Chapter 30

11.6K 1.3K 283
                                    


Seorang lelaki membuka gerbang rumahnya yang entah kenapa tidak digembok. Lampu depan yang biasanya selalu menyala ketika langit mulai gelap juga dibiarkan mati. Lelaki yang masih mengenakan seragam sekolahnya itu lalu membuka pintu rumahnya yang tidak dikunci, dan tidak menemukan tanda-tanda ada orang di dalam rumah.


Donghyuck, lelaki berpipi tembam itu, kemudian menekan tombol lampu yang terletak tepat di samping pintu depan. Dia menyipitkan matanya, membiasakan diri dengan cahaya terang yang menusuk.


Donghyuck lalu mengamati ruang tamu rumahnya dan menangkap pemandangan yang janggal. Ada sebuah vas bunga di atas rak yang disandarkan pada tembok. Dalam vas keramik berwarna biru langit itu berdiri bunga matahari yang seingat Donghyuck harusnya sudah mengering. Tapi ketiga batang bunga tersebut masih terlihat segar dan berdiri tegak di sana.


Tanpa menutup rapat pintu rumahnya, Donghyuck berjalan menuju rak tersebut dan menyentuh kelopak bunga tersebut. Bunga ini benar-benar masih hidup.



"Hyuck?"



Donghyuck tidak pernah menolehkan kepalanya secepat ini sebelumnya. Tapi saat dia berbalik badan, sikunya tak sengaja menyenggol sebuah barang yang diletakkan di samping vas bunga.


Donghyuck memejamkan matanya dan menunggu beberapa detik, tapi dia tak kunjung mendengar suara benturan antara barang tersebut dengan lantai. Donghyuck lalu membuka kembali matanya dan melihat sebuah kamera melayang di udara tepat di samping tubuhnya. Kamera Kak Johnny.


"Kak Mark?"


Donghyuck melihat sosok yang dikenalnya berdiri di dekat tangga. Dia menatap lelaki yang lebih tua dengan heran karena Mark sudah ada di dalam rumahnya sebelum dia datang, mengenakan seragam sekolah dengan bercak kotor dan sebuah topi lebar di kepalanya.


"Aku tidak mau kamu mengkhawatirkanku, Hyuck. Maaf, aku tidak pernah jujur padamu sejak awal."


Donghyuck menatap Mark bingung, dia berjalan selangkah mendekati Mark untuk melihatnya lebih baik karena wajahnya tertutup bayangan topi. Tapi sesaat kemudian sorot matanya berubah, Donghyuck menatap Mark dengan tatapan horor.


Ketika Mark menurunkan topi yang dikenakannya, yang Donghyuck sadari adalah milik The Black, Donghyuck melihat luka baret di sisi kiri pipi Mark, dan luka baret lain di lengannya, dan juga celana panjang sekolahnya yang sobek dengan beberapa bercak darah di permukaannya.


"Kak...," Donghyuck maju selangkah lagi, ingin mengecek keadaan Mark, tapi lelaki yang lebih tua mundur selangkah.


"Sampai jumpa, Hyuck."


Donghyuck lalu mengulurkan tangannya, hendak meraih Mark, tapi lelaki itu malah berbalik dan berjalan naik ke tangga.


"Kak Mark," panggil Donghyuck, dan dihadiahi dengan hening dari Mark.


Time Controller | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang