"Jadi lah pacar ku." Bisik Sehun.
Irene pikir dia mungkin sedang bermimpi sekarang, karena sebelumnya Sehun terlihat sangat marah dan kesal lalu dalam hitungan detik, sikap Sehun berubah. Dia memeluk tubuh Irene dan berbisik sekali lagi. "Ayo kita berpacaran," Lanjut Sehun.
Irene berbalik menjadi menghadap Sehun. "Kenapa?" Tanya Irene.
"Karena aku mau kamu hanya jadi milikku." Jawab Sehun. Irene berusaha mencari kebohongan di mata Sehun. Irene memang tidak menemukannya, tapi hati nya dan akal sehatnya berkata lain, di dalam diri nya, dia tidak percaya kalau Sehun ingin memilikinya.
"Bukankah selama ini kamu membenci ku? Kenapa sekarang perasaan mu menjadi seperti ini?" Tanya Irene. Dirinya masih tidak mengerti apa yang ada di dalam pikiran Sehun.
"Apa aku harus menjelaskan semua nya baru kamu mau menjadi pacar ku?" Tanya Sehun.
Irene mengangguk. "Aku pikir ya, Aku masih tidak mengerti, banyak perempuan lain di sekolah ini, kenapa aku? Kamu membenci ku kan? Aku tidak masalah dengan itu, bahkan jika kita tidak perlu bertemu lagi setelah lulus, aku tidak keberatan, kita bisa jalani kehidupan kita masing-masing dan melupakan kejadian-kejadian itu, aku rasa kita akan baik-baik saja." Ucap Irene.
Sehun benar-benar mengerti apa yang di maksud dengan Irene, dia melepas pelukannya dari tubuh Irene. "Itu artinya kamu menolak ku kan?" Tanya Sehun. Irene merasa tidak enak jika dia harus menolak Sehun secara terang-terangan, tapi dia juga tidak mau membuat Sehun seperti memiliki harapan dengan Irene.
Irene masih tidak memberikan jawaban apa pun.
"Aku mengerti kalau aku mungkin menjadi manusia paling kamu benci di dunia, kamu tidak ingin melihat ku lagi kan? Lalu kenapa selama ini kamu terus bersikap baik di depan ku? Kamu bisa kan hanya diam, menjauh dari ku, tidak perlu memedulikan aku, itu akan membuat ku lebih mudah untuk menjalani hidup ku dari kamu terus berada di sisi ku, membantu ku di semua kondisi. Seharusnya kamu berhenti mengkhawatirkan aku. Jangan berpikir dengan kamu menolak ku, kamu tidak memberi ku harapan sama sekali, selama ini kamu sudah melakukannya, setiap kali aku menjahilimu, melukai mu, kamu selalu membuat ku berpikir kalau kamu memang selalu ada untuk ku, itu memang kenyataannya, tapi kalau kamu sebenarnya mau kita tidak perlu bertemu lagi, seharusnya kamu melakukan itu sejak dulu, menghindar dari ku," Ucap Sehun.
Sehun memang mengatakannya dengan pelan, tapi Irene tahu Sehun sangat kecewa. Irene selama ini tidak pernah ingin memberi Sehun harapan. Tapi Irene tidak bisa bersikap cuek kepada siapa pun.
"Aku tidak bisa bersikap cuek, itu sebab nya aku bersikap baik kepada siapa pun, termasuk diri mu." Ucap Irene.
"Berhenti lah melakukan itu jika kamu tidak mau orang lain salah paham." Ucap Sehun dingin dan datar. Irene melihat ke wajah Sehun sebentar lalu melihat ke arah lain.
"Tidak ada lagi yang bisa di bicarakan sekarang kan? Semua sudah beres, aku juga sudah mengerti, jadi Selamat tinggal, kita tidak perlu berhubungan apa pun lagi, Lupakan saja semua yang aku katakan di rooftop, tidak ada apa pun di antara kita." Ucap Sehun. Sehun berjalan menjauh dari Irene.
"Sehun, Teman-teman mu menunggu mu di lapangan basket setelah ini," Ucap Irene. Sehun diam sebentar hanya untuk mendengarkan Irene tanpa berniat membalikkan tubuhnya untuk sekedar melihat Irene.
Setelah Irene selesai, Sehun kembali berjalan menjauh dari sana.
Irene terus berpikir, apa dia sudah menyakiti Sehun? Irene memang yakin Sehun tulus mengatakannya tanpa menginginkan apa pun, hanya saja diri nya belum siap menerima Sehun seutuhnya. Dia masih berpikir Sehun tidak akan bisa bersama dengan diri nya. Irene berjalan ke arah ruang laboratorium tempat Wendy sedang ujian praktik. Irene pikir diri nya ingin menunggu di sana saja hingga Wendy selesai.
Irene menunggu cukup lama di luar pintu laboratorium itu. Irene mengintip sedikit ke dalam, dia melihat Wendy sudah hampir selesai, dia mendapatkan materi yang sama seperti yang Irene dapatkan tadi.
Wendy tanpa sengaja melihat Irene di depan, Irene mengacungkan jempol nya untuk memberi kode kalau punya Wendy sudah benar. Wendy mengangkat tangannya dan berbicara dengan pengawasnya, tidak lama kemudian, Wendy berjalan ke luar dengan perasaan senang.
"IRENEE!!! Materi itu sangat sulit." Ucap Wendy sambil cemberut.
"Aku juga mendapat materi yang sama, tenang saja, milik mu benar kok." Ucap Irene.
"Syukurlah, lalu apa kamu melihat ChanYeol, Kai dan Krystal?" Tanya Wendy. Irene menggeleng.
"Kamu sudah bertemu dengan Sehun?" Tanya Wendy lagi. Irene mengangguk. "Lalu bagaimana?" Tanya Wendy.
"Itu tidak seperti yang aku harapkan." Jawab Irene. Wendy sedikit kecewa dengan jawaban Irene, dia mengharapkan jawaban yang lebih romantis, sayang nya Irene tidak menjawabnya begitu.
"Lalu? Kalian membicarakan apa?" Tanya Wendy.
"Eumm. Wen, bisa kita mengobrol di tempat lain saja? Seperti nya ini sangat mengganggu jika kita mengobrol di sini." Ucap Irene. Wendy melihat sekeliling.
"Baiklah, kita kembali ke kamar mu saja." Ucap Wendy.
"Kenapa kamar ku? Aku ingin melihat kamar mu juga." Balas Irene. Wendy menggeleng. "Kamu tidak akan ingin melihatnya." Balas Wendy.
"Ya sudah, kita mengobrol di kamar ku saja," Ucap Irene.
"Kita temui ChanYeol dulu ya, aku takut dia akan mencari ku ke mana-mana nanti nya." Ucap Wendy. Irene menghela nafasnya. Di dalam hati Irene selalu bertanya, kenapa sahabat nya yang satu ini sangat lah bucin.
"Ya, ya baiklah," Irene mengikuti Wendy mencari ChanYeol terlebih dulu. Irene juga berharap dia tidak perlu bertemu atau pun berpapasan dengan Sehun lagi. Dia masih benar-benar merasa tidak enak setelah perbincangan tadi.
Irene dan Wendy kebetulan sekali melihat ChanYeol yang baru keluar dari salah satu laboratorium di sana. "Yeollieee..." Wendy berlari dan memeluk ChanYeol. Irene harus extra sabar dengan kelakuan Wendy. Seluruh lorong melihat kelakuan Wendy yang menurut Irene itu memalukan.
"Sudah kan? Ayo, atau kamu mau bucin saja? Aku ingin mencari makan dulu." Ucap Irene.
"Aku ikut... Yeollie, aku mau mengobrol di kamar Irene dulu ya, nanti chat saja jika ingin bertemu." Ucap Wendy. ChanYeol mengangguk.
"Selamat bersenang-senang," Ucap ChanYeol.
"Baiklah," Balas Wendy.
"Oh ya, Rene, sudah beritahu Sehun kan?" Tanya ChanYeol. Irene mengangguk. "Seharusnya dia sudah menunggu kalian di sana." Jawab Irene.
"Baiklah, terima kasih, jaga Wendy ku ya." Ucap ChanYeol.
"Aku tidak perlu di jaga. Aku bukan anak kecil." Ucap Wendy kesal karena ChanYeol selalu melihat nya seperti seorang anak kecil yang masih butuh pengasuh.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse [ 1 ] ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R13+ "Masa-masa SMA adalah masa-masa paling bahagia" Pasti banyak yang sudah seirng mendengar kalimat di atas. Tapi bagaimana rasanya tidak memiliki teman sama sekali di sekolah? Pasti sekolah menjadi sangat tidak menyenangkan. Apa lagi...