Sepatu hak warna hitam ini berputar arah, dia betul-betul heran, kemarin dia yakin sekali kalau isi staples ada dibagian sini, namun sekarang nihil.
"Cari apa kak?" seorang pramuniaga cantik mendekatinya dan Jenna mengutarakan keinginannya.
"Oh maaf kak, tapi untuk ATK sebagian sedang dipindahkan ke lantai atas karena disini sedang ada perbaikan," Jenna mengangguk sopan, dia tentu saja malas untuk naik ke atas.
Akhirnya dia kembali turun dan berencana untuk ke gerai Moonbuck yang ada di Mall ini.
Demi apapun, ini weekend dan dirinya hanya sebatangkara berdiri di elevator ini.
Jenna memilih melihat ponselnya. Semenjak kedatangan Bram banyak sekali tugasnya yang hilang karena Soesdjito tak begitu sering ke kantor. Jenna mulai pusing apa yang nanti dia kerjakan kalau Soesdjito menggulingkan kekuasaannya untuk putranya, sedangkan dia melihat Bram jauh lebih nyaman berinteraksi dengan Kahitna dan sejauh ini Jenna melihat peningkatan kinerja dari Kahitna.
Kahitna naksir Bram?
Jenna langsung menepis pikirannya, tidak mungkin. Kahitna selama lima tahun ini tidak pernah membicarakan pacarnya, kecuali fakta bahwa mereka LDR. Dan Jenna sungguh tidak peduli. Namun kini dia menyesal harusnya dia lebih peduli kepada tremannya itu, jadi mungkin saja weekend ini dia tiddak sendirian dan barangkali, dia dan Kahitna sedang hang-out bersama.
Terbesit pikiran untuk mengundang Kahitna ke rumahnya atau tiba-tiba dia yang mendatangi rumah Kahitna, tapi Jenna tipe orang yang tidak suka sesuatu yang impulsif, kecuali itu darurat.
Sepertio sekarang, dia harus berpura-pura keseleo untuk sedikit menundukkan pandangan.
Sial! Banyak mall dipejuru Batavia kenapa dua orang yang sudah masuk daftar blacklistnya harus lewat dan pamer romansa yang dulu pernah jadi miliknya.
Jenna berbalik, dan kini dia semakin serius menekuni ponselnya.
Baru ini dia mengeluh karena tidak ada 'penugasan' apapun dari Soesdjito. Hal yang terakhir dia lakukan untuk atasannya hari ini hanyalah reservasi restoran dan itu hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk menyelesaikannya.
Otak Jenna mampet, satu-satunya ide yang terlintas hanyalkah menelfon Kahitna sambil cepat-cepat melewati pasangan laknat ini.
"Jenn, sorry gw lagi ada dinner sama bonyok, ntar gw telfon lagi ya," Kahitna tanpa babibu menjelaskan di menit pertama telfon tersambung.
"Dua menit lagi baru lo tutup, please..." Jenna berbicara lirih.
Sumpah sekarang dia keringat dingin poadahal belum tentu Dirga dan Arneeta melihatnya karena sepasang kekasih itu tentu saja sedang memilih gaun yang lucu atau yang diskon mungkin?
"Jenn, lo gapapa?" Kahitna bersuara khawatir.
Tapi dasar Jenna, sesudah dua menit dia menutup telfonnya tanpa basa-basi.
***
Kahitna berkacak pinggang di depan sofa ruang tamu Jenna. Dia khawatir dan cemas. Sebaliknya, ketika dia memencet bel rumah justru Jenna berteriak agar menaruh orderannya di meja balkon.
"Lo kira gw ojol? Sembarangan aja!" Kahitna yang kesal segera menaruh ponsel yang digenggamnya ke atas meja.
"Sofa lo baru?" Kahitna jadi memperhatikan skeliling rumah jenna.
Benar juga, rumah ini seperti baru direnovasi, masih banyak furniture yang digeletakkan begitu saja.
"Why you change a lot off the furniture? Jenn, lo nggak mungkin sedesperate itu kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT YOUR BRIDE
ChickLitSewindu menjadi babu untuk pacarmu belum tentu dia mau menjadi pendampingmu. Jenna, wanita cantik, tangan kanan bos di perusahaan properti merasa dikhianati pacarnya sendiri. Delapan tahun jungkir balik bersama hanya berakhir menjadi pesuruh belaka...