Beberapa hari sudah terlewati, sekarang saat nya semua murid untuk menghadapi ujian kelulusan. Irene dan Wendy sudah belajar bersama di perpustakaan sejak kamis, mereka sudah benar-benar menguasai apa yang akan di uji kan nanti.
"Irene, Kamu sudah siap?" Tanya Wendy. Irene tersenyum lembar dan mengangguk. Dia benar-benar takut, tapi juga dia tidak tahu kenapa dia tersenyum. Aneh memang. Di detik-detik ujian nya Irene malah tidak bisa mengontrol emosi nya sendiri.
Untuk anak IPA, tidak semua ujian melalui ujian tertulis, beberapa ujian di ambil nilainya dari ujian praktik yang di lakukan langsung di laboratorium.
Karena absen setiap anak sudah kembali di acak lagi untuk ujian praktik, bisa-bisa nya Irene berada satu ruangan dengan Sehun. Sebenarnya Irene ingin meledek Sehun karena memakai seragam putih, tapi Irene tidak mau membuat Sehun down sebelum ujiannya di mulai.
Sebenarnya tidak hanya Irene yang terus memandangi Sehun, tapi semua murid yang ada di dalam laboratorium terus memperhatikan Sehun dan tidak memperhatikan instruksi dari guru itu.
Sehun duduk tidak jauh dari Irene, lebih tepat nya mereka duduk berseberangan. Irene sudah membuat semuanya di dalam catatan yang dia berikan kepada Sehun, jika Sehun tidak lulus ujian ini, artinya Sehun tidak membaca rangkuman yang Irene berikan.
Irene melirik ke arah Sehun sebelum ujian benar-benar di mulai. Irene memperhatikan gerak gerik Sehun. Irene merasa Sehun tidak seperti diri nya yang biasa.
"Silahkan mempersiapkan semua alat dan bahan yang di perlukan."
Irene mengambil alat-alat nya dari laci kecil di bawah meja nya dan mengambil bahan-bahan kimia dari lemari di lab. Sehun seperti nya sama sekali tidak tahu apa yang harus dia ambil karena semua anak mendapatkan materi yang berbeda untuk di ujikan.
Karena Sehun tidak tahu apa yang harus dia ambil, Sehun mendekati Irene. "Irene, aku mendapat materi larutan." Bisik Sehun.
Irene tidak melihat ke arah Sehun sama sekali, dia masih fokus dengan mencari sesuatu. "Irene, tolong aku," Bisik Sehun lagi.
Irene masih tidak melihat ke arah Sehun, dia tiba-tiba berjongkok dan mengambil beberapa bubuk kimia lalu memberikannya kepada Sehun. "Buku biru halaman ketiga." Ucap Irene sebelum pergi menunggalkan Sehun di sana.
Sehun tidak tahu kenapa Irene mengatakan buru biru halaman ketiga. Itu hanya tentang campuran beberapa senyawa yang..
Sehun baru sadar, Irene ada menuliskan campuran-campuran yang bisa di gunakan untuk melakukan nya. Sehun ingat beberapa senyawa yang di butuh kan. Kali ini minimal Sehun tahu sedikit apa yang harus dia lakukan.
Sehun duduk di tempatnya lagi dengan semua bahan yang sudah hampir lengkap. Irene tersenyum melihat Sehun sepertinya begitu yakin dengan apa yang dia lakukan. Irene pikir, Sehun pasti membaca buku catatan yang dia berikan.
"Jika semua sudah siap, silahkan di mulai." Ucap pengawas ujiannya. Irene langsung memulai mengerjakan nya dengan teliti, Irene selalu fokus di setiap ujiannya, itu sebab nya dia selalu menjadi peringkat satu di kelasnya.
Tapi berbeda dengan kali ini, Irene sedikit mencuri-curi pandangan ke arah Sehun untuk melihat Sehun apakah dia benar-benar bisa mengerjakannya. Sebenarnya Irene tidak perlu begitu peduli dengan Sehun, tapi diri nya menolak untuk bersikap cuek. Irene tidak bisa bersikap cuek dengan orang-orang di sekitarnya.
Saat Irene sedang melihat Sehun,, tidak di sangka, Sehun juga melirik balik Irene. Sehun tersenyum karena mendapati Irene memandangi nya. Tapi Sehun mengangkat sebuah gelas kimia di tangannya dan seperti meminta bantuan kepada Irene.
Sehun menaruhnya lagi di atas meja, dia menunjuk salah satu dari 2 gelas kimia yang ada di depannya. Irene menggeleng pelan saat Sehun menunjuk gelas pertama. Jari Sehun bergerak ke arah gelas yang satu nya. Irene mengangguk sedikit. Sehun sudah tahu yang mana yang harus dia campurkan.
Irene sendiri tidak begitu yakin apa Sehun benar-benar mencampurnya dengan takaran yang pas, Irene hanya berharap Sehun tidak meledakkan sesuatu di dalam laboratorium karena Sehun bahkan tidak pernah mengikuti pelajaran kimia.
Irene kembali dengan pekerjaan nya.
Tidak terasa waktu sudah berjalan hampir satu setengah jam, Irene sebenar lagi akan selesai sedangkan Sehun sudah keluar lebih dulu dari ruangan laboratorium karena sudah selesai sejak tadi. Bagi murid yang sudah menyelesaikan ujiannya boleh keluar lebih dulu walaupun waktu ujian belum berakhir. Jadi karena Sehun sudah selesai lebih dulu, Sehun sudah boleh keluar sejak tadi, tapi Irene masih berkutik dengan ujiannya.
Dia terus mengumpat dalam hati nya, kenapa dia mendapat ujian yang jauh lebih susah dari pada Sehun. Ini nama nya tidak adil.
"Bu, Saya selesai." Ucap Irene.
"Baik Irene, kamu boleh keluar." Ucap pengawas ujian nya. Irene tersenyum senang saat dia di perbolehkan keluar.
Irene melepas kacamata mengamannya lalu meletakannya di atas meja sebelum dia berlari keluar.
Saat di luar, orang yang pertama kali dia temui di depan pintu bukan yang seperti dia harapkan.
"Kenapa kamu berdiri di depan pintu?" Tanya Irene.
"Aku menunggu mu," Balasnya.
"Lalu? Minggir lah, aku ingin mencari Wendy." Ucap Irene kepada Sehun.
"Hei, kita bicara sebentar." Ucap Sehun sambil menahan tangan Irene yang hendak pergi dari Sehun.
"5 menit saja." Ucap Sehun. Irene sebenarnya ingin segera bertemu Wendy, tapi dia mau tidak mau mengiyakan permintaan Sehun lebih dulu..
"Sebaiknya ini penting." Ucap Irene. Sehun mengangguk. "Aku tidak pernah membicarakan sesuatu yang tidak penting." Sahut Sehun. Irene mengiyakan saja lah agar tidak panjang pembahasannya.
"Sehun, peraturan adalah peraturan." Ucap Irene. Sehun berhenti di tempatnya.
"Apa maksud mu? Aku tidak sedang melanggar peraturan apa pun," Balas Sehun.
"Apa aku harus mengingatkan mu? Seperti ini." Irene menarik Sehun ke belakang diri nya. "Bukankah kamu sendiri yang membuat peraturan ini? Jadi kamu juga harus merasakannya." Ucap Irene. Sehun berdecak kesal.
"Itu karena aku tidak mau golongan putih seenak nya saja, bukan berarti aku harus mengikuti peraturan itu juga." Ucap Sehun.
"Tapi kamu sekarang golongan putih kan?" Ucap Irene. Sehun semakin kesal dengan semuanya. Kenapa dunia ini harus membalikkan seluruh keadaan nya. Dia sudah hidup dengan sangat nyaman dan tenang selama ini.
"Kita ke rooftop?" Tanya Irene.
"Terserah saja, aku tidak memiliki akses ke mana-mana lagi sekarang." Ucap Sehun.
Irene terkekeh, rasanya dia ingin sekali menertawakan Sehun yang sudah kehilangan segala kekuasaan nya dan kehidupan nyamannya. "Baiklah, tapi apa kamu sudah sarapan?" Tanya Irene.
"Belum, aku sedang tidak ingin makan." Ucap Sehun.
"Kalau kamu tidak mau makan ya sudah, tunggu aku di depan Cafe saja, aku mau beli makan dulu." Ucap Irene.
"Hei, aku juga memiliki uang untuk membelinya." Ucap Sehun kesal.
"Tapi kamu tidak memiliki akses untuk membelinya." Balas Irene. Sebenarnya Irene tidak perlu melakukan ini, tapi dia sangat ingin melakukannya, Sehun sudah membuatnya tersiksa selama ini, sekarang Irene ingin membalasnya dengan membuat Sehun kesal tapi dia tidak bisa melakukan apa pun kepada Irene.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse [ 1 ] ✔️
Fanfiction[COMPLETE] R13+ "Masa-masa SMA adalah masa-masa paling bahagia" Pasti banyak yang sudah seirng mendengar kalimat di atas. Tapi bagaimana rasanya tidak memiliki teman sama sekali di sekolah? Pasti sekolah menjadi sangat tidak menyenangkan. Apa lagi...