song: Park Won - Try
ENJOY READING
WARNING TYPO
Hamparan pasir putih masih mengingat jika pernah terjadi sebuah perjanjian tepatnya sang pembuat sedang berjalan melewatinya. Langkah kakinya terasa begitu ringan dengan jas yang ia jinjing.
Sorot matanya tersimpan sejuta rasa terpendam, benar jika cinta itu penuh pengorbanan. Untuk cinta pertama yang hilang dan juga kisah yang lain terkubur bersama kecemasan. Yang dia ketahui hanya ungkapan penuh rindu untuk cintanya.
Awalnya dimulai dengan rasa takut, ia ingin mencintai, ia ingin dicintai namun kabut gundah dihatinya terlampau menyakitkan walau hanya untuk diredam. Ingin sekali ia memeluk wanita itu. Ingin sekali ia bertatap wajah, tersenyum, menangis dan tertawa bersama tapi sayang wanita itu memilih pria lain.
Jeongguk mendudukan dirinya dipasir sambil memperhatikan ombak, mungkin ia akan segera pergi dari kehidupan monoton ini, ia memilih untuk menjauh dan bila perlu hilang selamanya dari hadapan sang kakak maupun istrinya. Kecemburuan Taehyung terhadapnya telah menutup semuanya hal baik.
Jeongguk hanya dapat tersenyum tipis, kala ia mengingat kepingan kenangan kecil saat bersama sang kakak, semuanya hal yang diberikan padanya adalah hal yang Taehyung tolak. Kepada siapa lagi sang ayah akan mewariskan semua propertinya jika bukan kepada kedua putranya namun sayang sisulung menolah, dengan berat hati Jeongguk membahukan dirinya untuk memikul sengala tangung jawab besar itu.
Taehyung buta akan itu, ia membenci Jeongguk walapun sebenarnya dia yang salah. Ia benci perhatian orang tua melupakan fakta jikalau dirinya yang membuang. Menyalah Jeongguk atas semuanya termasuk merampas kekuatan Jeongguk. Taehyung memang merasa menang namun pada akhirnya ia akan hampa.
Ia merogoh koceknya masih tersimpan dengan rapi kotak hitam berisikan cincin itu. Ia tersenyum kecil, malam itu ia mendengar jika wanita yang tidur denganya merindukan sang kakak, padahal besoknya ia ingin memberikan cincin itu melawar Yerim secara sah.
Namun lagi - lagi ia harus menelan pil pahit, kini cintanya sudah berbanding terbalik. Dan ia telat untuk menyadari itu.
Malam semakin larut laju mobil yang ia pacu sangat cepat, ia sampai diapartemennya mendudukan diri dikasuh. Oh sungguh pria itu terlihat menyedihkan sekali.
" aku perlahan mengerti kenapa Poseidon memilih untuk berdiam dibawah laut, bukan karna ia tak mampu untuk bertahta dilangit hanya saja cinta terlalu menyakitkan untuk ditonton" setelah menbaca kutipan dibukunya Jeongguk tersenyum kecil
" ah menyakitkan, sampai saat ini aku masih tak mngerti..." ia merebah dirinya dikasur sambil memandangi foto hitam putih diposelnya.
" hey,bilang pada ibumu jika ayah sangat ingin bertemu. Ayah sangat merindukanya.. tapi saat kau melihat dunia nanti ayah akan sebisa mungkin untuk bersamamu karna kau punya ayah yang lain, ayah harap kau mengerti.. Jeonsa " ia kembali tersenyum lebar.
9 bulan sudah sejak ia dinyatakan hamil oleh dokter itu artinya sebentar lagi ia akan melahirkan yerim senang bukan main namun, semakin mendekati harinya semakin ia meindukan Jeongguk. Oh tunggu rasa apa ini. Bukahkah ia sudah bahagia bersama seorang Taehyung lalu kenapa ia merindukan yang lain.
Malam semakin larut, ia mengelus perutnya sambil memperhatikan wajah Taehyung. Tak lama tetes bening mengalir dipipinya rasanya sesak sekali.
" aku mencintaimu tapi aku merindukan orang lain...? " Yerim menghapus air matanya.
****
Ruangan yang tadinya hening bersama dengan raut cemas berubah menjadi haru dan juga bising dengan tangisan bayi diruang persalinan, kedua wanita paruh baya itu saling berpeluk dan juga 2 ayah itu saling tersenyum penuh kebahagian.
" oh bayinya sudah lahir..." celetuk tuan Kim.
Perawat keluar bersama Taehyung yang tersenyum cerah, oh dia sudah menjadi seorang ayah sekarang dengan wajah sumringah itu terbawa bersama pelukan hangat yang ia berikan pada sang ayah.
" aku sudah menjadi seorang ayah.. " ia tersenyum menatap sang ayah yang masih tersenyum sumringah
Bayi merah yang terbungkus kain itu dibawa ke ruang khusus untuk dibersihkan, tatap seseorang mengikut manusia mungil itu, iya tersenyum tipis lalu meminta seorang perawat untuk mengambil fotonya.
Jeongguk tersenyum kecil, ia mengusap layar ponselnya. Jeonsa nya sangat cantik persisi sang ibu. Mungkin sudah sampai waktunya untuk ia pergi meninggalkan semuanya termasuk buah hatinya yang ia ketahui dari sosok yang selalu menentangnya untuk bersama Yerim.
Mungkin Seokjin terdengar sangat jahat, namun dibalik semua itu ia tak ingin melihat Jeongguk untuk kembali kedalam jurang, cukup sekali saja saat Jeongguk kehilangan Saejong sebagai seorang dokter Seokjin ia sangat mengeri sikis seseorang termasuk Jeongguk yang mungkin akan hancur tak bersisa.
Jika saja ia membiarkan Taehyung bertindak lebih jauh, mungkin Jeongguk yang sekarang akan benar benar lenyap dari dunia.
" maafkan aku terkesan memaksamu untuk meninggalkan Yerim.." Jeongguk tersenyum tipis
" tak masalah hyung, aku hanya perlu belajar untuk menjadi yang terbaik. Dan ya tolong kirimkan foto Jeonsaku setiap hari.. sampai aku kembali.." Seokjin hanya menganguk saja
Alasan Yugyeom untuk membukam mulutnya adalah dikarna ia juga tak ingin jatuh pada jurang yang sama. Ia juga tak ingin Yerim sakit, ia membiarkan saja semuanya berjalan seperti bagaiamana mestinya.
Mungkin kehidupan yang indah itu perlu pelajaran dari kehidupan terdahulu.
Lalu lalang orang memenuhi bandara dalam tatapan terakhirnya Jeongguk hanya berharap jika ia kembali nanti Yerim sudah menyadari jika citraan kisah cintanya hanya untuk wanita itu.
TBC or NAH
maaf ya dikit, jadi bingung gw selesain booknya ekekek....
makasih ya udah baca, love you bro..
KAMU SEDANG MEMBACA
(JUNGRI) Platinum RING
FanfictionKetika rasa itu datang, tak akan ada yang bisa memprediksi apakah rasa yang telah tertanam itu menjadi benih yang menumbuhkan sebuah hubungan. terkadang beberapa hal terpikir olah otak tak sesuai dengan jalannya hati. Namun sebuah rasa yang dicipt...