Chapter 22

8.5K 1.3K 68
                                    


Donghyuck merasa tidak tenang selama seharian penuh. Dia tidak bisa konsentrasi pada materi pelajaran atau pun pada percakapan teman-temannya. Lelaki itu sedari tadi memikirkan tentang berita dan foto yang tertempel di papan mading sekolah tadi pagi, dan Donghyuck tak hentinya mengkhawatirkan Mark. Apa Kak Mark dipanggil oleh guru bimbingan konseling? pikirnya, apa Kak Mark akan percaya kalau aku bilang bukan aku yang menempel foto terebut?


Donghyuck sedang mengikuti pelajaran periode terakhir sebelum jam istirahat ketika Jun, salah satu kakak kelasnya, mengetuk pintu kelasnya dan minta izin masuk.


"Maaf mengganggu, Mrs. Kim," katanya, "saya diminta untuk memanggil Haechan oleh Mr. Choi."


Akhirnya, ucap Donghyuck dalam hati. Bukannya dia benar-benar ingin dipanggil ke ruangan bimbingan konseling, hanya saja dia tidak tahan lagi harus duduk diam di dalam kelas.




Donghyuck menghela napas lega ketika mengintip dari jendela ruang bimbingan konseling dan hanya melihat Mr. Choi sendirian di sana. Dia merasa belum siap kalau disuruh bertemu dengan Mark.


"Duduk di sini, Haechan," Mr. Choi memintanya duduk di kursi yang berseberangan dengan kursinya sendiri.


"Apa kamu tau kenapa kamu dipanggil ke sini?"


"Mungkin," jawab Donghyuck ragu-ragu, "soal Kak Mark?"


Pria berumur empat puluh tahunan itu mengangguk, "apa kamu sudah lihat foto di papan mading?"


"Sudah, Mr.," jawab Donghyuck.


"Saya tadi baru selesai berbicara dengan Mark, dan juga beberapa temannya," kata Mr. Choi, "beberapa orang dari mereka sempat menyebut namamu."


Donghyuck menelan ludahnya. Apa semua orang benar-benar mengira aku yang melakukannya?


"Saya tidak mau asal menuduh kalau kamu yang menempelkan foto itu, jadi saya memanggil kamu kemari untuk berbicara soal ini," lanjut pria itu, "jadi, apa benar kamu yang melakukannya?"


"Tidak," Donghyuck menggeleng cepat, "bukan saya yang memasang foto itu."


"Beberapa murid lain mengatakan kalau belakangan ini kamu sering bersama Mark, benar?"


Mata Donghyuck melebar mendengar pertanyaan itu, tapi lalu dia mengangguk kecil.


"Kalau begitu, apa kamu tau tentang apa yang dia lakukan saat ulangan?"


Sial sekali Mr. Choi dan ruangannya yang dingin, Donghyuck merasa agak grogi, takut membeberkan rahasia antara Mark dengannya.


"Saya tidak tau," jawab Donghyuck, berusaha membuat suaranya se-stabil mungkin, "Kak Mark tidak seangkatan dengan saya, dan kami hampir tidak pernah membicarakan soal pelajaran sekolah."

Time Controller | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang