biru yang memiliki penghangat ruangan saat musim dingin, itu artinya, malam ini Sehun akan tidur dengan sangat-sangat tidak nyaman.

"Aku tidak tahu aturan itu, ChanYeol selalu masuk ke kamar Wendy setiap malam," Ucap Sehun dengan wajah polosnya.

"Ya, mungkin Wendy tidak keberatan jika pacarnya masuk ke kamar nya, tapi aku keberatan jika orang yang suka mem bully ku masuk ke kamar ku." Ucap Irene. Irene masuk ke dalam dan menutup pintu nya, dia membiarkan Sehun menunggu nya di luar.

Cklekkk..

"Sehun, ini ada kamar cadangan, tapi aku tidak tahu apa kamu bisa tidur atau tidak di sana." Irene memberikan sebuah kartu untuk Sehun.

"Di mana kamarnya?" Tanya Sehun.

"Di lantai 3 gedung sebelah." Ucap Irene.

"Ini di gedung golongan putih? Aku tidak bisa ke sana." Ucap Sehun.

"Kenapa?" Tanya Irene.

"Seluruh sekolah akan membicarakan tentang ku besok," Ucap Sehun.

"Sehun, besok kamu sudah di skors, atau kamu mau pulang ke rumah mu saja?" Tanya Irene sambil mengambil kartu itu dari tangan Sehun.

"Tidak apa-apa, aku akan ke sana saat semua orang sudah tidur." Ucap Sehun. Sehun mengambil kembali kartu yang ada di tangan Irene. Dia benar-benar akan menjadi gila sebentar lagi. Seluruh hidup nya benar-benar hancur.

Sehun tidak peduli lagi jika dia harus mengganggu ChanYeol dengan Irene, tapi Sehun harus menelepon ChanYeol agar segera kembali dan menemani nya ke sana. Sehun melihat ke arah kamar Kai, dia berpikir untuk meminta Kai saja, tapi Kai baru berbaikan dengan Krystal, apa Sehun harus mengganggunya?

Tidak. ChanYeol saja, Wendy pasti akan memaklumi nya.

"Halo Yeol, bisa kamu segera kembali, aku sedang perlu bantuan mu."

'Sehun, aku akan kembali besok pagi, tidak bisakah kamu meminta bantuan Kai saja? Dia sedang di sana kan.' Ucap ChanYeol dari balik telepon itu

"Kai baru saja berbaikan dengan Krystal, dia pasti sedang berada di Cafe atau di mana." Ucap Sehun.

'Kalau begitu hampiri saja.'

"Aku tidak bisa Yeol."

'Kenapa?' Tanya ChanYeol.

"Tidak apa-apa, aku akan menceritakannya nanti. Selamat bersenang-senang." Ucap Sehun. Dia menutup teleponnya. Seperti nya Sehun benar-benar sendirian sekarang.

TBC

Reverse [ 1 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang