Part 29

434 68 11
                                    

Irene sudah sampai di rooftop umum, rooftop umum ini memang tidak di kunci, jadi bisa di gunakan siapa pun, mau golongan biru atau putih, dan ketika di atas sini, golongan tidak lagi berlaku. Semua nya harus saling berbagi dan mau mengalah.

Irene melihat Sehun yang sedang berbaring di atas sofa. "Sehun, jangan tertidur di sini." Irene duduk di sebelah kepala Sehun dan berusaha membangunkannya. Sehun menutup bagian matanya dengan lengan kiri nya. Irene sudah mengguncangkan tubuh Sehun tapi Sehun sama sekali tidak mau bangun.

"Hei, kamu punya kamar sendiri kan, tidur lah di sana." Ucap Irene.

"Tidak mau, aroma nya seperti diri mu." Uap Sehun. Irene cukup terkejut ketika tiba-tiba saja Sehun menyahuti perkataan Irene.

"Aku pikir kamu tertidur." gumam Irene.

"Tidak, aku tidak tertidur, aku hanya ingin menikmati waktu tenang ku." Ucap nya. Irene mengangguk walaupun dia tahu, Sehun tidak mungkin melihat nya.

Di sana tidak ada siapa-siapa kecuali mereka berdua, mungkin karena kebanyakan anak mendapat sesi kedua, alasannya, sesi pertama adalah sesi uji coba, jadi tidak banyak murid yang di pilih untuk sesi pertama, mungkin hanya seperempat angkatan yang masuk sesi pertama, selebihnya, mereka masuk sesi kedua.

Irene dan Sehun juga hanya diam di sana, mereka tidak tahu apa yang harus di bicarakan.

"Sehun, tadi kamu bilang ingin bicara." Tanya Irene.

"Nanti saja," Jawab Sehun.

"Baiklah," Ucap Irene. Dia benar-benar merasa canggung sekarang, tidak ada topik obrolan, dan dia hanya berdua dengan Sehun.

Tanpa sengaja, Irene mendengar suara perut Sehun berbunyi. Irene berusaha menahan tawanya karena Sehun seperti nya tidak akan senang jika Irene tertawa. Sehun berbalik tubuhnya menjadi menyamping dan menjadikan tangannya sebagai bantal kepala. "Anggap saja kamu tidak dengar apa pun." Ucap Sehun.

Sehun tidak membuka matanya sama sekali. Irene mengambil susu kotak itu dari tas kecil nya lalu membuka nya untuk Sehun, karena di sana ada sedotannya, Irene langsung meletakan sedotannya di depan mulut Sehun.

Sehun menolak membuka mulutnya tapi Irene benar-benar kasihan dengan Sehun sekarang. "Minum saja susu nya." Ucap Irene kesal karena Sehun tidak kunjung membuka mulutnya.

Karena tangan Irene sudah cukup lelah memegang susu itu dan Sehun tidak mau membuka mulutnya, Irene sengaja memencet hidung Sehun agar Sehun mau membuka mulutnya.

"Lepas,," Gumam Sehun pelan. Irene tidak mau melepaskannya sampai Sehun mau minum susu nya. "Minum dulu baru aku lepas." Ucap Irene.

"Hei,"

Saat Sehun membuka mulutnya, Irene langsung memasukkan sedotannya ke dalam mulut Sehun.

"Dah, minum saja." Ucap Irene. "Setidaknya ini bisa menahan lapar mu sebentar." Ucap Irene sambil memegang susu itu dan Sehun meminum nya dengan posisi berbaring menyamping seperti tadi.

Sehun melepas sedotan itu dari mulutnya dan berubah ke posisi duduk. Irene memberikan Susu itu lagi kepada Sehun, kali ini Sehun mau memegangnya sendiri.

"Ini, makan ini juga." Ucap Irene sambil memberikan sebuah roti kepada Sehun.

"Aku sedang tidak ingin makan." Ucap Sehun. Irene menarik tangan Sehun dan menaruh roti itu di atas tangannya.

"Aku sudah memberikannya, terserah kamu mau di makan atau tidak, yang penting aku tidak memiliki rasa bersalah lagi karena membuat mu kelaparan di sini." Ucap Irene. Sehun menaruhnya di atas sofa.

Reverse [ 1 ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang