13. 🥀 Kejutan

53 1 0
                                    

🥀🥀🥀

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🥀🥀🥀

"Kejutan!"

Aku terbelalak saat membuka pintu kamar, ada Mas Abra di belakang pintu. Belum lagi bocah cantik itu sudah tertawa bahagia sekali digendong ayahnya.

Benar-benar membuatku terkejut bukan main, pasalnya pria itu bilang akhir pekan akan ke Bandung, bahkan setengah jam lalu sebelum aku keluar kantor dia sempat menelepon. Jadi, telepon tadi sudah ada di kamar? Pantas saja saat aku ubah menjadi panggilan video, ditolak olehnya. Alasannya karena banyak orang di sekitarnya.

"Happy birthday, Sayang." Mas Abra mengambil kotak di nakas samping tempat tidur kami.

Aku benar-benar terharu, Mas Abra ke Bandung cuma mau merayakan hari lahirku. Rasanya ingin menangis saja, benar-benar tidak menyangka ulang tahunku tahun ini dirayakan dengan status istri dari Miguel Abraham.

"Mas ...."

Aku sudah tidak bisa membendung rasa haru yang sejak tadi memenuhi kelopak mataku. Benar-benar cengeng, aku menangis seperti anak kecil seraya memeluk pinggang Mas Abra, wajahku bersembunyi di ceruk lehernya. Tangan Mas Abra yang bebas dari kue ulang tahun mengusap punggungku dengan lembut.

"Kenapa nangis? Nggak suka kuenya? Atau Mas salah apa?"

Aku menggeleng, Mas Abra tidak salah apa-apa. Aku saja yang tiba-tiba ingin menangis karena terlalu terharu, seumur-umur aku tidak pernah menangis saat diberi kejutan, baik dari mantan pacar atau keluargaku. Saat dikerjai oleh teman-temanku di hari ulang tahun pun aku tidak menangis.

"Make a wish dulu, ayo."

"Make a wish, Mami. Ayo, Mami."

Aku menguraikan pelukan, mengusap sisa butiran bening di sudut mataku. Kulihat putriku sudah melompat-lompat kegirangan, Mas Abra mematik korek dan menyalakan lilin-lilin kecil yang tertanam di permukaan kue dengan bentuk paling cantik.

Semua lilin sudah menyala, aku mengepalkan tangan dan menutup mataku. Biar doa kuucapkan dalam hati saja.

Tuhan, hari ini aku merayakan ulang tahunku, tak lupa aku juga mengangkat doa bagi orang-orang yang berarti bagiku. Berkatilah keluargaku dengan limpahan kesehatan, damai, dan sukacita. Terima kasih banyak, Tuhan, berkatmu selalu hadir di setiap momen hidupku. Engkau memberi penghiburan dan melalui kasih-Mu yang luas. Engkau adalah sumber kekuatanku.

"Amin." Aku membuka mata dan meniup lilin-lilin kecil itu hingga tidak ada yang menyala lagi.

"Panjang banget doanya, emangnya doa apa aja, sih?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trapped in DelusionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang