Chapter 12

11.4K 1.7K 128
                                    


Donghyuck tidak bertemu dengan Mark lagi setelah perbincangan di tribun futsal enam hari yang lalu. Well, tidak bisa dibilang tidak bertemu juga sih, karena Donghyuck masih melihat Mark saat rapat harian panitia pekan olahraga. Tapi mereka hanya saling menyapa singkat dan tidak mengobrol lama. Donghyuck juga tidak berharap Mark mengajaknya mengobrol lagi atau menawarinya tumpangan pulang karena dia tau kakak kelasnya itu sedang sibuk. Selain harus mengurus acara pekan olahraga, Mark juga ikut bertanding sehingga dia harus menyusul ketertinggalan beberapa kelas.


Untungnya hari ini sudah hari pertandingan final. Sesudah ini, mulai dari hari Senin minggu depan, rutinitas kegiatan belajar-mengajar yang membosankan akan kembali berjalan seperti biasa.


"Haechan! Di sini!" Donghyuck mendengar temannya menyerukan namanya.


Yang dipanggil menyipitkan matanya, berusaha mencari temannya di antara penonton yang sedang duduk. Donghyuck lalu menemukan Seungkwan melambaikan tangannya dari baris ketiga dari depan. Setelah duduk di tempat yang sudah dibooking oleh Seungkwan, Donghyuck baru menyadari keberadaan Johnny dan teman-teman Mark yang lain duduk di barisan depannya. Mereka meneriakkan nama Mark kencang sekali, padahal pertandingan belum dimulai.


Donghyuck mengernyit heran melihat makanan yang ada di pangkuan Seungkwan, "menonton pertandingan badminton rasa menonton bioskop?"


Seungkwan mengunyah popcornnya santai dan balik mencibir Donghyuck, "kau minum es batu di musim gugur?"


"Suka-suka," balas Donghyuck sambil mengaduk minumannya, "fruit punch ini enak sekali."


"Terima kasih."


"Kenapa kau berterima kasih?" tanya Donghyuck bingung.


"Karena aku yang membuat fruit punch ini?" balas Seungkwan.


"Bukan, kok! Bibi Park yang membuat ini."


"Tapi aku yang membuat resepnya!" balas Seungkwan lagi.


Donghyuck menggoyangkan jari telunjuknya di depan wajahnya, "tetap buatan Bibi Park."


"Bibi Park membuatnya sesuai resep buatanku."


Donghyuck menghela napas lelah, "ya, oke, kau yang membuat resep es batu di musim gugur."


Seungkwan tidak menyangka Donghyuck akan membalikkan kata-katanya, "Haechan!" Sungguh kasihan orang-orang yang duduk di sekeliling duo berisik ini. Kalau mereka sedang duduk di dalam bioskop, mungkin penonton lain sudah melemparkan gelas cola agar mereka diam.


Jadi, Mama Seungkwan yang mengelola restoran keluarganya menyewa satu kios di bazaar sekolah dan menjual makanan serta minuman di sana. Bibi Park, salah satu karyawan yang bekerja di restoran Mama Seungkwan-lah yang berjaga di kios tersebut selama seminggu ini.


Pertengkaran tidak jelas itu akhirnya berakhir saat komentator pertandingan badminton yang duduk di pinggir lapangan mengumumkan bahwa pertandingan akan dimulai. Lawan Mark adalah seorang lelaki tingkat dua dari sekolah yang juga langganan juara badminton antar daerah. Karena tahun ini adalah tahun terakhir Mark di sekolah ini, banyak orang mengharapkannya membawa piala nomor satu untuk sekolahnya.

Time Controller | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang