Part 17

535 94 20
                                    

Keesokan hari nya, Irene bangun lebih awal, kali ini bukan untuk sarapan, tapi dia ingin berbicara dengan bu Yura dulu di kantor guru untuk membahas tentang video yang dia berikan kemarin. Siapa tahu Irene bisa menemukan orang yang merekam itu dan mengucapkan terima kasih sekaligus meminta nya untuk tidak menyebarkannya.

Tokkk.... Tok... Tok.....

"Permisi," Ucap Irene. Hampir semua guru yang ada di sana melihat ke arah Irene.

"Irene, duduk di sini sebentar." Ucap Bu Yura. Irene langsung berjalan ke arah meja bu Yura.

"Jadi bagaimana? Apa video itu benar?" Tanya Bu Yura. Irene menggeleng dan mengangguk. Bu Yura terlihat bingung. "Apa yang benar? Ya atau Tidak?" Tanyanya lagi.

"Bu, boleh saya tahu dari mana ibu mendapatkan video itu?" tanya Irene.

"Dari seorang murid laki-laki kelas sebelah." Jawab Bu Yura.

"Siapa?" Terlihat wajah penasaran Irene saat dia bertanya kepada Bu Yura.

Bu Yura terlihat seperti orang itu tidak mau di bocorkan namanya. "Maaf, ibu sudah berjanji untuk tidak membongkar identitasnya, dia hanya mengatakan kalau lebih baik kamu tidak mencari dia dari pada kamu akan menyesal di akhir karena telah mencari nya." Ucap Bu Yura. Ini malah semakin membuat Irene penasaran. Kenapa orang itu seperti tidak mau di ketahui, apa mungkin dia juga takut dengan Sehun? Ya mungkin saja, Sehun adalah orang yang palling di takuti seluruh orang di sekolah ini, bahkan termasuk guru dan kepala sekolah.

"Tapi bu, saya boleh minta tolong?" Tanya Irene.

Bu Yura mengangguk. "Boleh Rene." Jawab nya. Irene menarik nafas pelan. "Ibu tolong jangan sebarkan video itu ya bu," Ucap Irene. Bu Yura melihat nya dengan tatapan bingung kali ini. "Kenapa?" Tanyanya.

"Maaf bu, saya tidak bisa memberitahu ibu sekarang, tapi mungkin nanti." Ucap Irene. Bu Yura mengangguk, tapi sebelum Irene bangun dari tempat duduk nya, Bu Yura baru sadar sesuatu. "Apa ini juga sama seperti yang terjadi pada mu di kolam renang?" Tanya Bu Yura.

Irene menggaruk kepalanya. "Tidak persis sih bu, hanya saja mirip seperti itu." Ucap Irene pelan. Bu Yura menghela nafasnya sebentar dan menyenderkan tubuhnya di kursi nya.

"Bagaimana jika menertibkan murid yang satu ini?" Gumam nya sambil mengusap seluruh wajahnya.

"Tidak perlu bu, sebentar lagi juga kita akan lulus bu, tinggal menunggu waktu ujian selesai lalu kelulusan saja, saya masih bisa menahan semua nya kok." Ucap Irene. Bu Yura melihat Irene dengan tatapan iba. "Apa selama ini, itu alasan kamu tidak masuk di berbagai pelajaran? Dia melakukan semua ini kepada mu?" Tanya Bu Yura lagi. Irene menggeleng. "Tidak semua nya dia yang melakukannya, terkadang beberapa anggota nya yang melakukan itu kepada ku, tapi aku benar baik-baik saja bu, ibu tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diri ku sendiri." Ucap Irene.

Bu Yura menggeleng. "Ibu akan membantu mu." Ucap Bu Yura. Kali ini Irene harus menolak. Dia tahu bu Yura adalah single parent dan ini adalah pekerjaan satu-satunya untuk menafkahi keluarganya. Irene tidak mau membuat bu Yura di keluarkan karena diri nya. Apa lagi Irene tahu anak-anak bu Yura masih sangat kecil, dia membutuhkan banyak biaya untuk kebutuhan nya, Irene tidak bisa membayangkan seperti apa jadi nya jika Bu Yura sampai di pecat karena membantu Irene.

"Bu, saya akan meminta bantuan ibu saat saya perlu" Ucap Irene.

"Baiklah, katakan lah pada ku jika kamu butuh bantuan." Ucap Bu Yura. Irene tersenyum dan mengangguk. Irene keluar dari sana dan berjalan ke kelasnya, dia masih sangat penasaran siapa orang yang merekam aksi Sehun itu. Kenapa dia sampai berani merekam itu, padalah seharusnya dia tahu apa yang akan terjadi jika video itu sampai tersebar luas.

Irene berjalan ke kelasnya lagi dan masuk ke kelasnya. Satu hari sudah lebih dari cukup untuk Irene memulihkan diri nya sendiri. Tapi dia tidak tahu kenapa harus ada Sehun di kelas nya se pagi ini. Apa lagi Sehun tidak biasanya mau belajar di dalam kelas, lalu apa Sehun sedang menunggu Irene untuk melakukan sesuatu lagi pada nya? Irene tidak menatap Sehun lama-lama. Dia langsung berlari ke locker buku nya dan mengambil buku pelajarannya untuk hari ini.

Saat Irene membuka lemari nya, air yang bercampur cat langsung keluar hingga mengenai seragam putih Irene dan membuatnya kotor. Hampir semua buku-buku nya di buat basah dan sepertinya ada beberapa cat nya yang sengaja di buka oleh salah satu temannya. Semua buku dan barang-barangnya rusak karena terkena air dan cat. Irene tidak tahu siapa yang melakukan ini, tapi Irene pikir ini adalah ulah Sehun karena Sehun lah satu-satu nya yang ada di sana. Tapi sekarang Sehun tidak memperhatikan Irene dan hanya memainkan ponsel miliknya.

"Sehun." Panggil Irene. Sehun tidak membalasnya. Dia masih fokus dengan ponselnya.

Irene hanya ingin bertanya apa ini ulah Sehun. "Sehun, Apa ini ulah mu?" Tanya Irene. Sehun melirik Irene dan kembali lagi ke ponselnya.

Kali ini Sehun meletakan dagu nya di atas meja sambil bermain ponsel. Irene tidak berani bertanya lagi, tapi semua buku nya basah dan sebentar lagi dia akan ujian. Irene menghela nafasnya sebentar. Ini mungkin bukan ulah Sehun, Sehun memang selama ini sering mem bully Irene, tapi Sehun tidak pernah merusak barang-barang Irene.

Irene melirik Sehun sekali lagi, Sehun terlihat sangat tidak peduli kenapa nya. Seperti tidak ada apa-apa di antara mereka, bahkan mereka terlihat seperti tidak saling kenal. Irene membawa seluruh buku-bukunya keluar dari dalam locker nya dan mengelap seluruh locker nya yang basah dan berwarna. Dia tidak tahu harus berbuat apa dengan semua buku nya yang basah. Itu sudah tidak bisa di perbaiki lagi, semua tulisannya sudah luntur hingga tidak terbaca, beberapa halaman juga sudah menempel menjadi satu. Begitu juga dengan kamus dan barang-barang Irene lainnya. Semua hancur karena basah. Belum lagi buku-buku yang terkena tumpahan cat. Irene membawa semuanya ke meja nya. Dia benar-benar berpikir apa yang harus dia lakukan sekarang. Irene tidak bisa membeli buku lagi, buku ini saja sudah beli yang paket dari sekolah, dan tidak mungkin Irene membeli nya lagi dengan uang tabungan nya yang selama ini sudah ia tabung bertahun-tahun kan.

Irene menaruh kepala nya di atas meja, Irene sangat frustrasi sekolah di sini, kenapa begitu banyak orang yang tidak suka dengan Irene. Irene terlalu fokus pada pikirannya sendiri, hingga dia tidak sadar ada orang di depan mejanya. "Ambil ini." Ucap nya. Irene mengangkat kepalanya. Itu Sehun. Irene melihat lagi ke arah meja Sehun di belakang yang sudah kosong dan kembali lagi melihat Sehun yang ada di depannya sambil menyodorkan dia beberapa lembar uang.

"Beli buku dan seragam baru," Ucap nya. Karena Irene tidak mengambil nya dan hanya diam saja, Sehun meletakan uang itu di atas meja Irene lalu keluar dari kelas nya. Irene tidak tahu apa yang ada di pikiran Sehun. Kenapa dia tiba-tiba memberikan Irene uang yang bisa di bilang cukup banyak uang sekedar membeli buku, itu bahkan lebih banyak dari pada uang yang selama ini dia tabung.

TBC

Btw ini aku post aja, kayaknya kalau nungguin sider beralih profesi jadi ga sider hampir ga mungkin juga. Babaiii... See u in the next part...

Reverse [ 1 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang