song: Lucid Dream - Monogram
ENJOY READING
Perputusan sepihak menjadi dimensi lain saat ini, Jeongguk terlihat kacau untuk beberapa saat. Ia hanya mendudukan tubuhnya dikursi kebesarannya sambil menatap batang cincin yang tersemat dikotak beludru itu.
Argument demi argument berputar di otaknya, apakah Taehyung dendam..? apakah Taehyung ingin ia jatuh ke dasar. Harusnya dia yang marah, Harusnya Jeongguk yang berbuat demikian, namun karna beberapa alasan yang selalu ia pengang Jeongguk memilih mundur dan menonton saja.
" kau pikir aku sengaja meninggalkanmu dihutan hyung, kau pikir mudah bagiku kehilangan wanita yang kucintai terlebih aku tau penyebabnya adalah kau. Aku hanya diam hyung selama 6 tahun ini aku hanya diam dan menerima asumsi orang lain jika kekasihku murni bunuh diri" Jeongguk terkekeh pelan
" lalu kini kau datang bak pangeran untuk dia yang sama sekali belum masuk kedalam hatiku" kembali Jeongguk bergumam kecil
" aku ingin mewujudkan mimpiku hyung dan kita lihat sampai mana kau akan bertindak.." ia berdiri lalu menutup kotak cincin itu dan menyimpannya dilaci meja kerjanya.
Jimin menatap wanita berbaju hitam itu sambil tersenyum penuh arti, rambut panjang yang tergerai menyembunyikan leher jenjang yang indah untuk dipandang. Seorang Bae Irene tengah berhadapan dengan dirinya.
" jadi..?" Jimin menaikan satu alisnya
" apa Jim, bagaimana lagi. Kurasa Jeongguk mundur.." jawab Irene menganduk lemon tea nya
" haha, semudah itu.." Irene mengangkat bahunya acuh
" lagipula Jim apa untungnya melihat 2 orang itu.." Jimin tersenyum kecil
" hanya untuk kesenangan saja, " Irene meroll matanya malas
" kau sama saja seperti Taehyung, berkedok wajah manis " Jimin terbahak
" kau paham nona Bae, "
" Jim, kau benar – benar melepas Yerim bukan..? tak berniat untuk memilikinya lagi..?" Jimin menghela nafas
" kau pikir kenapa aku kembali ke Amerika ..?" Irene tersenyum tipis
" jangan sungkan jika perlu sesuatu.." Jimin hanya menganguk saja
****
Taehyung berjalan memasuki rumah mewah keluarga Kim, langkahnya sedikit lamban namun tegas. Raut wajah yang tegas menambah spekulasi di otak Yugyeon. Untuk apa pria yang pernah menculiknya itu kemari..? ditengah pertayaan itu senyum ramah Seokjin menyambut Taehyung membuyarkan Yugyeom.
Pria Kim itu merangkul Taehyung lalu mempersilkan Taehyung untuk duduk disofa tamu. Yugyeom masih terdiam ditempat.
Pembicaraan ringan masih terdengar seru namun ia masih enggan untuk bersitatap dengan pria itu. Sampai dimana Taehyung melempar senyum padanya.
" oh sudah datang.." tuan Kim mengintrupsi
Taehyung berdiri lalu membungkuk memberi salam pada yang lebih tua. Tuan Kim hanya tersenyum saja lalu mempersilakan Taehyung duduk kembali diikuti oleh dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
(JUNGRI) Platinum RING
FanfictionKetika rasa itu datang, tak akan ada yang bisa memprediksi apakah rasa yang telah tertanam itu menjadi benih yang menumbuhkan sebuah hubungan. terkadang beberapa hal terpikir olah otak tak sesuai dengan jalannya hati. Namun sebuah rasa yang dicipt...