Prolog

872 67 89
                                    

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

Namaku Nathalie Katarina Beryl. Puji Tuhan, bulan depan natal akan segera datang. Itu berarti tahun ini usiaku genap 29 tahun. Aku bekerja sebagai Assistant General Manager di salah satu hotel bintang lima di kota kelahiranku, Bandung.

Saat ini, aku dalam keadaan sangat sehat dan sangat stabil. Jika melihat beberapa tahun ke belakang, aku tak lebih dari mayat hidup yang tak punya tujuan. Aku pernah menikah—dengan pria yang salah—saat usiaku baru saja menginjak angka dua puluh empat tahun.

Pria pertama yang membuatku jatuh cinta, sekaligus pria pertama yang memberiku tekanan hebat hingga aku mengalami depresi berat dan berlabel "people with mental disorders".

Pernikahan kami tak bertahan lama, awal pernikahan semua baik-baik saja. Berkenalan dan saling mengenal pun tak membutuhkan waktu lama, hanya hitungan dua bulan dan dia langsung menikahiku.

Namun, di tiga bulan pernikahan kami, semua sifat buruk mantan suamiku yang tidak aku ketahui terkuak perlahan. Selama dua bulan saling mengenal, menurut penilaianku, dia pria yang hangat, dewasa, dan mengayomi. Bodohnya aku yang percaya semua topeng yang dia kenakan kala itu.

Dia selalu berkata, "Aku mencari istri yang tidak sekadar menerimaku, tapi juga nerima anakku. Aku membutuhkan wanita yang bisa memberikan kasih sayang sebagai ibu untuk anakku, karena sejak kecil dia tidak dapatkan dari ibu kandungnya. Ibu kandungnya meninggalkannya."

Hatiku tersentuh, dia adalah pria baik yang dicampakkan oleh wanita bodoh. Pikiranku kala itu tentang mantan istrinya. Namanya Grizelle Krystalia Jovanka. Namun, aku tidak sampai membenci wanita yang telah memberinya putri. Aku berhubungan baik dengannya, bahkan wanita itu banyak membantuku dalam urusan putri kami.

Bolehkah aku menyebut dia putri kami? Aku berani bersumpah, anak perempuan dengan rambut ikal, berwajah oval, dan kulit putih itu sangat aku sayangi. Aku jatuh cinta padanya lebih dahulu, ketimbang dengan ayahnya.

Aku berhutang banyak pada Kak Krystal, begitu aku menyebut namanya. Dia biasa dipanggil Jovanka, tapi aku suka dengan nama depannya. Hanya aku yang memanggilnya begitu. Dia tidak keberatan dengan panggilan dariku, meskipun terdengar berbeda dari kebanyakan.

"Mami!"

Itu suara putriku, meski usianya sudah delapan tahun, bagiku dia tetap saja bayi. Namanya Adelaide Hadara Abraham. Dia biasa kupanggil Abel, yang berarti napas. Dia adalah bagian napasku yang lain. Ya, aku tahu, aku kadang suka berbeda dalam memanggil nama orang, tapi aku punya alasan tersendiri.

"Iya, Sayang. Mami denger, kok. Ngomongnya pelan-pelan aja, ya," sahutku padanya, Abel sudah mengambil posisi duduk di pangkuanku.

"Mami, papi udah nungguin, katanya ayo jalan-jalan."

"Turun, dong, kalo mau jalan-jalan, mami mau siap-siap dulu."

Papi yang dia maksud bukan ayah kandungnya, melainkan pria yang sudah mengisi hatiku satu tahun ini, pria sabar yang mendampingiku menjalani hidup saat masa-masa sulit.

Kami belum menikah, aku masih sedikit trauma dengan pernikahan. Dia mengikatku dengan tali pertunangan. Dia si pemberi tumpuan baru dalam hidupku. Dia, Gavriel Benedict Kenneth. Pria yang memakai bracelet berhiaskan Liontin Gospel Of John yang bertuliskan salah satu ayat Alkitab. John 6 : 63

"Sayang, sudah siap?"

Baru saja disebut, orangnya sudah menyembulkan kepala di balik pintu. Aku menarik senyum ke arahnya, anak kecil itu berlari ke arahnya papinya dan mengadu pada sang pawang.

"Papi, mami lama. Abel udah nggak sabar mau jalan-jalannya," adu Abel dengan sedikit merengek.

Kebiasaan Abel, jika sudah bersama Mas Ken, pasti mengeluarkan seluruh sisi manjanya. Mas Ken pun sama, selalu memanjakannya.

Masih mau mendengar kisahku? Di lain kesempatan akan kuceritakan semua tentangku si pengidap gangguan mental, si wanita yang selalu dikatakan gila dari mantan suami.

"Perempuan gila! Aku menikahi orang gila. Dia tidak pantas jadi seorang ibu." Kalimat yang sama saat dia ditanya kenapa rumah tangga kami berujung perceraian.

" Kalimat yang sama saat dia ditanya kenapa rumah tangga kami berujung perceraian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanjung Enim, 01 Okt 2020
Republish, 15 November 2023

RinBee 🐝


Face claim unlocked!

Exo Sehun as Gavriel Benedict Kenneth.

Trapped in DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang