Part 22

539 82 31
                                    

"Kenapa kamu terus mengikuti ku?" Tanya Sehun. Irene masih berdiri di ambang pintu.

"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Irene. Sehun sama sekali tidak melihat ke arah Irene, mata nya tertuju pada pemandangan luar gedung.

"Aku hanya ingin menikmati ini, bisakah kamu keluar? Aku sedang berbicara baik-baik" Ucap Sehun. Irene tidak mau. Dia ingin memastikan Sehun tidak akan melakukan hal bodoh seperti melompat dari sini.

"Biarkan aku di sini sebentar." Ucap Irene.

Irene keluar dan mengunci pintu itu dengan kartu miliknya. Di sana tidak memakai kunci manual, hampir semua ruangan memiliki kunci dengan bentuk kartu yang jika di beri di tempelkan di sebelah pintu akan terbuka atau tertutup secara otomatis. Sehun sama sekali tidak menghiraukan Irene.

"Jangan berpikir dengan seragam biru kamu akan di anggap spesial." Ucap Sehun. Irene duduk di bangku yang tidak jauh dari sana. Sekarang Irene sudah memiliki akses untuk Rooftop juga, jadi Irene sudah tidak melanggar aturan lagi.

"Aku juga tidak ingin di anggap spesial," Ucap Irene. "Aku hanya ingin berbicara dengan mu, itu saja." Lanjut Irene.

Kali ini Sehun duduk di bangku yang ada di sebelah Irene, tapi Sehun masih belum melirik Irene sama sekali.

"Kenapa kamu selalu mem bully ku? Apa aku benar-benar pernah berbuat salah kepada mu?" Tanya Irene. Sehun bersandar di sana dan menutup matanya dengan lengan kiri nya.

"Kenapa membahas itu lagi?" Tanya Sehun.

"Entah lah, aku ingin meminta maaf jika benar aku berbuat salah kepada mu, dan aku ingin masalah kita selesai sebelum kita lulus nanti," Jawab Irene. Sehun menghela nafasnya.

"Kamu tidak salah, hanya saja aku ingin melakukannya?" Ucap Sehun santai.

"Kenapa? Itu tidak menyenangkan untuk ku." Jawab Irene sambil melihat ke arah Sehun. Sehun sedikit mengintip dari bawah lengannya.

"Ya itu bukan masalah bagi ku, lagi pula kenapa juga aku harus peduli apa yang kamu rasakan." Ucap Sehun.

"Seharusnya aku membiarkan mu di keluarkan saja dari sekolah." Gumam Irene pelan.

"Tapi terima kasih, berkat diri mu, aku hanya di skors 4 hari." Ucap Sehun.

"Setidaknya kamu masih bisa mengikuti ujian." Balas Irene pelan.

"Tapi kenapa kamu melakukannya?" Tanya Sehun.

"Agar aku bisa balas dendam kepada mu." Ucap Irene. Sehun langsung duduk tegak sambil menatap Irene.

"Kamu tidak sengaja merencanakan semua ini kan?" Tanya Sehun.

Irene tersenyum. "Memang nya mungkin aku ingin mencelakai diri ku sendiri dan berakhir 4 hari di rumah sakit?" Tanya Irene.

"Lalu kamu mau balas dendam kepada ku?" Tanya Sehun hati-hati sambil mengunjuk diri nya sendiri. Irene mengangguk dengan sangat yakin.

"Setidaknya kamu bisa merasakan bagaimana rasanya, untuk golongan putih, bisa makan saja sudah bagus, tapi kalian malah selalu membuat kami menderita di sekolah, padalah kami tidak salah apa-apa, sekarang, sebelum kamu lulus, setidaknya kamu harus merasakan susah untuk pertama kali dalam hidup mu." Ucap Irene.

"Aku terlahir di keluarga kaya dengan orang tua yang tidak pernah ada untuk ku, menurut mu aku bisa menjadi anak baik?" Tanya Sehun.

"Tidak ada yang tidak mungkin, menurut mu orang tua ku ada untuk ku? Mereka selalu sibuk di kantor dan aku selalu sendirian di rumah, itu sebab nya aku lebih ingin tinggal di sini," Ucap Irene.

"Kedua orang tua mu bekerja?" Tanya Sehun. Irene mengangguk.

"Kenapa kamu golongan putih? Seharusnya kamu bisa masuk golongan biru kan?" Tanya Sehun.

"Keluarga ku terlilit hutang, perusahaan ayah ku juga sudah bangkrut, jadi dia bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan." Ucap Irene.

"Hutang apa?" Tanya Sehun. Irene terkekeh. "Kenapa kamu jadi kepo seperti ini?" Tanya Irene.

"Aku selalu tertarik tentang diri mu, tapi terkadang aku juga benci melihat mu, mungkin ini terdengar tidak masuk akal, tapi mantan pacar ku berselingkuh di belakang ku dengan pria lain, dan katanya dia hanya menjadikan mantan pacar ku itu sebagai pelampiasan karena dia di tolak oleh mu, jadi selama ini aku selalu berpikir kamu lah penyebab aku kehilangan pacar ku dulu." Ucap Sehun. Irene mengerutkan dahi nya.

"Maksud mu, mantan pacar mu adalah Violet? Dan pria yang kamu maksud adalah Steve?" Tanya Irene. Sehun mengangguk. "Aku tahu ini agak aneh karena aku menceritakan masalah ku kepada orang yang sering aku bully selama 3 tahun terakhir." Ucap Sehun.

"Apa kamu sungguh-sungguh dengan ucapan mu tadi?" Tanya Sehun.

"Yang mana?"

"Kamu ingin balas dendam." Ucap Sehun. Irene mengangguk. "Tentu saja, sebenarnya ini bisa di mulai sekarang, tapi seperti nya lebih seru jika nanti aku menemui mu lagi dengan baju putih mu." Ucap Irene. Sehun tahu harga diri nya dan kekuasaan nya akan segera berakhir begitu dia harus memakai seragam putih.

Seluruh sekolah belum ada yang tahu tentang ini, hanya Violet, Irene dan Sehun. Bahkan Kai, ChanYeol dan Wendy belum mengetahui nya.

Sehun terus menunduk melihat ke arah lantai. "Semua akan segera berakhir, dan mungkin saja yang akan mem bully ku bukan hanya kamu nanti." Ucap Sehun. "Aku tidak mengerti." Balas Irene.

"Aku banyak mem bully orang, mau itu golongan putih atau pun biru, aku bahkan tidak tahu apa aku bisa bertahan sehari saja dengan semua itu nanti." Ucap Sehun.

"Ini yang di katakan oleh Wendy, hidup ini akan selalu berputar, kamu tidak bisa selama nya berada di atas, sekarang kehidupan kita berbanding terbalik, aku tiba-tiba bisa membantu ayah ku, semua hutang nya lunas, dan perusahaan nya kembali berjalan, dia sudah keluar dari perusahaan tempat ia bekerja dan kembali ke perusahaannya sendiri, sedangkan ibu ku kembali menjadi sekretaris ayah ku, dan aku, memiliki seorang teman yang benar-benar ada untuk ku, sedangkan kamu, kamu dalam sekejam kehilangan semuanya, posisi mu, kekuasaan mu, bahkan sifat asal mu." Ucap Irene.

"Tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mengubah ini," Ucap Sehun.

"Memang, tapi kamu harus menjalani semuanya, dan saat kamu di skors, aku akan mengirimkan semua catatan dan materi untuk kamu pelajari, anggap saja ini sebagai ganti nya," Ucap Irene.

Sehun tidak mengerti. "Ganti apa?" Tanya Irene.

"Saat itu kamu memberiku uang untuk membeli buku-buku baru dan seragam baru, aku akan membayar semuanya kembali dengan memberi mu ringkasan dan materi penting saja. Aku tahu kamu tidak suka belajar, tapi setidaknya berusahalah untuk kali ini. Ini adalah ujian terakhir kita." Ucap Irene.

"Mungkin kamu ada benarnya." Ucap Sehun.

"Ini sudah sore, kita harus kembali," Ucap Irene sambil bangun dari tempat duduk itu.

"Aku masih harus memindahkan semua barang ku ke kamar baru." Ucap Sehun.

"Iya, itu adalah pekerjaan yang cukup melelahkan, aku baru saja menyelesaikan nya tadi pagi." Ucap Irene.

"Benarkah? Apa mereka tidak memberikan bantuan seperti troli atau apa?" Tanya Sehun. Irene menggeleng. "Kamu harus mengangkat semua nya sendiri, aku saja yang dari golongan putih ke biru tidak mendapat bantuan, apa lagi yang biru ke putih." Ucap Irene.

Sehun langsung menjatuhkan tubuhnya ke belakang. "Mati lah aku." Irene terkekeh melihat Sehun yang seperti ini, jauh dari sifat dia yang biasanya. Ini pertama kali Irene melihat sisi lain Sehun yang hangat.

TBC

Tripel up gaisss... Vomment ya...

Reverse [ 1 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang