14

367 64 14
                                    

Hanbin mendorong pintu perpustakaan yang besar sampai terbuka. Aroma apek dari buku buku berdebu sampai indra penciuman Hanbin, tapi itu sama sekali tidak mengganggunya. Bahkan aroma tersebut menjadi healing tersendiri bagi Hanbin. Kadang. Tidak saat ini.

"Permisi" Hanbin datang ke meja milik wanita penjaga perpustakaan. Meminta izin untuk memakai komputer dan juga menggunakan printer serta meminta beberapa lembar kertas bersama beberapa alat alat lainnya.

Hanbin memilih salah satu komputer didekatnya. Menyalakan dan mulai menyambungkan flashdisk miliknya. Mencari folder untuk dokumen laporan yang belum ter-revisi sepenuhnya.

Fokus pemuda itu diperkuat, matanya memicing untuk membaca apakah ada typo yang tidak sengaja terjadi. Jangan sampai ada yang terlewatkan. Saat sedang membaca, Hanbin merasa kalau ada beberapa kalimat tidak cocok didalam sebuah paragraf yang ia ketik. Maka dari itu ia memperbaikinya dan mengubah beberapa kalimat lainnya supaya selaras dengan kalimat yang baru saja ia tambahkan. 

Sebuah kesalahan besar karena hal itu cukup memakan waktu. Suara bel berbunyi setelah beberapa saat. Hanbin berdecak sebal karena kalimat penting yang ada diotak nya belum sempat ia ketik. Ia merapal rapalkan kalimat tersebut supaya tidak lupa.

Hanbin juga menitipkan flashdisk nya pada wanita penjaga perpustakaan dan memboking komputer tadi untuk ia gunakan kembali.

Pemuda itu berlari kecil menuju kelas, agak ter-egah saat sampai disana. Jay yang menunggunya didepan kelas langsung menghampiri Hanbin dan bertanya apakah pemuda itu baik baik saja. Hanbin hanya tersenyum sebagai jawaban. Lalu dibelakang mereka ada Mr.Seokjin yang memberi gestur untuk mereka dua masuk segera.

Mr.Seokjin mengajar seperti biasaya. Ada sedikit bumbu bumbu lawakan. Ia mengatakan bahwa belajar itu tidak boleh sambil stress kalau tidak, tidak akan ada ilmu yang menyerap. Sepertinya Mr.Seokjin agak menyindir.

Ia sadar bahwa Hanbin tidak fokus pada mata pelajarannya. Bibir pemuda itu merapalkan kalimat yang sepertinya tidak ada sangkut paut pada pelajarannya yang ia berikan sekarang.

"Kalian ada tugas makalah jawaban essai ya?"

"Tidak mister" jawab beberapa dari mereka. Hanbin mengangkat kepalanya saat Mr.Seokjin mengatakan itu.

"Atau hafalan?" tanya Mr.Seokjin lagi. beberapa nya lagi menggeleng. Mereka memang banyak menghafal untuk Ujian tapi tidak benar benar ada tuntutan untuk itu.

"Kulihat ada yang mencoba untuk menghafal" Mr.Seokjin mendekati meja Hanbin. Kontan pemuda itu mengunci mulutnya.

"Apa yang kamu hafalkan? Sepertinya itu sangat penting sampai kamu terus merapalkannya dari tadi. Kamu harus melakukan setoran?"

"Ahh itu.." hampir semua murid melirik Hanbin. Membuat Hanbin agak gugup. Ia ingin mengatakan alasan yang sebenarnya, tapi Hanbin tidak mau ketahuan bahwa ia belum menyelesaikan tugas Mr.Hoseok dan beliau memberinya keringanan. Itu akan membuat teman temannya merasa tidak adil.

"Maaf Mr.Seokjin" ucap Hanbin pada akhirnya.

Mr.Seokjin kembali berjalan ke tengah kelas "Its okay" ucapnya "Tapi alangkah baiknya, fokus pada pelajaran yang sedang diajarkan. Kamu terlihat tidak menghormati saya" Mr.Seokjin menatap Hanbin " Tidak, saya bukan marah pada kamu. Hanya saja, gunakanlah waktu dengan bijak, oke?"

"Oke Mister"

Hanbin terlalu fokus untuk mendapatkan nilai tinggi pada laporan ekonomi sehingga terlupa pada mata pelajaran yang juga sangat penting baginya.

Mr.Seokjin keluar dari dalam kelas setelah selesai mengajar dan sekarang adalah istirahat kedua. Jay mendekati Hanbin dengan khawatir "Kamu kenapa?" tanya Jay tangannya menangkap punggung tangan Hanbin yang sibuk membereskan buku.

Waiting You For Coming BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang